Categories: PascaPersalinan

Inilah Alasan Mengapa Pengawasan Pasca Persalinan itu Penting

Ketika Bunda baru selesai melahirkan, jangan terkejut mendapati adanya cairan kemerahan dari vagina. Keluarnya cairan bercampur darah umum terjadi selama saluran kelahiran serta mulut rahim berada di dalam masa penyembuhan. Darah bercampur gumpalan mungkin akan terus keluar selama tiga hingga enam minggu setelah kelahiran, dengan jumlah dan frekuensi semakin jarang.

Masalahnya, bagaimana jika pendarahan yang terjadi terlalu banyak?

Penyebab Pendarahan setelah persalinan

Ibu hamil biasanya bisa kehilangan maksimal 15 persen darah tanpa mengalami gangguan kesehatan, terutama karena rahim yang mengembang mengandung banyak darah, dan akan dipompa kembali ke tubuh Bunda saat melahirkan. Walau keluarnya darah setelah persalinan sangat wajar, tetapi terkadang pendarahan hebat bisa terjadi. Hal ini bisa menimbulkan gejala-gejala anemia dan bahkan kematian.

Ada beberapa sebab mengapa pendarahan hebat pasca persalinan bisa terjadi, contohnya kegagalan kontraksi maksimal otot-otot rahim, adanya serpihan plasenta tertinggal di dalam rahim, hingga robeknya saluran kelahiran (birth canal). Risiko perdarahan hebat cukup besar jika Bunda mengalami persalinan panjang, melahirkan bayi besar, diinduksi obat, ditangani dengan forsep, atau harus menjalani bedah Cesar.

Kondisi bawaan seperti anemia juga bisa meningkatkan risiko pendarahan. Bunda harus memberi tahu dokter jika memiliki anemia, agar dokter dan perawat bisa menyesuaikan tindakan.

Penanganan untuk Pendarahan setelah Melahirkan

Karena adanya risiko pendarahan, Bunda harus selalu diawasi setelah persalinan. Dokter atau bidan akan memeriksa kondisi pendarahan, serta memutuskan tindakan apa yang akan diberikan.  Biasanya, dokter akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Memeriksa kondisi jaringan panggul dan rahim.
  • Meresepkan obat-obatan seperti oxytocin atau prostaglandins.
  • Mengeluarkan sisa jaringan plasenta yang masih tertinggal di rahim.
  • Jika parah, melakukan pembedahan untuk mengetahui penyebab pasti pendarahan.
  • Pembedahan untuk membuang rahim. Hal ini biasanya menjadi solusi terakhir setelah semua metode gagal.

Untuk mengurangi risiko pendarahan, pastikan Bunda merencanakan kelahiran dengan baik sejak awal. Konsultasilah dengan dokter, dan pastikan menyiapkan keberangkatan ke rumah sakit dengan baik menjelang minggu persalinan. Hal ini untuk memastikan Bunda mendapat pengawasan dan penanganan terbaik.

Ingin informasi lebih lanjut tentang kelahiran? Jangan lupa unduh aplikasi Sehati di Google Play Store dan App Store. Ikuti juga halaman Facebook dan Instagram Sehati.

dr. Ari Waluyo, SpOG

Dokter spesialis kebidanan sekaligus juga founder Sehati TeleCTG. Lulusan Spesialisas Obstetri dan Ginekologi dari Fakultas Kedokteran UI ini sekarang berpraktik di Mayapada Hospital dan RS Agung, keduanya di Jakarta Selatan.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago