Categories: ParentingPsikologi

Bunda, Ini Lho 4 Tips untuk Mengajari Balita Berpuasa

Sebagai orang tua, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengenalkan anak pada agama yang dianut. Meskipun anak usia dini secara syariat belum diwajibkan untuk melakukan kegiatan beribadah, tidak ada salahnya jika kita mulai mengajarkan anak dan membiasakan mereka untuk melakukan kegiatan keagamaan. Berpuasa misalnya.

Bulan Ramadan seperti sekarang ini merupakan momen yang tepat untuk membiasakan anak usia di bawah 5 tahun melakukan kegiatan beribadah sekaligus belajar tentang disiplin. Nah, bagi Bunda yang masih ragu tentang bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan balita puasa, berikut 4 tips bermanfaat sebagai referensi:

Tidak Memaksa

Agar anak tidak merasa tertekan, buatlah suasana yang menyenangkan pada saat sahur atau berbuka puasa. Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam menyiapkan meja makan dan hidangan untuk dimakan bersama, atau bacakan kisah-kisah hebat 25 Nabi setiap selesai salat berjamaah.

Baca juga: Ini Langkah Memilih Stroller yang Tepat untuk Traveling

Anak usia dini sangat antusias dengan pengalaman baru, jadi jangan pernah memaksa mereka untuk melakukan hal yang sebenarnya belum terlalu wajib dilakukan. Jadikan pengalaman puasa pertama mereka positif, agar tahun depan anak termotivasi untuk melakukan kegiatan berpuasa dan ibadah-ibadah lainnya.

Lakukan Secara Bertahap

Saat pertama kali belajar, jangan memaksa balita puasa seharian penuh. Sebagai langkah awal, Bunda bisa mengajari anak berpuasa selama 3 hingga 4 jam saja. Jika setelah beberapa hari mereka terlihat kuat untuk berpuasa, tambah jam puasanya menjadi lebih panjang hingga jam 12 siang.

Lakukan hal ini di tahun pertama puasa anak usia dini agar mereka tidak merasa tertekan. Selain dapat melatih kekuatan tubuhnya, kegiatan pembiasaan yang bertahap juga bisa membuat anak beradaptasi dan terbiasa dengan kegiatan puasa. Sehingga tahun depan, mereka akan termotivasi untuk melakukan puasa tanpa paksaan.

Berikan Reward

Hargai setiap usaha yang dilakukan balita meskipun hanya sedikit. Berikan mereka reward (hadiah) jika hari itu anak dapat berpuasa—meski tidak sehari penuh. Jika tidak, jangan pernah mematahkan semangat mereka dengan mengejek atau mengungkit ketidakberhasilannya. Bimbing mereka untuk tetap bersemangat dalam menjalankan puasa tanpa merasa tertekan.

Lihat juga: Joy Parenting: Cara Asuh Lintas Generasi

Agar anak tetap bersemangat, berikan reward sederhana seperti menyajikan masakan favorit mereka saat buka atau sahur. Jangan lupa untuk senantiasa memberi pengertian, bahwa hadiah yang terbaik adalah pahala dari Allah sehingga anak tidak mengonotasikan puasa dengan uang, mainan, atau barang-barang berharga lainnya.

Jadilah Teladan yang Baik

Selelah apapun kita setelah beraktivitas seharian saat sedang berpuasa, hindari mengeluh atau memasang muka masam di hadapan anak. Tunjukkan pada balita bahwa puasa adalah hal yang menyenangkan dan kita masih bisa melakukan banyak hal meskipun seharian tidak makan dan minum. Jangan sampai hanya gara-gara ekspresi kita, anak menjadi tidak bersemangat dan mengaitkan puasa dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.

Seiring bertambahnya usia, anak usia dini akan mengerti makna dan tujuan berpuasa yang sesungguhnya. Jadi, jangan pernah lelah untuk memberi teladan dan contoh yang baik bagi balita Bunda.

Nah, Bunda, sudah siap mengajari balita puasa tahun ini? Supaya tidak ketinggalan informasi tentang parenting dan perkembangan balita, jangan lupa untuk follow, like, dan share Sehati di Facebook dan Instagram ya. Jangan lupa juga untuk mengunduh aplikasi smartphone Sehati via Google Play Store dan Apple Store. Semoga bermanfaat.

Nadia Amelia Putri, S.Psi., M.Psi

Nadia Amelia Putri adalah psikolog yang berpraktik di Cahaya Psikologi Indonesia. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan strata satu psikologinya di Universitas Paramadina. Ia kemudian mengambil pendidikan profesi klinis dewasa dan memperoleh gelar psikolog dari Universitas Tarumanegara. Selain aktif berpraktik sebagai psikolog, Nadia Amelia juga aktif terlibat dalam sejumlah organisasi. Salah satu organisasi yang ia ikuti adalah Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia. Tak hanya itu, saat ini ia juga menjabat sebagai sekretaris di Himpunan Psikologi Banten.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago