Categories: MenyusuiTips

Tips Menyusui dengan Sukses pada 48 Jam Pertama Setelah Melahirkan

Sekitar 48 jam pertama setelah proses persalinan berlangsung, bayi akan mulai belajar menyusu. Walaupun belum berlangsung sempurna, proses ini ternyata sangat penting. Melalui proses menyusui tersebut, bayi bisa memperoleh kolostrum yang keluar dari payudara ibu beberapa jam setelah melahirkan.

Kolostrum adalah cairan kekuningan yang berguna untuk melindungi bayi sebelum sistem kekebalan tubuhnya berfungsi dengan baik. Nah, untuk mendapatkan hasil yang optimal, berikut tips menyusui secara efektif selama 48 jam kelahiran.

Menerapkan Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) menjadi salah satu kunci yang berperan dalam kesuksesan Bunda ketika menyusui si kecil. IMD diterapkan dengan cara meletakkan bayi baru lahir di dada atau perut Bunda, untuk kemudian bayi dapat mencari sendiri sumber air susu ibu dan menyusu.

Proses IMD tersebut akan memicu pengeluaran kolostrum dari payudara Bunda, sekaligus memicu refleks isap bayi di awal proses menyusui. Mengingat pentingnya peran menyusui dan IMD, World Health Organization (WHO) merekomendasikan prosedur ini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi lahir.

Bantu Bayi untuk Menyusui

Pada dasarnya, bayi yang baru saja lahir belum bisa menyusu dengan baik. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah memiliki refleks mengisap (sucking reflex) yang sangat kuat. Nah, tugas Bunda adalah memastikan bayi dapat menemukan puting dengan mudah. Salah satu faktor yang menentukan ini adalah posisi menyusui yang tepat.

Baca juga: Nutrisi Seimbang untuk Ibu Menyusui plus Contoh Menu

Supaya ibu dan bayi merasa nyaman selama proses menyusui berlangsung, memilih posisi yang tepat sangat penting. Bunda bisa berbaring atau duduk selama perlekatan mulut bayi dan payudara Bunda benar. Pastikan posisi tersebut cukup nyaman untuk Bunda.

Lakukan Sesering Mungkin

Lakukan Sesering Mungkin – Tips Menyusui dengan Sukses pada 48 Jam Pertama Setelah Melahirkan

Biasanya bayi akan sangat aktif dan tanggap pada 1 jam pertama kelahirannya. Setelah itu, ia mudah mengantuk dan tertidur, terutama pada siang hari. Namun, supaya bayi memperoleh asupan nutrisi yang cukup dari ASI, menyusui harus dilakukan sesering mungkin.

Jika bayi tertidur cukup lama, bangunkanlah setidaknya 2 jam sekali untuk disusui. Setelah beberapa waktu, bayi akan memiliki refleks yang lebih baik dalam mengenali rasa laparnya.

Lakukan Pemijatan

Lakukan Pemijatan – Tips Menyusui dengan Sukses pada 48 Jam Pertama Setelah Melahirkan

Bagi seorang Ibu baru, proses menyusui pada 48 jam pertama adalah tantangan besar. Pada saat itu, ASI biasanya belum mengalir deras. Bunda sebaiknya tidak perlu terlalu khawatir karena bayi masih memiliki cadangan makanan yang cukup di dalam tubuhnya.

Baca juga: Kiat Menyimpan ASI Perah

Namun, supaya aliran ASI segera lancar, lakukan pemijatan pada payudara dengan lembut. Pemijatan ini berfungsi merangsang kelenjar susu untuk berproduksi lebih banyak. Tips menyusui ini sangat mudah dilakukan, tetapi manfaatnya sangat besar.

Jangan Panik

Ketika bayi belum bisa menyusu atau ASI belum keluar pada awal kelahiran, reaksi para ibu biasanya panik dan khawatir. Apalagi jika bayi sering menangis dengan kencang, rasa stres mulai menyerang.

Untuk mengatasinya, tenangkan diri sejenak. Mintalah suami untuk membantu menggendong si kecil. Kemudian, cobalah kembali sampai bayi bisa melakukannya dengan benar.

Nah, inilah tips menyusui yang bisa dipraktikkan selama 48 jam pertama. Bunda juga dapat mengakses berbagai informasi lainnya seputar Ibu menyusui di Facebook dan Instagram Sehati.

Dr Elrida Ainun Sari

Dokter Elridha adalah dokter umum yang berpraktik di RSIA Asih. Selain berperan sebagai dokter umum, Dokter Elridha juga merupakan seorang konselor laktasi yang siap membantu para ibu dengan permasalahan menyusui. Dokter yang telah menjalani praktik di RSIA Asih sejak tahun 2013 ini memperoleh gelar dokternya di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Selain aktif menulis di Ibu Sehati, Dokter Elridha juga aktif menulis di bidang akademik. Berperan sebagai co-author, salah satu artikel ilmiahnya yang pernah dipublikasikan berjudul “Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD ‘X’ Jatinegara Jakarta Timur”. Artikel ini dipublikasikan pada tahun 2009 di jurnal Majalah Kedokteran Indonesia.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago