Sejak dipopulerkan oleh sejumlah kalangan selebritis di media sosial, foto maternity seolah menjadi salah satu tahap yang harus dilalui para ibu hamil saat menanti kelahiran sang buah hati. Tren ini kian berkembang dengan menjamurnya fotografer yang membuka layanan untuk sesi pemotretan maternity, lengkap dengan latar belakang foto dan pernak-pernik pendukung yang beragam.
Dengan alasan mengabadikan momen kehamilan, melakukan sesi pemotretan maternity memang sah-sah saja. Akan tetapi, sebelum menyewa fotografer dan menyiapkan pose terbaik, lima hal di bawah ini perlu Bunda pertimbangkan terlebih dahulu.
Masa kehamilan adalah periode luar biasa yang dialami seorang wanita. Oleh karena itu, wajar jika sesi foto maternity dijadikan sebagai salah satu media untuk mengabadikan momen ini. Namun, Bunda dan pasangan juga harus memiliki alasan dan tujuan sendiri dari sesi pemotretan ini.
Apakah maternity shoot yang dilakukan ditujukan untuk menyambut kelahiran buah hati, mempererat bonding antara Bunda dan suami, atau sekadar ikut-ikutan tren saja? Semoga poin terakhir tidak menjadi satu-satunya tujuan Bunda melakukan foto maternity, ya!
Usia kehamilan 7-8 bulan dianggap sebagai momen yang paling tepat untuk diabadikan dalam sesi pemotretan maternity. Pada usia kehamilan tersebut, perut sudah membentuk bulatan penuh sehingga menampilkan postur seorang ibu hamil yang sempurna.
Agar mendapatkan hasil foto yang maksimal, Bunda harus memilih tema dan pose yang paling diinginkan. Dengan menentukan tema, Bunda bisa lebih mudah menyesuaikan properti dan lokasi pemotretan.
Selain tema dan pose, pakaian yang dikenakan Bunda pun harus dipertimbangkan dengan baik. Pakaian berbahan kain yang lembut seperti sutra atau satin cocok dikenakan karena akan memberikan kesan halus pada bagian perut. Jika ingin menampilkan gaya yang lebih kasual, busana dari bahan katun juga bisa dijadikan pilihan.
Memilih fotografer yang bertugas mengabadikan momen kehamilan Bunda juga tidak boleh sembarangan. Saat mempertimbangkannya, Bunda bisa membandingkan portofolio atau berbagai karya foto dari fotografer tersebut. Akan lebih baik jika fotografer yang dipilih bisa diajak berdiskusi mengenai tema yang Bunda inginkan atau justru memberikan saran yang lebih baik mengenai sesi pemotretan maternity yang akan dilakukan.
Foto maternity bukan satu-satunya cara untuk mengabadikan momen kehamilan Bunda. Alternatif lain yang bisa dipilih adalah maternity journal atau scrapbook. Media tersebut bisa dijadikan wadah untuk menampung tulisan, foto, hingga sonogram perkembangan bayi dalam kandungan. Journal atau scrapbook juga bisa menjadi media bercerita jika kelak buah hati yang dinanti-nanti telah hadir ke dunia.
Nah, semoga paparan di atas bisa dijadikan pertimbangan saat Bunda ingin melakukan foto maternity untuk mengabadikan momen kehamilan. Agar tak ketinggalan informasi dan panduan bermanfaat lain seputar kehamilan dan gaya hidup, Bunda bisa mengunduh Sehati Apps yang tersedia di AppStore serta Google PlayStore.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…