Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2734

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2738

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/output.class.php on line 3679
Kiat Tepat Kenalkan Finger Food pada Si Kecil - Sehati Kehamilanku

Kiat Tepat Kenalkan Finger Food pada Si Kecil

Finger food adalah makanan lanjutan pendamping ASI yang bisa menstimulasi perkembangan kemampuan motorik si buah hati sekaligus melatih mereka untuk makan sendiri. Agar tidak salah langkah saat pertama kali memperkenalkan jenis makanan ini pada si kecil, sejumlah kiat berikut bisa Bunda jadikan sebagai panduan.

Kapan Waktu Terbaik Memperkenalkan Finger Food?

Bunda mungkin bertanya-tanya kapan waktu yang paling tepat untuk mulai memperkenalkan bayi pada finger food. Untuk menentukannya, yang perlu Bunda lakukan adalah mengamati perkembangan si buah hati.

Apakah bayi sudah diperkenalkan terlebih dahulu pada makanan pendamping ASI? Apakah kemampuan mengunyahnya sudah cukup baik? Apakah tangan-tangan kecilnya sudah mampu menggenggam benda? Jika jawaban dari seluruh pertanyaan tersebut adalah iya, maka itu artinya si kecil sudah siap untuk berkenalan dengan finger food. Bayi biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan di atas dalam rentang usia 7 hingga 9 bulan.

Baca juga: Earthing, Ini Manfaatnya untuk Si Kecil

Pilih Jenis Finger Food yang Paling Sesuai

Jika bayi sudah siap, pertanyaan lain yang muncul adalah: jenis finger food seperti apa yang sebaiknya diberikan? Nah, soal ini, Bunda sebenarnya memiliki pilihan yang sangat beragam. Namun, saat memperkenalkan finger food untuk pertama kalinya, mulailah dengan buah dan sayuran. Selain sehat dan kaya nutrisi, sejumlah jenis buah dan sayur memiliki tekstur yang sesuai untuk dikunyah dan dicerna bayi.

Buah-buahan bertekstur lembut seperti pisang atau pepaya bisa dijadikan pilihan utama. Potonglah buah-buahan tersebut dengan ukuran yang sesuai untuk digenggam. Selanjutnya, jenis finger food yang diberikan bisa berganti secara bertahap. Bunda bisa memberikan potongan wortel atau kentang yang telah direbus sebentar agar teksturnya lebih lembek. Sesekali, tak ada salahnya memberikan kue atau roti lunak sebagai camilan.

Baca juga: Cara Sederhana Menstimulasi Perkembangan Motorik Halus Si Kecil

Awasi dan Arahkan Anak, tetapi Jangan Memaksanya

Saat pertama kali berkenalan dengan finger food, adalah hal yang wajar jika si kecil lebih sering memainkan makanan yang digenggam daripada memakan dan mengunyahnya. Jika hal ini terjadi, Bunda boleh membantu mengarahkan tangan anak untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Namun, hal ini cukup dilakukan sesekali saja.

Jangan terlalu memaksa anak jika mereka belum siap, tetapi biasakanlah mereka untuk duduk dan makan dalam waktu-waktu yang sudah dijadwalkan setiap hari. Dengan begitu, anak akan terbiasa dengan sendirinya. Bunda pun bisa mengeksplorasi berbagai jenis finger food hingga menemukan makanan yang paling disukai si buah hati dan membuat mereka merasa nyaman saat makan atas kemauannya sendiri.

Itulah sejumlah kiat yang bisa Bunda lakukan saat ingin memperkenalkan finger food pada anak untuk pertama kali. Tips dan kiat lain seputar parenting serta perkembangan si kecil juga hadir dalam Sehati Apps yang bisa diunduh melalui AppStore atau Google PlayStore.

Dr. dr. Rachmat Sentika, Sp.A., MARS.

Dokter Rachmat Sentika adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di RS Mayapada Lebak Bulus dan RS Premier Bintaro Jakarta. Sebelumnya, Dokter Rachmat pernah berpraktik di Puskesmas Pamanukan Subang dan RS Umum Tangerang. Dokter Rachmat juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama RS Krakatau Medika pada tahun 2011 hingga 2014. Sepanjang kariernya selama 29 tahun di bidang kesehatan, Dokter Rachmat tidak hanya aktif sebagai dokter. Ia juga banyak terlibat dalam organisasi kepemerintahan. Ia salah satunya pernah berperan sebagai Kelompok Ahli Departemen Kesehatan pada tahun 1999--2000 dan Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada tahun 2010---2013. Dokter Rachmat Sentika juga merupakan penggagas program Posyandu.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago