Trik Ajarkan Balita Bunda Toilet Training

Agar toilet training makin menyenangkan, simak trik menarik berikut ini.

Mengajari si kecil untuk buang air di toilet bisa jadi hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Tentu tidak mudah bagi anak untuk meninggalkan popoknya dan beralih menggunakan toilet. Dalam prosesnya, si kecil bisa jadi agak segan atau bahkan stres ketika harus pindah dari satu tempat ke tempat lain saat ingin buang air. Kalau Bunda kurang sabar, bisa-bisa proses belajar si kecil jadi terhambat.

Oleh karenanya, Bunda perlu memikirkan strategi toilet training terbaik untuk diterapkan pada anak. Jangan khawatir, ada beberapa trik yang dapat ditiru untuk memudahkan proses transisi si kecil dari popok ke toilet.

Persiapkan Anak untuk Kebiasaan Barunya

Sebelum Bunda mengajarkan toilet training pada si kecil, pastikan ia siap baik secara fisik maupun mental. Lazimnya, balita dapat mulai dilatih buang air di toilet ketika usianya menginjak 18 bulan.

Pada usia tersebut, tubuh si kecil mulai mampu mengontrol kandung kemihnya. Tanda-tanda fisik yang dapat diamati untuk menentukan kesiapan anak meliputi posisi duduk yang tegak, kemampuan membuka dan memakai celana, mampu mengendalikan keinginan untuk buang air kecil selama 2-3 jam, serta mulai dapat mengutarakan keinginannya.

Kenalkan Waktu-Waktu Buang Air pada Anak

Biasanya, pagi hari merupakan waktu yang lazim untuk buang air. Bunda dapat mengajak si kecil membiasakan diri untuk buang air kecil sesaat setelah si kecil bangun pagi. Setelah buang air, si kecil dapat kembali memakai popoknya dan beraktivitas seperti biasa. Bunda juga dapat membuat jadwal potty untuk anak. Siklus buang air dapat menjadi patokan untuk mengajak si kecil ke toilet.

Bacakan Dongeng Tentang Potty

Langkah ini mungkin terdengar agak lucu, ya Bunda. Namun, ternyata banyak juga, lo, buku cerita seputar potty training yang dijual di pasaran. Selain bagus untuk melatih motorik halus anak, buku cerita dapat menjadi media yang menarik untuk mengenalkan fungsi toilet pada si kecil.

Tunjukkan Cara Memakai Toilet

Bunda juga dapat secara langsung mengenalkan fungsi toilet pada si kecil. Misalnya, Bunda bisa bilang pada si kecil setiap kali ingin ke toilet. Dengan kebiasaan tersebut, anak dapat mulai memahami fungsi toilet. Bisa saja di kemudian hari setiap ia merasa mulas atau ingin buang air kecil, ia akan meminta Bundanya untuk menemaninya ke toilet. Di samping itu, Bunda juga dapat mengenalkan bagaimana cara menyiram, duduk di toilet dengan benar, serta fungsi alat kelamin.

Beri Pujian

Agar si kecil merasa antusias, Bunda bisa memberikan pujian atau hadiah kecil setiap kali ia mau pipis di potty atau berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar.

Buat proses toilet training menjadi momen penting dan menyenangkan bagi si kecil. Kalaupun si kecil melakukan kesalahan dalam prosesnya, jangan buru-buru emosi, ya, Bun. Berikan pemahaman yang tepat dan hindari nada bicara yang keras agar anak tidak trauma.

Toilet training hanya satu dari sekian banyak milestone yang akan Bunda lewati bersama si kecil. Jadikan momen tersebut spesial dan berkesan bagi Bunda dan buah hati.

Selain trik mengajari toilet training, masih banyak informasi menarik lainnya yang dapat Bunda akses di laman Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Aplikasi iOS dan Android Ibu Sehati pun hadir untuk memastikan Bunda tidak melewatkan informasi terkini seputar dunia ibu hamil dan parenting.

Semoga informasi di atas berguna untuk Bunda dan si kecil, ya.

Dr. dr. Rachmat Sentika, Sp.A., MARS.

Dokter Rachmat Sentika adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di RS Mayapada Lebak Bulus dan RS Premier Bintaro Jakarta. Sebelumnya, Dokter Rachmat pernah berpraktik di Puskesmas Pamanukan Subang dan RS Umum Tangerang. Dokter Rachmat juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama RS Krakatau Medika pada tahun 2011 hingga 2014. Sepanjang kariernya selama 29 tahun di bidang kesehatan, Dokter Rachmat tidak hanya aktif sebagai dokter. Ia juga banyak terlibat dalam organisasi kepemerintahan. Ia salah satunya pernah berperan sebagai Kelompok Ahli Departemen Kesehatan pada tahun 1999--2000 dan Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada tahun 2010---2013. Dokter Rachmat Sentika juga merupakan penggagas program Posyandu.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago