Sebelum Bunda memilih persalinan secara caesar, simak beberapa hal tentang melahirkan caesar berikut ini.
Secara teknis, ada dua jenis persalinan yang bisa dipilih ibu hamil untuk melahirkan bayinya, yaitu persalinan secara normal dan operasi caesar. Operasi caesar direkomendasikan oleh dokter apabila melahirkan secara normal dianggap terlalu berisiko. Umumnya, operasi ini dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 38 minggu.
Meski melahirkan normal menjadi banyak pilihan bagi para ibu, sebaiknya Bunda pun tidak menutup diri bila pada akhirnya kehamilan caesar menjadi jalan yang harus ditempuh. Seperti yang dialami oleh Derry (35 tahun) pada kehamilan anak pertamanya.
“Sampai terjadinya bukaan dua, saya tidak membayangkan akan mengalami operasi caesar. Akan tetapi, ternyata saya harus melalui operasi caesar yang sifatnya emergency karena adanya indikasi bayi mengalami stres,” ujarnya. Tanpa persiapan yang matang dan pengetahuan soal prosedur operasi, Derry sempat merasa tidak siap dan panik. “Seandainya saya sudah tahu prosesnya, mungkin tidak akan sepanik itu.”
Untuk itu, simak beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang melahirkan secara caesar berikut ini.
Banyak yang beranggapan bahwa caesar merupakan operasi kecil. Padahal, proses persalinan ini masuk dalam kategori operasi besar. Sebelum operasi berlangsung, dokter anastesi (bukan dokter obsgyn) akan melakukan pembiusan spinal sehingga daerah perut sampai kaki terasa kebal. Kemudian, dokter akan menyayat kulit pada area perut bagian bawah secara perlahan hingga tembus ke bagian rahim.
Ketika pisau mencapai otot perut, dokter akan membuka jalan secara manual. Setelah mencapai rahim, dokter kemudian memotong bagian bawah rahim Bunda secara horizontal dan menarik keluar kepala si kecil. Dari sayatan pertama sampai bayi lahir, prosesnya kira-kira memakan waktu sekitar 15 – 30 menit. Jika ini anak pertama Bunda, biasanya prosesnya akan lebih cepat.
Prosedur caesar tidak berakhir ketika bayi sudah lahir. Dokter akan menjahit rahim, lapisan luar rahim dan perut Bunda. Proses ini lebih rumit dari proses membuka rahim. Ibarat menyatukan kepingan puzzle, proses ini biasanya dilakukan dengan benang jahit abosorbable (dapat melesap/hilang). Setelah itu, masih perlu memantau kondisi ibu setelah efek anestesi menghilang. Setiap jam, kondisi ibu juga perlu diperiksa karena ada kemungkinan terjadi komplikasi pasca-operasi.
Pada dasarnya, tidak ada batasan berapa kali operasi caesar boleh dilakukan. Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa akan terjadi peningkatan risiko apabila seorang wanita melakukan operasi caesar lebih dari tiga kali.
Beberapa risiko yang dapat terjadi apabila Bunda sering melahirkan caesar di antaranya adalah cedera usus dan kandung kemih, perdarahan hebat, plasenta previa, hernia, luka jaringan di sepanjang rahim dan organ-organ di sekitarnya, hingga endometriosis.
Pada beberapa kasus, proses persalinan secara caesar juga berpotensi menyebabkan kematian. Untuk kondisi tertentu, persalinan ini juga membutuhkan transfusi darah, terutama bagi wanita yang mengalami perdarahan, bayi kembar, atau terjadi robekan pada rahim.
Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Pusat Kesehatan Reproduksi MRC Universitas Edinburgh, Inggris, disebutkan bahwa prosedur persalinan secara caesar dapat menimbulkan beberapa risiko jangka panjang seperti disfungsi panggul, disfungsi seksual, dismenorea atau rasa sakit pada perut bagian bawah saat menstruasi, hingga menorrhagia (pendarahan berlebih saat menstruasi).
Jadi, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui tentang melahirkan caesar. Agar aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Bunda terkait proses persalinan yang paling tepat untuk dilakukan.
Nah, apabila Bunda ingin mendapatkan informasi dan tips-tips seputar kehamilan yang sehat dan menyenangkan, download saja aplikasi mobile Sehati di Android atau IOS serta follow akun sosial media Sehati di Facebook dan Instagram. Semoga bermanfaat!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…