Categories: Air Susu IbuMenyusui

Penyebab Mastitis dan Cara Menanganinya Saat Menyusui

Sering merasa nyeri di payudara saat menyusui? Bisa jadi itu mastitis. Yuk cari tahu penyebab mastitis dan cara menanganinya!

Air susu ibu merupakan sumber nutrisi terbaik bagi tumbuh kembang bayi. Tidak heran jika kampanye pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan selalu diserukan di mana-mana. Sayangnya, ada beberapa tantangan yang terkadang dialami seorang Ibu dalam menyusui bayinya, salah satunya adalah mastitis.

Mastitis: Apa dan Bagaimana?

Mastitis adalah suatu kondisi yang menyebabkan jaringan payudara wanita menjadi sakit dan meradang. Kondisi yang paling umum dialami oleh wanita menyusui ini seringnya terjadi dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan. Jika mastitis disebabkan oleh menyusui, dokter mungkin menyebutnya sebagai mastitis laktasi atau mastitis puerperalis. Wanita tidak menyusui sering memiliki jenis yang disebut periductal mastitis.

Mastitis disebabkan karena infeksi (hampir selalu karena bakteri daripada jenis kuman lainnya) yang biasanya terjadi pada ibu menyusui. Namun dapat pula terjadi pada wanita mana saja, bahkan saat ia tidak sedang menyusui. Hal ini biasanya mempengaruhi wanita di akhir 20-an dan awal 30-an, dan lebih umum di kalangan perempuan yang merokok. Tidak ada yang tahu secara pasti mengapa beberapa wanita mengalami mastitis sedang yang lainnya tidak. Bakteri dapat masuk ke payudara melalui retakan atau lecet pada puting. Namun, perempuan yang putingnya tidak lecet juga dapat mengalami mastitis, dan banyak juga perempuan yang putingnya retak atau lecet malah tidak mengalaminya.

Baca juga: Bunda, Yuk Lakukan Hal ini Agar Suplai ASI Melimpah

Penyebab Mastitis

Beberapa hal yang dapat menyebabkan mastitis adalah

  • Posisi dan perlekatan bayi pada payudara tidak benar selama menyusui
  • Pengosongan payudara kurang optimal
  • Jauhnya jarak waktu menyusui atau pengosongan payudara, contohnya ketika bayi mulai tidur sepanjang malam sehingga payudara tidak disusui
  • Salah satu puting Bunda perih atau lecet, sehingga membuat Bunda takut untuk menyusui, ini dapat menyebabkan susu stasis berkembang pada payudara. Susu stasis dapat menyebabkan saluran susu di payudara Bunda menjadi tersumbat, dan dapat menyebabkan susu menggumpal dalam payudara Bunda.
  • Pukulan atau cedera pada payudara yang dapat merusak saluran susu atau kelenjar di dalam payudara Bunda
  • Tekanan pada payudara Bunda, misalnya dari pakaian ketat (termasuk bra), sabuk pengaman atau tidur dengan posisi tengkurap terlalu lama.

Gejala Mastitis

Mastitis biasanya hanya memengaruhi satu payudara, dan gejala sering berkembang dengan cepat. Gejala mastitis dapat mencakup:

  • Merah
  • Daerah yang bengkak pada payudara mungkin akan terasa panas dan menyakitkan untuk disentuh
  • Terdapat gumpalan pada payudara (bengkak)
  • Bunda juga mungkin akan mengalami peningkatan suhu tubuh
  • Orang dewasa biasanya merasa sangat tidak nyaman ketika mereka sedang demam dan Bunda akan berusaha untuk menurunkan demam karena alasan ini. Bunda dapat menggunakan obat penurun panas (parasetamol) jika dirasa demam sudah mengganggu.
  • Bunda tak perlu khawatir, karena demam tidak membuat ASI menjadi buruk.

Bagaimana Cara Mencegah/Mengobati Mastitis?

Kadang-kadang mastitis tidak dapat dihindari. Ada beberapa perempuan lebih rentan terkena mastitis ketimbang perempuan yang lain, terutama perempuan yang sedang menyusui untuk pertama kalinya. Secara umum, kebiasaan yang baik untuk mencegah mastitis adalah sebagai berikut:

  • Menyusui berimbang di kedua payudara.
  • Kosongkan payudara sepenuhnya untuk mencegah pembengkakan dan sumbatan ASI.
  • Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah lecet dan puting retak.
  • Hindari dehidrasi dengan minum banyak cairan.
  • Selalu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan, membersihkan puting sebelum dan sesudah menyusui serta menjaga bayi Bunda tetap bersih.

Baca juga: Kapan Perlu Konsultasi dengan Konselor Laktasi

Pengobatan

  1. Istirahatlah cukup, bawa bayi untuk dapat tidur bersama Bunda
  2. Penuhi kebutuhan cairan, hindari dehidrasi
  3. Makan makanan bergizi akan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh ibu
  4. Longgarkan pakaian atau bra yang ketat
  5. Pastikan posisi dan perlekatan mulut bayi pada payudara Bunda sudah benar. Minta bantuan konselor laktasi untuk mengoreksi posisi dan perlekatan menyusui Bunda
  6. Sebelum menyusui bayi Bunda, kompres hangat payudara Bunda dengan waslap air hangat di atas payudara yang terkena mastitis, lakukan berulang selama sekitar 30 menit atau sampai payudara terasa lunak. Lakukan perawatan ini setidaknya 3 kali sehari. Hal ini dapat meningkatkan aliran susu di payudara dan dapat membuat payudara serta puting menjadi lunak. Ini akan membantu bayi untuk dapat melekat dengan benar saat menyusui. Payudara dan puting yang kurang elastis saat mastitis akan menyulitkan bayi untuk melekat secara optimal saat menyusui.
  7. Lakukan tekanan lembut namun tegas pada payudara. Tekanan lembut pada payudara yang terkena mastitis juga dapat meningkatkan aliran susu dan melunakkan payudara
  8. Teratur mengosongkan payudara dengan cara menyusui bayi langsung atau memompa ASI. Pengosongan payudara yang optimal membantu mencegah bakteri masuk ke payudara dan dapat mempersingkat durasi mastitis.
  9. Bunda dapat dengan aman melanjutkan menyusui bayi selama melakukan perawatan payudara atau memompa ASI untuk menyusui bayi Bunda dengan ASIP (ASI Perah) selama Bunda melakukan perawatan. Bayi Bunda adalah pompa yang paling efisien untuk mengosongkan payudara Bunda. ASI Bunda aman untuk diminum bayi Bunda, karena setiap bakteri dalam susu Bunda akan dihancurkan oleh cairan pencernaan bayi.
  10. Jika memungkinkan, teruskan menyusui di kedua sisi. Idealnya, mulailah menyusui dari payudara yang terkena mastitis – karena itu dapat mengosongkan payudara secara menyeluruh. Jika dimulai dengan payudara yang terkena terlalu menyakitkan, cobalah menyusui bayi Bunda dengan payudara yang tidak terkena mastitis terlebih dahulu. Kemudian, setelah ASI mengalir dari payudara yang terkena mastitis, lanjutkan menyusui dari payudara yang terkena mastitis hingga payudara terasa ringan.
  11. Bayi mungkin tampak enggan untuk menyusui pada payudara yang terkena mastitis. Ini bukan karena ASI rasanya menjadi aneh, tapi karena payudara dan puting Bunda terasa berbeda (tidak elastis) dan ini membuat bayi lebih sulit untuk melekat. Coba keluarkan sedikit ASI dengan tangan atau pompa. Ini akan melembutkan payudara dan puting sehingga membuat bayi lebih mudah untuk melekat.
  12. Obat pereda nyeri yang dapat digunakan diantaranya Parasetamol atau Ibuprofen. Tentu harus di bawah persetujuan dokter. Penggunaan antibiotik belum perlu diberikan jika gejala mastitis masih ringan dan kurang dari 24 jam. Penggunaan antibiotik dapat dipertimbangkan jika gejala semakin berat dan telah berlangsung lebih dari 24 jam atas instruksi dokter.

Kapan Harus Ke Rumah Sakit Atau Menghubungi Konselor Laktasi?

  • Nyeri payudara mulai mengganggu proses menyusui
  • Nyeri payudara berkepanjangan
  • Demam (lebih dari 37,5°C) tak kunjung hilang lebih dari 48 jam
  • Terdapat nanah dari puting susu Bunda
  • Bunda mengalami gejala infeksi lain seperti kemerahan, bengkak dan nyeri yang mengganggu menyusui, terdapat massa atau benjolan di payudara yang tidak hilang meski telah menyusui.
  • Jika Bunda sedang menyusui, hubungi dokter jika Anda mengalami gejala infeksi payudara sehingga pengobatan dapat dimulai segera.
  • Nanah mengalir dari payudara
  • Pembuluh darah di payudara tampak lebih jelas
  • Pusing, pingsan, atau kebingungan

Itulah hal-hal yang perlu Bunda ketahui seputar penyebab mastitis dan cara menanganinya. Tetap semangat mengASIhi, ya!

Referensi:
1. Mastitis – World Health Organization
2. Mastitis – NHS Choices
3. Blocked Ducts And Mastitis – International Breastfeeding Centre (dr. Jack Newman)
4. Mastitis – Australian Breastfeeding Association
5. Mastitis While Breast-Feeding – Web MD
Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago