Syarat Donor ASI yang Perlu Dipenuhi Ketika Harus Melakukannya

Ketahui syarat donor ASI sesuai rekomendasi profesional dan aturan pemerintah untuk mendapatkan donor yang aman bagi ibu dan bayi.

ASI sudah terbukti menjadi asupan utama dan terbaik bagi bayi yang baru lahir hingga usia 2 tahun atau lebih. ASI memiliki kandungan nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi pada masa-masa emas pertumbuhannya. Bahkan, menyusui juga memberikan manfaat positif untuk kesehatan Bunda.

Secara alami, tubuh ibu hamil akan mulai mempersiapkan produksi ASI sejak awal kehamilan. Namun begitu, tidak semua ibu bisa memberikan ASI dengan lancar. Banyak kendala yang mungkin saja terjadi sehingga pemberian ASI terhambat.

Bagaimanapun, ASI tetap harus diberikan pada bayi untuk menunjang pertumbuhannya. Maka dari itu, World Health Organization (WHO) merekomendasikan donor ASI sebagai salah satu alternatif pemberian asupan bagi bayi yang baru lahir.

Agar bayi lahir tetap mendapatkan asupan terbaik, ada beberapa syarat donor ASI yang harus diperhatikan:

Syarat Menjadi Pendonor ASI

  1. Bayi telah berusia lebih dari 6 bulan
  2. Bayi dalam kondisi sehat serta tidak memiliki masalah kesehatan dan masalah berat badan
  3. Produksi ASI telah memenuhi kebutuhan bayi dan memutuskan untuk mendonorkan ASI atas dasar produksi ASI yang berlebihan
  4. Tidak merokok
  5. Tidak mengkonsumsi minuman berakohol
  6. Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ atau jaringan tubuh selama 12 bulan terakhir
  7. Tidak mengkonsumsi obat atau suplemen herbal termasuk hormon insulin, hormon tiroid, dan produk yang dapat mempengaruhi bayi.
  8. Tidak ada riwayat menderita penyakit menular seperti Hepatitis, HIV atau Human T-lymphotropic Virus 2 (HTLV2)
  9. Tidak memiliki pasangan seksual yang beresiko menularkan penyakit menular seperti HIV, HTLV2, Hepatitis B atau C, termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima transfusi darah)
  10. Tidak memiliki riwayat penyakit kanker
  11. Tidak terinfeksi Human Papiloma Virus (HPV)

Setelah syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, Bunda perlu melakukan serangkaian pemeriksaan seperti:

  1. Pemeriksaan HIV, HTLV, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C dan CMV (jika akan mendonorkan ASI pada bayi prematur)
  2. Apabila ada keraguan pada status pendonor, pemeriksaan dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali

Menjaga Kualitas ASI yang Didonorkan

  1. Pendonor ASI harus telah mengikuti pelatihan mengenai manajemen ASI Perah, menjaga kebersihan ASI Perah dan cara memerah ASI yang benar
  2. ASI Perah harus disimpan didalam wadah bersih dan tertutup seperti botol kaca bertutup karet, wadah plastik ASI yang BPA Free dan berbahan polypropylene atau polycarbonate.

Pendokumentasian

Dokumentasi menjadi hal terpenting dalam proses donor ASI. Pendokumentasian berisi identitas pendonor ASI, identitas penerima donor ASI, lembar persetujuan, dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pendonor ASI. Peran pemerintah melalui Kementrian terkait atau LSM sangat diperlukan untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan donor ASI. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatur penggunaan ASI Donor.

Syarat di atas merupakan hal umum yang wajib diketahui oleh ibu yang sedang mempertimbangkan untuk mencari donor ASI bagi bayinya. Pemerintah Indonesia sendiri menetapkan syarat donor ASI secara khusus pada Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, yang isinya sebagai berikut:

  • ASI tidak diperjualbelikan.
  • Adanya kejelasan identitas, alamat, dan agama pendonor ASI.
  • ASI diberikan atas permintaan dan persetujuan kedua belah pihak—pendonor dan penerima donor ASI.
  • Pendonor ASI memiliki kondisi kesehatan yang baik yang tidak akan menimbulkan risiko bagi bayi.
  • Adanya permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan;

Rekomendasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Mengenai Donor ASI

Dikutip dari situs resmi organisasi AIMI-ASI, keputusan untuk menerima donor ASI pun harus diambil secara hati-hati. Dalam kondisi yang tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sama sekali, donor harus dicari secara kontinu untuk memastikan persediaan memadai bagi bayi yang baru lahir.

Sementara itu, bagi ibu yang meragukan hasil produksi ASI-nya (dari segi jumlah), sebaiknya donor hanya digunakan sebagai cadangan jika ASI dirasa tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi. Sebagai panduan, ketahui dulu berapa jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. Di samping itu, jadwal dan cara pemberian harus diperhatikan agar bayi tidak bingung puting.

Dengan syarat dan proses yang diatur dengan jelas, donor ASI bisa menjadi solusi aman bagi bayi yang membutuhkan ASI eksklusif setidaknya 6 bulan pertama. Maka dari itu, sebaiknya Bunda dan pasangan juga membekali diri dengan informasi mengenai donor ASI jika suatu waktu dibutuhkan.

Pembahasan lain mengenai ASI dan serba-serbinya bisa Bunda temukan di laman Facebook dan Instagram Sehati. Jangan lupa, klik like dan follow untuk terus mendapatkan informasi terkini seputar dunia ibu dan parenting, ya!

Referensi :
1. Donor Qualification Guidelines (www.nationalmilkbank.org)
2. Donor ASI (I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi – Ikatan Dokter Anak Indonesia)
3. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/donor-asi-membantu-vs-bumerang-bagi-ibu-menyusui
Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago