Categories: ParentingPsikologi

‎Ini Kata Riset Soal Gaya Parenting dan Efeknya bagi Anak

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gaya parenting lho, Bun. Simak kata riset soal gaya parenting dan efeknya bagi anak berikut!

Gaya pengasuhan atau parenting style sendiri sejatinya merupakan suatu cara yang dilakukan oleh orang tua untuk membimbing, mendisiplinkan, serta berkomunikasi dengan anaknya. Pada awal tahun 1960, seorang psikolog bernama Diana Baumrind melakukan penelitian terhadap lebih dari 100 anak usia prasekolah untuk mengidentifikasi beberapa dimensi penting dari pengasuhan.

Ia melakukan penelitian tersebut menggunakan observasi naturalistik, wawancara orang tua, serta metode penelitian lainnya. Dari hasil penelitiannya, Baumrind menemukan fakta bahwa setidaknya ada empat gaya pengasuhan yang digunakan oleh orang tua untuk mendidik anaknya. Nah, berikut adalah penjelasan mengenai riset gaya parenting dan efeknya bagi anak.

Authoritarian Parenting

Dalam gaya pengasuhan authoritarian ini, anak diharapkan mengikuti aturan ketat yang ditetapkan oleh orang tuanya. Namun, orang tua tidak banyak menjelaskan alasan di balik tuntutan atau aturan yang diberikan. Mereka hanya mengharap anak-anak untuk patuh penuh tanpa pertanyaan. Apabila anak tidak patuh, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini tidak akan segan-segan memberikan hukuman atau batasan-batasan.

Bagi anak, dampak gaya pengasuhan secara otoriter dapat membuat mereka merasa tertekan dan memiliki masalah kepercayaan diri. Ketika mereka beranjak remaja, pengasuhan dengan cara ini juga berpotensi memunculkan sifat pemberontakan, ketergantungan pada orang tua, kecemasan dalam pembandingan sosial, serta kegagalan dalam interaksi sosial. Selain itu, mereka juga cenderung mengucilkan diri, sering merasa frustasi, kehilangan kemampuan bereksplorasi, serta tidak bahagia.

Authoritative Parenting

Menurut Baumrind, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini berperilaku hangat namun tegas. Berbeda dengan gaya authoritarian yang cenderung keras dan kurang mendukung keterlibatan anak dalam menentukan pemecahan masalah, gaya pengasuhan authoritative ini lebih mendorong anak untuk menjadi mandiri dan memberikan kebebasan kepada mereka untuk menyuarakan pendapatnya.

Anak-anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan ini umumnya akan tumbuh menjadi anak-anak yang berani, mandiri, percaya diri, serta memiliki tanggung jawab yang tinggi. Selain itu, mereka juga tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia, penuh semangat, kreatif, serta mampu mencapai prestasi belajar yang baik.

Neglectful Parenting

Dalam gaya pengasuhan neglectful parenting atau uninvolved parenting, orang tua akan memenuhi kebutuhan dasar anak-anak, tetapi hanya menunjukkan sedikit komitmen dan perhatian dalam mengasuh mereka.

Minimnya kehangatan di dalam rumah karena pola pengasuhan orang tua yang seakan tidak mau tahu ini dapat membuat anak kurang dalam banyak aspek, baik itu kemampuan kognitif ataupun kemampuan sosial dan emosional. Anak akan cenderung kurang bertanggung jawab, tidak memiliki pendirian yang kuat, sulit mengendalikan emosi, serta tidak bahagia.

Indulgent Parenting

Pada indulgent parenting atau permissive parenting, orang tua cenderung bersifat lunak dan kurang dalam mendisiplinkan anak. Mereka umumnya akan memberikan perhatian yang berlebih, tidak banyak menuntut, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan hal yang diinginkannya.

Orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini biasanya juga suka memanjakan anak, membiarkan anak melakukan kesalahan, serta melindungi anak secara berlebihan. Akibatnya, anak yang menerima pola pengasuhan ini akan cenderung impulsif, kurang matang dalam berbagai aspek psikososial, tidak patuh, intoleran, serta menentang apabila keinginannya tidak terpenuhi.

Jadi, itulah penjelasan singkat terkait riset gaya parenting oleh Diana Baumrind. Apabila Bunda ingin mendapatkan informasi dan tips parenting lainnya, download atau follow saja akun Instagram dan Facebook Sehati. Semoga bermanfaat!

Nadia Amelia Putri, S.Psi., M.Psi

Nadia Amelia Putri adalah psikolog yang berpraktik di Cahaya Psikologi Indonesia. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan strata satu psikologinya di Universitas Paramadina. Ia kemudian mengambil pendidikan profesi klinis dewasa dan memperoleh gelar psikolog dari Universitas Tarumanegara. Selain aktif berpraktik sebagai psikolog, Nadia Amelia juga aktif terlibat dalam sejumlah organisasi. Salah satu organisasi yang ia ikuti adalah Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia. Tak hanya itu, saat ini ia juga menjabat sebagai sekretaris di Himpunan Psikologi Banten.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago