Mengenali Apa Itu Bingung Puting, serta Cara Mencegah dan Mengatasinya

Bayi Bunda menolak menyusu langsung? Bisa jadi ia bingung puting! Pelajari selanjutnya tentang bingung puting di Ibu Sehati.

Bagi Bunda yang harus segera kembali bekerja setelah masa cuti bersalin, pemberian dot sering kali menjadi solusi untuk memberikan ASI perah atau susu formula pada bayi. Nyatanya, bayi memiliki kemungkinan besar untuk mengalami bingung puting ketika sudah mengenal dot.

Apa Itu Bingung Puting?

Bingung puting adalah kondisi ketika sang bayi memiliki beberapa masalah dengan menyusu langsung pada payudara. Jika dibiarkan, hal ini bisa berujung pada penurunan produksi ASI. Tentu saja, jika terus menurun, produksi ASI lama-lama bisa terhenti karena tidak mendapatkan stimulasi dari hisapan mulut bayi. Sebab, yang dapat menstimulasi produksi ASI adalah isapan mulut bayi.

Walaupun bisa disiasati dengan perah atau pompa ASI, risiko lain yang mungkin terjadi adalah kurangnya kontak kulit bayi dengan ibu dan mempengaruhi kedekatan antar keduanya. Dilansir dari penjelasan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia tentang bingung puting, kondisi tersebut tidak selalu ditandai dengan penolakan payudara.

Dot dan payudara memiliki sistem kerja yang sama sekali berbeda. Pada dot, air susu bisa dengan mudah mengalir ke mulut bayi tanpa perlu menyedot dengan kencang. Sementara pada payudara, bayi harus melakukan usaha sebelum air susu mengalir dengan deras. Akibatnya, bayi memilih sumber air susu yang lebih mudah untuk dilakukan terutama pada kondisi lapar.

Beberapa gejala bingung puting adalah:

  • Bayi memasukkan puting ke dalam mulutnya, tetapi tidak melekat dengan benar.
  • Mulut bayi terbuka hanya sedikit sehingga tidak seluruh puting masuk ke dalam mulut.
  • Ketika berhadapan dengan puting, bayi menangis, menggeleng, dan mungkin menjerit dengan punggung melengkung.
  • Mulut bayi terbuka, tetapi lidah mengarah ke langit-langit mulut, bukan ke gusi bawah.
  • Pada beberapa kasus bingung puting, bayi tetap mau menyusu langsung di payudara, namun kekuatan mengisap mulutnya akan menurun, ini terlihat dari perbedaan hasil pompa yang Bunda dapatkan sebelum dan sesudah bayi terbiasa menggunakan dot.

Cara Mencegah Bingung Puting

Pembahasan tentang bingung puting menjadi hal yang menarik karena banyak ibu merasa tersisihkan ketika bayi lebih memilih dot dibandingkan menyusu langsung. Kabar baiknya, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah bingung puting.

Mencegah Pemberian Dot secara Dini

Jika ibu sudah harus kembali bekerja pada usia bayi belum mencapai 6 bulan, hindari penggunaan dot untuk pemberian susu. Sebaliknya, gunakan sloki ASI (cupfeeder atau softcupfeeder), sendok lembut atau pipet untuk menyuapi air susu secara perlahan. Cara ini memang memakan waktu lebih lama dan membutuhkan kesabaran, tetapi bayi jadi terhindar dari risiko penggunaan dot.

Jangan Mudah Menyerah dalam Memberi ASI

Terkadang, ibu memutuskan untuk memberikan susu formula melalui dot karena merasa ASI-nya kurang. Nyatanya, masih banyak hal lain yang bisa Bunda lakukan untuk merangsang keluarnya ASI. Ketika bayi mulai rewel dan menunjukkan gejala bingung puting, Bunda harus lebih sabar lagi dan bertekad untuk menyusui langsung.

Bagaimana Mengatasinya?

Jika bingung puting sudah telanjur terjadi, sebaiknya hentikan penggunaan dot dan tawarkan payudara lebih sering pada bayi. Lakukan kontak kulit dengan kulit (Kangaroo Mother Care) untuk membangun kembali ikatan batin antara Bunda dengan bayi. Pertimbangkan pilihan untuk mendatangi konselor ASI dan melakukan relaktasi apabila sudah memengaruhi jumlah ASI. Jika dijalani dengan sabar, relaktasi bisa mengembalikan produksi ASI. Selain itu, mengulangi pelekatan juga bisa mengatasi bingung puting yang sudah terjadi.

Agar produksi tetap stabil, perhatikan asupan nutrisi yang seimbang untuk ibu menyusui. Dengan hati yang tenang dan nutrisi yang cukup, pemberian ASI akan cepat kembali lancar.

Yuk, kunjungi juga Facebook dan Instagram Sehati untuk dapat berinteraksi dan bertanya dengan pakar dari Sehati.

Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago