Bayi Bunda menolak menyusu langsung? Bisa jadi ia bingung puting! Pelajari selanjutnya tentang bingung puting di Ibu Sehati.
Bagi Bunda yang harus segera kembali bekerja setelah masa cuti bersalin, pemberian dot sering kali menjadi solusi untuk memberikan ASI perah atau susu formula pada bayi. Nyatanya, bayi memiliki kemungkinan besar untuk mengalami bingung puting ketika sudah mengenal dot.
Bingung puting adalah kondisi ketika sang bayi memiliki beberapa masalah dengan menyusu langsung pada payudara. Jika dibiarkan, hal ini bisa berujung pada penurunan produksi ASI. Tentu saja, jika terus menurun, produksi ASI lama-lama bisa terhenti karena tidak mendapatkan stimulasi dari hisapan mulut bayi. Sebab, yang dapat menstimulasi produksi ASI adalah isapan mulut bayi.
Walaupun bisa disiasati dengan perah atau pompa ASI, risiko lain yang mungkin terjadi adalah kurangnya kontak kulit bayi dengan ibu dan mempengaruhi kedekatan antar keduanya. Dilansir dari penjelasan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia tentang bingung puting, kondisi tersebut tidak selalu ditandai dengan penolakan payudara.
Dot dan payudara memiliki sistem kerja yang sama sekali berbeda. Pada dot, air susu bisa dengan mudah mengalir ke mulut bayi tanpa perlu menyedot dengan kencang. Sementara pada payudara, bayi harus melakukan usaha sebelum air susu mengalir dengan deras. Akibatnya, bayi memilih sumber air susu yang lebih mudah untuk dilakukan terutama pada kondisi lapar.
Pembahasan tentang bingung puting menjadi hal yang menarik karena banyak ibu merasa tersisihkan ketika bayi lebih memilih dot dibandingkan menyusu langsung. Kabar baiknya, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah bingung puting.
Jika ibu sudah harus kembali bekerja pada usia bayi belum mencapai 6 bulan, hindari penggunaan dot untuk pemberian susu. Sebaliknya, gunakan sloki ASI (cupfeeder atau softcupfeeder), sendok lembut atau pipet untuk menyuapi air susu secara perlahan. Cara ini memang memakan waktu lebih lama dan membutuhkan kesabaran, tetapi bayi jadi terhindar dari risiko penggunaan dot.
Terkadang, ibu memutuskan untuk memberikan susu formula melalui dot karena merasa ASI-nya kurang. Nyatanya, masih banyak hal lain yang bisa Bunda lakukan untuk merangsang keluarnya ASI. Ketika bayi mulai rewel dan menunjukkan gejala bingung puting, Bunda harus lebih sabar lagi dan bertekad untuk menyusui langsung.
Jika bingung puting sudah telanjur terjadi, sebaiknya hentikan penggunaan dot dan tawarkan payudara lebih sering pada bayi. Lakukan kontak kulit dengan kulit (Kangaroo Mother Care) untuk membangun kembali ikatan batin antara Bunda dengan bayi. Pertimbangkan pilihan untuk mendatangi konselor ASI dan melakukan relaktasi apabila sudah memengaruhi jumlah ASI. Jika dijalani dengan sabar, relaktasi bisa mengembalikan produksi ASI. Selain itu, mengulangi pelekatan juga bisa mengatasi bingung puting yang sudah terjadi.
Agar produksi tetap stabil, perhatikan asupan nutrisi yang seimbang untuk ibu menyusui. Dengan hati yang tenang dan nutrisi yang cukup, pemberian ASI akan cepat kembali lancar.
Yuk, kunjungi juga Facebook dan Instagram Sehati untuk dapat berinteraksi dan bertanya dengan pakar dari Sehati.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…