Tangisan adalah hal normal yang merupakan bentuk “protes” bayi karena belum mengerti bagaimana cara mengekspresikan keinginannya. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa semua tangisan bayi bermakna sama saja: kalau tidak lapar ya pipis—padahal faktanya tidak demikian.
Jika jeli mengamati, setiap tangisan bayi ternyata memiliki arti masing-masing lho, Bun. Nah, berikut ulasan lengkap mengenai cara mengenali tangisan bayi.
Tangisan bayi yang sedang lapar biasanya berlangsung lama, terdengar panik dan putus asa dengan nada suara yang cukup tinggi. Cek kembali kapan Bunda terakhir menyusuinya. Jangan biarkan bayi yang menyususi secara eksklusif tidak disusui lebih dari 2 jam ya karena ini akan membuat mereka kelaparan. Solusi yang wajib dicoba tentu saja segera memberinya ASI.
Meski aktivitasnya seharian hanya diisi tidur, bayi juga bisa merasakan lelah lho, Bun. Biasanya mereka akan menangis dengan nada suara yang terdengar… tak berdaya. Ciri lain yang bisa dikenali jika bayi menangis karena lelah adalah matanya tertutup tapi bayi tampak gelisah.
Tangisan jenis ini cenderung putus-putus dan mudah ditenangkan dibandingkan saat bayi menangis karena hal lain. Letakkan ke tempat tidur jika ia sudah terlalu lama di gendongan Bunda, atau sebaliknya, segera angkat jika sudah terlalu lama berbaring.
Bayi juga bisa menangis saat bosan. Namun, tangisannya jelas tidak sekeras tangisan jenis lain. Saat menangis karena bosan, bayi akan mudah tertawa jika diajak bercanda—atau sebaliknya menjerit keras-keras jika menerima stimulasi berlebihan.
Indikasi lain saat bayi menangis karena bosan adalah ia mulai memukul benda-benda yang ada di sekitarnya.
Cara paling tepat untuk meredam tangisan bayi jenis ini adalah membiarkannya selama beberapa saat, misalnya 1 menit. Ini penting untuk memberikan pengertian kepada si bayi kalau tidak semua permintaannya harus dituruti.
Rasa tidak nyaman yang dirasakan bayi biasanya disebabkan berbagai hal, salah satunya karena mengompol. Cirinya adalah tangisan bayi terdengar lebih cengeng dari biasanya dan ada pengulangan bunyi uh-uh-uh.
Jika Bunda mendapati buah hati menangis dengan nada semacam itu, segera periksa tubuhnya apakah ada sesuatu yang membuatnya kurang nyaman atau tidak.
Saat merasa kesakitan, bayi cenderung menangis sambil membungkukkan punggungnya, sehingga lutut akan sedikit tertekuk ke arah dada dan terdengar dengusan kecil. Solusi terbaik adalah memberikan penawarnya, yaitu ASI dan pelukan hangat.
Mengenali tangisan bayi sangat penting sehingga Bunda bisa memberikan penanganan yang tepat. Mau mendapat informasi bermanfaat lain seputar menyusui dan parenting? Follow akun Instagram dan Facebook Sehati, ya.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…