7 Kesalahan yang Kerap Dilakukan oleh Anda yang Ingin Hamil

Memiliki buah hati tentu menjadi idaman semua pasangan yang sudah menikah. Dikatakan 80% wanita yang menikah akan hamil dalam waktu satu tahun. Tidak hanya faktor wanita, tapi faktor pria juga ikut andil memunculkan dua garis merah pada testpack.

Jika Anda tak kunjung memiliki keturunan, mungkin secara tak sadar Anda dan pasangan melakukan kesalahan-kesalahan saat ingin hamil berikut ini:

1. Kurang Intens Berhubungan Seks

Anda mungkin berpikir seks dan pembuahan akan lebih efektif jika hubungan seks dilakukan hanya di masa tertentu, misalnya hanya ketika sedang dalam masa subur atau seminggu sekali demi “menampung” sperma pasangan. Padahal faktanya tidak demikian.

Bisa jadi Anda meleset dalam memprediksi masa subur. Anda mengira sedang tidak subur—jadi skip berhubungan intim—padahal sebetulnya justru sedang subur-suburnya. Jika ingin cepat hamil, jangan ragu untuk melakukan hubungan seks 2-3 kali seminggu.

2. Terlalu Sering Berhubungan Seks

Poin kedua ini bisa jadi kontradiktif dengan yang pertama. Ya, terlalu sering berhubungan seksual memang bukan jaminan cepat hamil. Samuel Wood, M.D., dokter di The Reproductive Sciences Center, La Jolla, California, mengatakan bahwa terlalu sering berhubungan seks dapat berpengaruh terhadap kualitas sperma pria.

Perlu diingat, yang paling penting adalah kualitas, bukan kuantitas. Anggap kegiatan ranjang yang satu ini sebagai salah satu aktivitas bersenang-senang, bukan semata agar mendapatkan anak—sehingga Anda dan pasangan bisa menikmatinya tanpa dibebani dengan pikiran ini itu.

3. Gaya Seks yang Monoton

Tidak ada gaya berhubungan intim tertentu yang dapat menjamin Anda mendapat keturunan. Anda mungkin berpikir kalau posisi missionary classic sangat efektif untuk mempercepat pembuahan—padahal kenyataannya tidak demikian.

Serena Chen, M.D., dari Institute for Reproductive Medicine and Science, Saint Barnabas Medical Center, Pennsylvania, mengatakan, saat laki-laki mengalami ejakulasi, sperma akan berenang menuju tuba falopi dalam hitungan detik, tidak peduli gaya seks apa yang dipakai. Jadi, sebaiknya tidak terpaku pada satu gaya tertentu.

4. Memakai Pelumas

Masih sering menggunakan pelumas saat seks? Sebaiknya segera hentikan jika Anda ingin segera mendapat momongan, sebab pelumas yang banyak dijual di pasaran bisa membuat sperma semakin sulit membuahi sel telur. Alternatifnya, gunakan pelumas alami yang lebih sperm-friendly seperti minyak zaitun.

5. Mengabaikan Kesehatan

Kehamilan sangat dipengaruhi oleh sehat tidaknya kondisi tubuh. Jika Anda malas berolahraga, suka merokok dan mengonsumsi alkohol. Mungkin itu yang menyebabkan tangis bayi tidak segera hadir di tengah-tengah keluarga Anda. Cek juga makanan yang sebaiknya dikonsumsi dalam masa prakonsepsi.

6. Melewati Masa Ovulasi

Tahukah Bunda? Sperma dapat bertahan dalam rahim Bunda selama 72 jam. Sementara saat mengalami ovulasi, telur Bunda hanya punya waktu 24 jam untuk dibuahi. Sehingga jika Bunda dan pasangan melakukan hubungan seks tepat di hari terjadinya ovulasi, kemungkinan terjadinya pembuahan menjadi lebih kecil. Sebaiknya lakukanlah beberapa hari sebelum masa ovulasi untuk memperbesar kemungkinan terjadinya pembuahan.

7. Tidak Tahu Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang sebaiknya berkonsultasi ke dokter, yakni berusia di atas 35 tahun, mengalami haid yang tidak teratur, mengalami radang pelvic, atau penyakit lain yang dapat mengganggu kesuburan.

Selain menghindari kesalahan-kesalahan di atas, cobalah menambah informasi lain seputar kehamilan dengan mengunjungi fanspage Sehati—atau unduh aplikasi gratisnya di Apps Store atau Google Play Store. Selamat berikhtiar menyambut sang buah hati!

Dr. Olivia Widyanti, SpOG

Dokter Olivia Widyanti Budiman adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang kini berpraktik di RS Bhayangkara Brimob. Ia menyelesaikan studi kedokterannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, dan memperoleh gelar spesialisnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Dokter Olivia kini aktif menulis untuk situs Ibu Sehati. Tak hanya itu, dokter yang gemar berolahraga ini juga turut berpartisipasi mengisi materi kelas online yang diselenggarakan oleh Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago