Pembentukan jenis kelamin merupakan proses biologis yang sangat kompleks. Setiap kehamilan mempunyai persentase 50:50 untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Berbeda dari mitos yang banyak dipercayai, hal ini tidak dipengaruhi oleh posisi seks, waktu melakukan hubungan seks atau jenis makanan yang dikonsumsi selama hamil. Faktor genetik juga punya peran besar dalam menentukan jenis kelamin bayi saat lahir nanti—laki-laki atau perempuan. Pada dasarnya jenis kelamin janin ditentukan oleh jenis sperma yang melakukan pembuahan terhadap sel telur.
Manusia memiliki 2 jenis kromosom seks; yaitu kromosom X dan Y. Perempuan memiliki 2 kromosom X, sedangkan laki-laki terdiri atas kromosom X dan Y. Nah, ada tidaknya unsur kromosom Y saat pembuahan berlangsung inilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
Kromosom seks laki-laki terdiri atas sepasang kromosom X dan Y, oleh karena itu kita dapat membedakan sperma menjadi dua jenis. Sperma pembawa kromosom X dan Sperma pembawa kromosom Y. Jenis sperma yang membuahi sel telur itulah yang menentukan kelak si bayi lahir dengan penis atau vagina.
Produk dari kromosom Y yakni gen SRY (Sex Determining Region on Y) mencetuskan pembentukan sistem genital laki-laki. Nah, bagaimana gen ini bekerja sampai bisa menjadi penentu jenis kelamin bayi? Jawabannya cukup simpel. Tanpa keberadaan gen SRY, maka yang terbentuk adalah sistem genital perempuan.
Adapun sistem genital ini terdiri atas gonad (indung telur pada perempuan dan testis pada pria), saluran genital (saluran telur pada perempuan dan vas deferens pada laki-laki) serta genitalia eksterna berupa vagina dan penis. Genitalia eksterna inilah yang tampak dari luar dan membedakan perempuan dan laki-laki pada umumnya.
Organ reproduksi internal dan eksternal pada janin selama masa kehamilan juga dimulai dari proses ini. Hormon laki-laki dan perempuan akan memengaruhi gonad embrio dan 2 saluran untuk membentuk struktur genital laki-laki atau perempuan.
Proses ini dimulai sejak minggu kelima kehamilan. Jika kromosom Y ada, maka gen SRY akan diaktifkan untuk memproduksi hormon testosteron dan pengembangan gonad embrio menjadi testis. Bagian phallus-nya lalu berkembang membentuk penis, dan kulit sekitarnya menjadi skrotum.
Sebaliknya, jika selama proses pembuahan tidak ada kromosom Y atau bila sperma suami hanya membawa kromosom X, maka Bunda akan memperoleh bayi perempuan. Di titik ini, ovarium mulai terbentuk dan hormon estrogen mulai diproduksi. Nah, phallus akan berhenti berkembang dan membentuk klitoris—sedangkan kulit sekitarnya lah yang nantinya dinamakan dengan bibir vagina.
Tentu saja laki-laki tidak bisa mengatur sperma berkromosom apa yang akan membuahi sel telur. Nah, pembentukan jenis kelamin ini dimulai pada akhir trimester pertama kehamilan dan Bunda baru bisa mengetahui jenis kelamin bayi ketika kandungan sudah memasuki usia 16 minggu.
Wah, luar biasa sekali ya, Bun, proses pembentukan jenis kelamin janin? Jangan lupa bekali diri dengan informasi lain seputar kehamilan dan parenting dengan follow Instagram Sehati atau download aplikasinya di Google Play Store dan Apple Store, ya.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…