Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2734

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2738

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/output.class.php on line 3679
Ada Bahaya di Pakaian Bayi: Apa Saja yang Harus Bunda Waspadai? - Sehati Kehamilanku

Ada Bahaya di Pakaian Bayi: Apa Saja yang Harus Bunda Waspadai?

Kenyamanan bukan satu-satunya syarat dalam pemilihan baju untuk si kecil. Bahaya pakaian bayi juga harus diperhatikan agar kesehatan buah hati tetap terjaga. Sebagai acuan, berikut ini beberapa hal yang mesti Bunda waspadai saat membeli pakaian bayi.

Bahan Pakaian Bayi

Kulit bayi rentan terhadap iritasi maupun gatal-gatal. Karena itu, pemilihan pakaian harus dimulai dengan memperhatikan bahan-bahannya. Pilihlah pakaian bayi yang berkualitas, warnanya tidak luntur, dan memiliki sertifikat standar pakaian bayi. Berikut adalah bahan yang perlu Bunda waspadai

  • Teflon

Teflon merupakan bahan pakaian yang tahan lama. Material pakaian ini bertekstur halus dan lembut. Untuk mencari baju berbahan teflon, Bunda periksa bagian label. Biasanya, tertulis “tidak perlu disetrika”.

  • Rayon

Kulit bayi sangat sensitif terhadap bahan-bahan kimia. Beberapa pakaian mungkin terbuat dari bahan rayon. Rayon mengandung  bubuk kayu yang memerlukan bahan kimia seperti amonia, aseton, asam sulfur hingga menjadi produk akhir. Meskipun bahan ini terasa adem, sebaiknya hindarkan dari si kecil.

  • Nilon

Bahan nilon memiliki daya serap rendah sehingga terasa panas saat dikenakan. Nilon terbuat dari petroleum dan biasanya diberikan bahan kimia dalam proses pembuatannya. Walaupun model pakaian berbahan nilon terlihat menarik, sebaiknya jauhkan dari bayi. Pasalnya, lapisan kulit luar si kecil lebih tipis daripada orang dewasa. Jadi, kulit bayi mudah iritasi ketika bergesekan dengan nilon.

  • Polyester

Polyester merupakan bahan pakaian yang mengandung zat aditif petrokimia dan terbuat dari polimer sintetik. Zat memiliki senyawa organik volatil. Jika senyawa ini bergesekan dengan kulit bayi, bisa menimbulkan iritasi. Bahkan, mungkin meningkatkan risiko alergi, infeksi paru-paru, dan asma.

Kandungan Formalin dan Zat Pewarna

Bunda ingin membelikan piyama untuk si kecil? Hati-hati, ya, Bunda; banyak piama yang terbuat dari bahan tahan api. Namun, di baliknya terdapat kandungan formalin.

Formalin (formaldehyde) sangat berbahaya karena mudah menguap. Jika zat ini melekat di kulit bayi, bisa menyebabkan iritasi pada selaput lendir. Tak hanya itu, formalin juga berdampak pada peradangan sistem manusia, kulit, dan meningkatkan risiko kanker. Cuci pakaian baru sebelum digunakan pertama kali, dan hindari pakaian dengan label “iron free” ataupun “wrinkle free”.

Selain formalin, zat pewarna juga harus Bunda cermati. Pastikan, pakaian bayi tidak mengandung zat warna AZO. Zat warna AZO adalah zat warna yang menganndung gugus N=N pada strukturnya sebagai pembawa warna. Jika zat ini tereduksi, bisa menghasilkan senyawa amina aromatik yang dapat berisiko menyebabkan penyakit kanker.

Perhatikan Cara Mencuci Pakaian Bayi

Bunda sering menggunakan pelembut atau softener untuk mencuci pakaian bayi? Waspada terhadap kebiasaan tersebut karena pelembut mengandung zat kimia yang bisa menimbulkan alergi pada kulit bayi. Kulit bayi memiliki lapisan tanduk yang masih dalam tahap perkembangan. Lapisan ini terus berkembang sampai umur 12 bulan. Karena itu, mudah memerah dan terasa gatal saat terkena zat kimia.

Bahaya pakaian bayi harus Bunda pahami sejak dini agar kesehatan kulit si kecil tetap terjaga. Selain itu, Bunda juga dapat memperhatikan ukurannya, jangan terlalu sempit maupun longgar, agar bayi tetap nyaman beraktivitas. Hati-hati pada aksesoris pakaian bayi, seperti tali, kancing, ritsleting, karena dapat berbahaya bagi bayi. Yuk, pelajari lebih banyak seputar perawatan bayi dengan cara follow and like Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Bunda juga bisa mengunduh Sehati Apps di Google Play Store dan Apple Store.

dr. Karina Kaltha, Sp.A

Dokter Karina adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di BJ Medical Center. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 2010. Ia pun memperoleh gelar spesialisasinya di universitas yang sama 8 tahun berikutnya. Selain aktif menulis di Ibu Sehati, Dokter Karina juga aktif menulis artikel ilmiah. Salah satu penelitiannya yang telah disampaikan di hadapan publik berjudul “Radioactive Iodine Therapy in an Adolescence Girl with Graves Disease”. Hasil penelitian ini dipresentasikan di Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak pada tahun 2017.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago