Ovulasi terjadi saat sel telur yang sudah matang dilepaskan ke tuba falopi untuk dapat dibuahi. Penting untuk mengetahui kapan masa ovulasi ini terjadi, karena sel telur yang siap dibuahi ini hanya dapat bertahan selama 24 jam. Oleh karena itu hubungan intim di masa tersebut dapat meningkatkan peluang hamil.
Lalu bagaimana Bunda dapat mengetahui kapan Bunda berovulasi? Nah, Bun, berikut adalah beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa Bunda sedang dalam masa ovulasi.
Tanda ovulasi yang pertama adalah perubahan cairan serviks. Mendekati masa ovulasi, biasanya akan terjadi perubahan pada cairan serviks dari yang awalnya pekat menjadi lebih cair, jernih, dan kenyal seperti putih telur. Setelah ovulasi, lendir serviks ini akan menjadi lebih kental. Jika dipegang dengan kedua jari, maka lendir ini dapat diregangkan hingga dua sampai lima sentimeter. Perubahan ini bermanfaat dalam membantu sel sperma berenang menuju sel telur.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of North Carolina, pasangan yang melakukan hubungan seks di hari ketika si wanita mengeluarkan cairan serviks yang mirip putih telur akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kehamilan.
Wanita yang sedang memasuki masa ovulasi biasanya juga akan merasa lebih bergairah dan lebih menarik dari biasanya. Jadi jika suatu hari Bunda merasa gairah seks lebih besar dari biasanya, kemungkinan besar Bunda sedang mengalami masa ovulasi.
Ovulasi berpengaruh terhadap meningkatnya suhu basal tubuh (suhu tubuh ketika sedang istirahat). Sekitar satu sampai dua hari setelah ovulasi terjadi, hormon progesteron akan meningkatkan suhu basal tubuh sekitar 0.1 sampai 0.2 derajat Celsius.
Masa ovulasi juga dapat dikenali dengan mengamati serviks atau leher rahim, akan tetapi tanda ovulasi yang satu ini lebih sulit dievaluasi. Setelah masa menstruasi, leher rahim akan berada pada posisi rendah, mudah dijangkau, tertutup, dan saat diraba terasa sedikit keras. Namun ketika memasuki masa ovulasi, leher rahim akan berubah menjadi lebih terbuka, lembut, dan posisinya lebih tinggi (sulit dijangkau).
Untuk mengamati kondisi leher rahim, Bunda bisa jongkok atau mengangkat satu kaki di toilet lalu memasukkan jari tengah ke area miss v sampai dua buku jari atau lebih. Jika jari sudah tidak bisa bergerak masuk ke dalam lagi, itu artinya bunda menyentuh leher rahim dan tandanya Bunda tidak sedang masa ovulasi. Kebersihan jari yang dimasukkan harus diperhatikan ya Bunda, karena bisa menjadi sumber infeksi.
Ovulasi juga bisa menyebabkan rasa sakit pada perut bagian bawah selama beberapa menit atau beberapa jam. Dalam dunia medis, kondisi tersebut dikenal dengan istilah sensasi mittelschmerz.
Rasa nyeri pada payudara bisa terjadi karena banyak hal. Namun apabila Bunda merasa payudara sakit beberapa saat setelah siklus menstruasi usai, itu artinya Bunda sedang dalam masa ovulasi.
Di samping rasa sakit pada perut bagian bawah, tanda ovulasi biasanya juga berupa mual dan kembung. Hal tersebut terjadi karena perubahan hormonal ketika memasuki masa ovulasi.
Jadi, itulah beberapa tanda ovulasi pada wanita. Jika Bunda ingin mendapat info menarik lainnya seputar kewanitaan, kehamilan, atau parenting, download saja aplikasi Sehatiku di Play Store atau App Store. Semoga bermanfaat!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…