Makanan yang Harus Diperhatikan Saat Bunda Menyusui

Menjaga pola makan bukan hanya perlu dilakukan pada saat hamil, tetapi juga ketika menyusui. Hal ini sangat penting karena bayi mendapatkan asupan nutrisi langsung dari ibu, terutama sebelum berusia 6 bulan. Apabila nutrisi ibu menyusui tidak mencukupi, bayi dapat ikut merasakan dampaknya.

Berdasarkan pola makan yang sehat, apakah ada jenis makanan yang dihindari saat menyusui? Sebenarnya, tidak ada makanan spesifik yang dilarang untuk dikonsumsi ibu menyusui.  Namun, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari atau diobservasi supaya produksi air susu ibu (ASI) tetap lancar.

Alkohol

Alkohol dapat masuk ke tubuh bayi melalui ASI. Selain itu, Bunda tentu tidak dapat menyusui bayi atau mengurusnya dengan baik apabila sedang berada dalam kondisi mabuk. Bunda mungkin dapat memompa dan membuang ASI perah setelah mengonsumsi alkohol, tetapi levelnya masih tetap tinggi dalam aliran darah selama kurang lebih 8 jam.

Makanan atau Minuman yang Mengandung Kafein

Sebenarnya, minum secangkir kopi atau teh tidak menjadi masalah pada saat Bunda menyusui. Batas konsumsi kafein bagi ibu hamil adalah 200 mg dalam sehari. Hanya saja, ada beberapa bayi yang sensitif terhadap kafein, untuk itu perhatikan reaksi bayi setelah Bunda mengkonsumsi kafein atau batasi jumlah kafein yang dikonsumsi, yaitu tidak lebih dari 3 cangkir dalam sehari. Namun, seperti halnya alkohol, kafein juga dapat melewati aliran darah dan masuk ke ASI. Kandungan kafein ini dapat membuat bayi merasa gelisah. Jadi, jika tidak benar-benar dibutuhkan, hindari mengonsumsi makanan atau minuman berkafein saat menyusui.

Ikan Laut

Jenis bahan makanan lain yang sebaiknya diperhatikan oleh ibu menyusui adalah ikan laut. Ikan  laut berisiko mengandung zat merkuri yang dapat menyebabkan masalah pada otak bayi. Namun, tidak semua ikan mengandung merkuri. Ada juga yang kadarnya sangat rendah sehingga risiko terhadap ibu maupun bayi lebih kecil daripada manfaatnya. Jenis ikan yang sebaiknya dihindari adalah hiu, todak, king mackerel, dan sebagainya. Ikan yang dinilai memiliki tingkat merkuri rendah adalah salmon dan lele.

Peppermint, Peterseli, dan Sage

Ketiga herbal ini termasuk dalam antigalactagogues. Artinya, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat menurunkan produksi ASI. Hal ini dapat membuat upaya menambah produksi ASI menjadi sia-sia. Meskipun demikian, meminum secangkir teh peppermint tidak akan berpengaruh terlalu banyak. Begitu pula jika Bunda ingin menyantap selapis sandwich sage. Namun, jika Bunda mengamati terjadi penurunan produksi ASI setelah mengonsumsi herbal ini, hentikan konsumsinya untuk sementara.

Selain itu, makanan yang dihindari saat menyusui adalah telur, seafood, produk susu  (susu sapi, keju, yogurt), kacang-kacangan serta makanan dengan rasa dan aroma yang kuat, seperti makanan pedas, santan atau bawang putih karena ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis makanan tersebut.

Jika ditemukan reaksi alergi atau intoleransi, tidak perlu berkecil hati, bukan berarti anak tidak dapat mengkonsumsi makanan tersebut seumur hidupnya. Semakin bertambah usianya, daya tahan tubuh dan sistem pencernaan si kecil akan semakin sempurna. Bunda dapat mencoba kembali makanan-makanan tersebut di bulan berikutnya dan kemudian mencatat kembali reaksinya.

Untuk mendapatkan informasi lebih banyak seputar nutrisi ibu menyusui, Bunda dapat memantau Instagram dan Facebook Ibu Sehati. Like dan follow untuk mendapatkan update informasi. Gunakan juga aplikasi Sehati yang dapat diunduh dari Google Play Store dan Apple Store secara gratis. Selamat mencoba.

Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago