Membawa Bayi Baru Lahir Jalan-Jalan, Amankah?

Setelah lahir, bayi akan mengalami penyesuaian terhadap lingkungan barunya. Berbeda dengan kondisi di dalam kandungan yang serba aman dan tenang, lingkungan baru ini memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan bayi. Potensi risiko akan semakin besar apabila bayi baru lahir jalan-jalan karena diajak oleh Sang Ibu. Namun, apakah itu berarti aktivitas ini dilarang?

Beberapa maskapai menolak menerbangkan bayi berusia 1-7 hari karena alasan keselamatan bayi. Naik pesawat dengan bayi yang baru lahir memang perlu dipertimbangkan dengan matang. Namun, sekadar bersantai di mal atau taman bermain dapat menjadi alternatif bagi ibu dan bayi untuk menghirup udara segar. Daya tahan atau imunitas bayi baru lahir masih sangat rentan terhadap infeksi, baik infeksi virus, bakteri, dan lainnya. Bila tak ada hal yang mendesak, ada baiknya bayi baru lahir dihindari dari tempat ramai yang berisiko menularkan infeksi. Namun, bila Bunda memiliki kebutuhan ke luar rumah, dapat mempertimbangkan hal-hal di bawah ini.

Nah, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan ketika mengajak bayi baru lahir jalan-jalan, yaitu:

Bayi dalam keadaan sehat

Ketika Bunda akan mengajak bayi ke luar rumah, pastikan bayi dalam keadaan yang sehat, tidak ada demam, tak batuk pilek, tak muntah, tak ada diare, menyusu lancar, bayi aktif, dan tidak ada keluhan apapun. Lingkungan luar rumah tidak dapat dijamin kebersihannya dan mungkin terdapat kuman atau virus yang dapat membahayakan. Sehingga sangat penting keadaan bayi sehat untuk dapat menghindari hal tersebut. Sebaiknya bayi telah mendapat imunisasi sesuai usia nya ya, Bunda

Hindari tempat yang ramai

Sebaiknya Bunda memilih tempat yang tidak terlalu ramai dan padat. Hal tersebut untuk mencegah bayi tertular dari orang lain. Hati-hati bila ada orang di sekitarnya yang bersin, berbicara dekat ke wajah bayi, ataupun ada orang yang sedang sakit. Kondisi yang terlalu bising, musik yang keras, atau suara-suara lainnya dapat membuat bayi mengalami over stimulasi. Rangsangan berlebihan pada indra bayi ini dapat membuatnya gelisah dan rewel.

Baca juga: Amankah Menyusui saat Ibu Sedang Flu?

Cegah orang lain dengan sopan ketika menyentuh si kecil

Bayi memang menggemaskan. Namun, melakukan kontak dengan orang-orang dapat membuatnya terkontaminasi bakteri atau virus dengan mudah. Bayi rentan terinfeksi misalnya RSV, rotavirus, flu, ataupun coxsackie virus, yang sebagian besar menular melalui droplet pernapasan. Sementara itu, daya tahan bayi masih dalam tahap perkembangan. Untuk itu, beritahukan dengan sopan mengenai aturan menyentuh bayi yang harus dipatuhi, sebaiknya tidak mencium maupun menyentuh bayi Bunda. Bunda juga dapat membawa tisu atau kain dan air bersih untuk membersihkan tangan bayi ataupun bagian tubuh bayi yang tersentuh orang lain.

Perhatikan cuaca

Ketika mengajak bayi berjalan-jalan, pastikan cuaca di luar tidak terlalu terik atau justru dalam kondisi hujan deras. Pada saat musim hujan, suhu udara biasanya akan turun, bahkan di dalam mal, sehingga dapat membuat bayi tidak nyaman. Biasanya, bayi akan menangis untuk menunjukkan ketidaknyamanan. Suhu udara yang ekstrim dapat berbahaya bagi bayi karena suhu udara juga akan mempengaruhi metabolisme enzim di dalam tubuhnya.

Kenakan pakaian yang tepat

Supaya lebih nyaman saat bepergian, kenakan pakaian yang tepat. Jangan terlalu tipis, jangan pula terlalu tebal dan ketat. Gunakan pula selimut atau jaket jika cuaca sedang tidak bersahabat. Mengenakan pakaian yang tepat akan sangat membantu menjaga si kecil dari suhu udara luar.

Jangan terlalu lama

Bayi yang baru lahir membutuhkan istirahat yang nyaman dan intens. Ketika berada di luar rumah yang kondisinya ramai, kualitas istirahatnya pasti akan menurun. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan bayi. Oleh karena itu, batasi lama waktu bepergian.

Mengajak bayi baru lahir jalan-jalan sebenarnya dapat berdampak baik. Asalkan bayi dalam kondisi sehat, aktivitas ini boleh-boleh saja dilakukan. Umumnya, bayi sudah boleh diajak bepergian pada usia 4 minggu. Pada bayi prematur, sebaiknya lebih diperhatikan kondisi bayi bila akan keluar rumah, karena bayi prematur lebih rentan imunitasnya. Pada usia tersebut, sistem kekebalan tubuhnya sudah mulai terbentuk.

Nah, demikian ulasan singkat tentang membawa bayi lahir untuk berjalan-jalan. Informasi kesehatan lain dapat Bunda temukan di Facebook atau Instagram Ibu Sehati. Like dan follow untuk mengikuti kabar berita terbaru. Ada pula aplikasi Sehati di Google Play Store dan Apple Store yang bisa diunduh secara gratis.

dr. Karina Kaltha, Sp.A

Dokter Karina adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di BJ Medical Center. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 2010. Ia pun memperoleh gelar spesialisasinya di universitas yang sama 8 tahun berikutnya. Selain aktif menulis di Ibu Sehati, Dokter Karina juga aktif menulis artikel ilmiah. Salah satu penelitiannya yang telah disampaikan di hadapan publik berjudul “Radioactive Iodine Therapy in an Adolescence Girl with Graves Disease”. Hasil penelitian ini dipresentasikan di Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak pada tahun 2017.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago