Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2734

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2738

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/output.class.php on line 3679
Kenapa Berat Badan Naik Saat Menstruasi? - Sehati Kehamilanku

Kenapa Berat Badan Naik Saat Menstruasi?

Beberapa orang mungkin merasakan adanya peningkatan berat badan menjelang dan selama menstruasi. Gejala tersebut kadang bikin heran, terutama kalau Bunda termasuk orang yang konsisten menjaga pola makan dan rutin berolahraga. Jangan panik, kenaikan berat badan saat mens merupakan hal yang normal, dan biasanya akan kembali turun saat menstruasi selesai.

Gejala pre-menstruasi tidak hanya ditandai dengan kram, mood swing, dan mudah lelah. Kadang, karena perubahan mood tersebut, Bunda jadi lebih mudah stres dan mencari kenyamanan lewat makanan manis. Makanya, tidak heran jika berat badan mengalami kenaikan, meski tidak terlalu drastis.

Nah, di samping kebiasaan stress eating, ternyata ada hal lain yang bisa memicu kenaikan berat badan selama mens. Apa saja? Simak pembahasannya berikut.

Peningkatan produksi hormon ghrelin

Perubahan hormon saat menjelang siklus menstruasi mengakibatkan perubahan keseimbangan hormon yang meningkatkan rasa lapar (ghrelin) dan menekan rasa lapar berubah (leptin). Pelepasan hormon ghrelin yang meningkat saat haid mengakibatkan peningkatan nafsu makan, sehingga berat badan seringkali meningkat saat haid.

Produksi Estrogen Meningkat Tajam Selama Siklus

Menjelang menstruasi terjadi peningkatan produksi hormon estrogen. Selain dikenal sebagai salah satu hormon seks wanita, estrogen juga berfungsi membantu insulin yang berperan dalam mengatur metabolisme lemak dan kadar gula dalam darah. Akibat meningkatnya produksi estrogen, insulin jadi tidak dapat bekerja maksimal dalam mengontrol kadar gula darah. Alhasil, gula darah drop dan wanita haid pun jadi lebih mudah lapar.

Penumpukan Cairan Tubuh (Water Retention)

Menurut pakar fisiologi, kenaikan berat badan selama mens juga turut disebabkan adanya penumpukan air yang terjadi 7-10 hari menjelang mens. Kondisi tersebut membuat wanita menahan air dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, yakni sekitar 1,8 liter-2 kg akibat peningkatan hormon esterogen.

Hobi mengonsumsi camilan asin juga turut menyumbang penumpukan air dalam tubuh. Tak heran jika sebelum mens, perut terasa begah dan payudara pun terasa lebih kencang. Nah, biasanya air akan keluar saat datang bulan. Itulah sebabnya saat haid, Bunda jadi sering buang air kecil.

Agar berat badan tetap terjaga selama mens dan masa prakonsepsi, perbanyak konsumsi makanan berserat dan asupan air agar tidak mudah lemas. Ingat, biarpun nyeri haid sakitnya minta ampun, Bunda harus tetap menjalani aktivitas fisik ringan, misalnya jalan-jalan atau stretching. Yang paling penting, jangan turuti keinginan untuk melahap comfort food seperti cokelat, kue, atau keripik yang bisa bikin berat badan jadi gampang naik.

Perkaya wawasan seputar kewanitaan bersama Ibu Sehati. Cari tahu informasi menarik lainnya seputar kesehatan wanita, kehamilan, dan menyusui dengan mengikuti Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Ibu Sehati juga hadir dalam aplikasi smartphone yang dapat diunduh di Play Store dan App Store agar Bunda tak ketinggalan informasi terkini.

Yuk, jaga tubuh agar tetap fit selama haid!

Dr. Olivia Widyanti, SpOG

Dokter Olivia Widyanti Budiman adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang kini berpraktik di RS Bhayangkara Brimob. Ia menyelesaikan studi kedokterannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, dan memperoleh gelar spesialisnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Dokter Olivia kini aktif menulis untuk situs Ibu Sehati. Tak hanya itu, dokter yang gemar berolahraga ini juga turut berpartisipasi mengisi materi kelas online yang diselenggarakan oleh Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago