Manfaat dan peran ASI dalam proses tumbuh kembang anak sudah bukan hal yang bisa diragukan lagi. Hampir setiap penelitian yang ada membuktikan bahwa ASI memiliki kandungan nutrisi baik yang sangat bermanfaat terhadap anak. Tidak heran jika dokter menganjurkan para ibu untuk memberi buah hati mereka ASI eksklusif selama 6 bulan.
Namun dalam praktiknya, tidak semua bayi ASI mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Bahkan pada beberapa kasus, tumbuh kembang bayi yang diberi ASI eksklusif dapat mengalami hambatan. Lalu, apa saja hal yang dapat menyebabkan bayi ASI mengalami kurang berat badan? Berikut uraiannya
Masalah berat badan atau hambatan perkembangan pada anak biasanya disebabkan oleh kurangnya volume nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Sebaiknya bayi menyusu minimal selama 10-15 menit (pada masing-masing payudara). Tujuannya agar bayi mendapatkan ASI hindmilk. Awal ASI keluar masih agak encer dan mengandung lebih banyak air disebut foremilk. Setelah bayi melanjutkan menyusu sampai di atas 10 menit, maka makin keluar ASI hindmilk yang lebih kental dan mengandung banyak lemak untuk menambah berat badan bayi.
Terkadang kita temui ibu yang menyusui anaknya 5 menit payudara kanan, lalu 5 menit payudara kiri. Hal tersebut sebaiknya dihindari, karena bayi hanya akan mendapat asi foremilk yang kandungan utamanya air, sehingga berat badannya kurang.
Volume produksi ASI yang dihasilkan kedua payudara ibu dapat berpengaruh pada kenaikan berat badan bayi. Kita tidak dapat memastikan berapa jumlah ASI yang diminum setiap bayi menyusu. Namun, dapat dinilai apakah terdapat tanda kecukupan ASI pada bayi, misalnya frekuensi bayi berkemih 6-8 kali sehari, warna air kemih kuning jernih (tidak pekat), bayi menyusu tiap 2-3 jam, selama minimal 10-15 menit, bayi tampak kenyang setelah menyusu, tidak tampak menangis kelaparan, setelah menyusu bayi dapat tertidur pulas, payudara terasa kosong setelah disusui, kenaikan berat badan bayi dalam batas normal sesuai usia (kontrol ke dokter, diplot pada kurva pertumbuhan bayi), buang air besar lancar.
Produksi ASI juga dipengaruhi asupan makan ibu. Tentunya bila ibu menjaga asupannya seimbang, mengandung karbohidrat, protein (terutama daging sebagai sumber protein hewani), lemak, vitamin, mineral, dan asupan air yang cukup, maka sangat berpengaruh pada kualitas ASI yang dikeluarkan. Bahkan, sebaiknya sejak remaja, para wanita sudah memperhatikan asupannya, supaya mengkonsumsi makanan bergizi agar pertumbuhan kelenjar payudara baik dan normal. Selama masa kehamilan, ibu juga harus memiliki asupan yang seimbang.
Selain itu, ibu dianjurkan setelah selesai menyusu, payudara dikosongkan dengan memompa, ASI yang dipompa juga dapat dibekukan sebagai ASI perah dan nantinya dapat diberikan ke bayi. Dengan rajin memompa, payudara akan kosong secara teratur sehingga otak akan memberi sinyal untuk diproduksi ASI yang lebih banyak. Keuntungan lainnya dapat mencegah terjadinya sumbatan pada saluran ASI yang dapat menyebabkan ibu menjadi mastitis dan kesakitan.
Posisi dan perlekatan pada saat menyusui sangat berpengaruh. Sebaiknya ibu memperhatikan posisi yang tepat, yaitu gendong bayi dengan seluruh badan bayi menghadap badan ibu, kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus, posisi hidung dan dagu bayi menghadap payudara, tahan kepala, leher, dan punggung bayi dengan tangan ibu. Untuk perlekatan menyusui yang perlu diperhatikan adalah mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah menghadap keluar, dagu bayi menempel pada payudara, dan mulut bayi menangkup areola ibu (area kehitaman di payudara), bukan hanya menempel pada puting, Jadi, untuk memastikan bayi mendapat asupan ASI yang ideal, perhatikan posisi menyusui mereka.
Bunda, ada kalanya masalah yang dialami berasal dari masalah kesehatan bayi yang memang mebutuhkan tata laksana medis khusus, bukan hanya ASI. Apabila terdapat alergi, bayi demam, sering muntah, buang air besar terhambat atau terdapat darah, perut bayi tampak membesar, bayi tampak kesakitan dan rewel, ataupun hal lain yang membuat Bunda khawatir dan bimbang. Jika Bunda sudah melakukan hal-hal di atas namun berat badan si kecil masih belum memadai, silakan periksa kesehatannya lebih lanjut ke dokter.
Nah, itulah penyebab bayi ASI kurang berat badan. Bunda juga diharapkan memiliki waktu istirahat yang cukup agar tidak kelelahan. Bila bunda lelah dan stress, maka dapat berpengaruh juga kepada ASI Bunda. Jangan lupa untuk rutin membawa bayi kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat, agar dapat dipantau berat badan, panjang badan, lingkar kepala, serta perkembangannya. Semoga bermanfaat. Yuk, pelajari lebih banyak seputar perawatan bayi dengan cara follow and like Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Bunda juga bisa mengunduh Sehati Apps di Google Play Store dan Apple Store.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…