Suplemen untuk Ibu Hamil, Apa Saja yang Harus Dikonsumsi?

Ketahui apa saja suplemen ibu hamil yang perlu dikonsumsi dan bagaimana suplemen tersebut berdampak pada kesehatan janin dalam kandungan Bunda.

Morning sickness, nafsu makan berkurang ini sering dialami Bunda pada awal kehamilan. Dengan kondisi demikian, mengonsumsi suplemen untuk ibu hamil penting untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi penting yang diperlukan selama kehamilan. Walaupun banyak suplemen mineral dan multivitamin beredar di pasaran, Bunda tidak bisa sembarangan mengonsumsi begitu saja. Sebaiknya, ketahui lebih dulu vitamin dan mineral penting apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

Suplemen ibu hamil

Setelah kunjungan pertama ke dokter kandungan, Bunda akan dibekali vitamin prenatal. Dilansir dari situs WebMD, vitamin prenatal diberikan untuk mengisi kesenjangan nutrisi dalam asupan makanan dan minuman harian ibu hamil. Dari sekian banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan, ada 4 yang terpenting, yaitu asam folat, zat besi, yodium, dan kalsium.

Asam folat

Ibu hamil membutuhkan 400 mcg asam folat per hari untuk mendukung proses terbentuknya sumsum tulang belakang janin. Jumlah tersebut dianggap cukup guna mencegah neural tube defect (NTD) atau kecacatan dalam sistem saraf janin yang dibentuk sekitar 28 hari pertama setelah waktu pembuahan. Akan tetapi, pada mereka yg mempunyai riwayat NTD pada kehamilan sebelumnya, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat 4mg minimal 1 bulan sebelum memutuskan untuk hamil. Oleh karena setengah dari kehamilan yang terjadi tidak direncanakan, maka sebaiknya Bunda mengkonsumsi asam folat ini sejak persiapan kehamilan.

Selain dengan minum vitamin prenatal, asam folat alami bisa Bunda dapatkan dari jenis makanan berikut, yakni sereal atau gandum, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Namun, akan lebih baik untuk mengonsumsi asam folat berbentuk suplemen untuk memastikan kebutuhan tubuh terpenuhi. Oleh karena itu, dokter tetap meresepkan vitamin ini agar kebutuhan nutrisi janin tercukupi.

Zat Besi

Asupan harian zat besi ibu hamil adalah 22–27 mg. Zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah, yang penting bagi peredaran oksigen di tubuh Bunda dan janin. Namun, konsumsi zat besi harus mengikuti dosis yang diberikan dokter. Konsumsi zat besi dalam jumlah berlebihan bisa menimbulkan konstipasi, diare, sehingga mengintervensi penyerapan nutrisi lain dalam tubuh. Bunda bisa memperoleh kandungan zat besi dari sayuran daun hijau, kacang-kacangan, buah kering, dan daging. Hindari teh, coklat dan kopi karena akan menghambat penyerapan zat besi dalam saluran cerna. Sebaliknya konsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin c akan membantu penyerapan zat besi.

Yodium

Yodium sangat penting bagi tubuh, terutama dalam produksi hormon tiroid selama masa kehamilan. Adapun hormon tiroid ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Perlu Anda ketahui, janin, bayi, dan anak adalah kelompok paling rentan mengalami defisiensi yodium. Maka, ibu hamil harus mengonsumsi yodium agar perkembangan janin terjaga, dengan jumlah 220 mcg per hari. Selain vitamin, makanan laut juga sumber yodium. Namun, perhatikan kesegaran dan sumber makanan laut tersebut, serta kemungkinan risiko alergi dan adanya bahan berbahaya seperti merkuri. Kekurangan yodium dapat mengakibatkan bayi lahir cacat, berat badan bayi lahir rendah, keguguran atau bayi lahir mati.

Kalsium

Pertumbuhan tulang janin sangat bergantung pada asupan kalsium yang Bunda terima. Bunda bisa memperolehnya melalui ragam produk susu, jika Bunda alergi atau tidak bisa mengonsumsi produk susu, maka Bunda dapat mengkonsumsi ikan bertulang lunak, serta sereal, roti, sayuran daun hijau, almond, tahu atau suplemen yang mengandung kalsium. Berdasarkan penelitian, dibutuhkan 1 gr kalsium sehari untuk dapat mencegah preeklampsia.

Suplemen untuk ibu hamil penting, tetapi harus sesuai dengan dosis yang diresepkan dokter. Vitamin prenatal termasuk yang dianjurkan dan aman dikonsumsi selama masa kehamilan. Namun, suplemen atau obat herbal di luar resep dokter sebaiknya Bunda hindari, karena belum ditemukan penelitian ilmiah yang menjamin kandungan obat tersebut aman untuk Bunda dan janin dalam kandungan.

Masih ingin tahu informasi lain seputar kehamilan? Sekarang Bunda bisa  mengunduh aplikasi Sehati untuk pengguna iPhone dan Android. Jangan lupa follow halaman Instagram dan Facebook Sehati untuk menemani hari-hari Bunda selama masa kehamilan ya!

Dr. Olivia Widyanti, SpOG

Dokter Olivia Widyanti Budiman adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang kini berpraktik di RS Bhayangkara Brimob. Ia menyelesaikan studi kedokterannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, dan memperoleh gelar spesialisnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Dokter Olivia kini aktif menulis untuk situs Ibu Sehati. Tak hanya itu, dokter yang gemar berolahraga ini juga turut berpartisipasi mengisi materi kelas online yang diselenggarakan oleh Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago