Pemeriksaan HIV saat kehamilan sangat penting untuk mencegah penularan virus HIV dari ibu ke bayi. Pastikan Bunda sudah melakukan pemeriksaan yang satu ini!
Menurut laporan dari United Nations Programmes untuk HIV/AIDS, pada tahun 2016 ada sekitar 48.000 jiwa yang terinfeksi HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, 14% di antaranya adalah ibu hamil, dan 3200 anak tertular virus tersebut dari ibunya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap serangan penyakit. Virus ini dapat menular melalui beberapa jenis cairan yang ada di dalam tubuh, seperti darah, cairan vagina, cairan rektum, serta air susu.
Pada ibu hamil, penularan virus HIV bisa terjadi kapan saja selama masa kehamilan, persalinan, atau menyusui. Namun, hal itu masih bisa dicegah apabila virus terdeteksi sejak dini. Oleh sebab itu, penting untuk menjalani pemeriksaan HIV meski Bunda tidak merasakan gejala-gejala tersebut. Apabila terdeteksi lebih dini, tentunya risiko penularan virus HIV ke janin bisa ditekan sekecil mungkin.
Pemeriksaan HIV pada ibu hamil bisa dilakukan pada saat kontrol kehamilan pertama kali atau pada minggu keempat kehamilan. Untuk mengetahui adanya virus HIV, tes yang paling umum digunakan adalah tes antibodi HIV.
Tujuan tes antibodi HIV adalah mencari antibodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV sendiri merupakan sejenis protein di dalam darah, cairan mulut, atau air kencing seseorang yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon atas infeksi HIV. Umumnya, hanya perlu beberapa hari untuk mengetahui hasil tes darah antibodi HIV
Apabila tes antibodi menunjukkan hasil positif, langkah selanjutnya adalah melakukan tes konfirmasi HIV. Tes ini bertujuan untuk mengonfirmasi bahwa seseorang benar-benar terinfeksi HIV. Perlu beberapa hari untuk mendapat hasil tes konfirmasi HIV. Apabila pada tes lanjutan ini hasilnya positif, itu tandanya seseorang positif terinfeksi HIV.
Ibu hamil yang mengetahui dirinya memiliki HIV di awal kehamilan akan memiliki kesempatan untuk melindungi kesehatannya dan mencegah penularan HIV ke bayi yang ada di dalam kandungan.
Mengonsumsi obat anti-HIV selama kehamilan cukup membantu menurunkan jumlah virus HIV sampai ke kadar yang tidak terdeteksi oleh alat. Dengan berkurangnya jumlah virus HIV di dalam tubuh ibu, maka risiko penularan HIV ke tubuh bayi akan menurun.
Pada saat persalinan, ibu hamil yang positif terinfeksi HIV umumnya akan disarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar. Dengan cara ini, bayi tidak akan terpapar oleh cairan vagina yang merupakan salah satu media penyebaran virus HIV.
Nah, Bun, itulah manfaat melakukan pemeriksaan HIV selama kehamilan. Jadi, tidak usah ragu melakukan tes tersebut, ya! Apabila Bunda ingin mendapat info menarik lainnya seputar kehamilan yang sehat dan menyenangkan, download saja aplikasi Sehati di Play Store atau App Store. Jangan lupa, follow juga akun Instagram dan Facebook Ibu Sehati!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…