Fakta Tentang Hindmilk dan Foremilk yang Harus Bunda Tahu

Istilah hindmilk dan foremilk mungkin masih terdengar asing di telinga. Untuk memahaminya, mari simak beberapa fakta berikut.

Setelah melahirkan, seorang ibu pasti akan memproduksi ASI. Dalam dunia kedokteran, ASI yang dihasilkan tersebut terbagi dalam dua jenis, yaitu ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Istilah ini sebenarnya dibuat untuk membedakan ASI yang keluar pada sesi awal dan akhir menyusui.

Foremilk yang dikeluarkan pada sesi awal dianggap memiliki kandungan laktosa tinggi dan rendah lemak. Sedangkan hindmilk yang keluar saat menyusui akan berakhir memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi. Menurut sebuah penelitian, foremilk yang Bunda hasilkan dianggap mampu memberikan energi dan menstimulasi perkembangan otak.

Sementara hindmilk yang memiliki kandungan lemak tinggi berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan dan menambah berat badan bayi. Jadi sebenarnya, dua bagian ASI ini sama pentingnya bagi tumbuh kembang bayi. Nah, untuk lebih memahami mari kita bahas beberapa fakta tentang hindmilk dan foremilk. Di antaranya:

1. Pemberian hindmilk dan foremilk harus seimbang

Karena memiliki fungsi yang berbeda, pemberian dua bagian ASI ini harus dilakukan secara seimbang. Jika tidak, hal tersebut tentu saja dapat memengaruhi proses tumbuh kembang bayi. Misalnya, bayi yang terlalu banyak mendapatkan ASI foremilk akan mengalami kelebihan laktosa yang membuat pencernaannya bermasalah.

Agar seimbang, susui bayi dengan satu payudara sampai kosong lalu ganti dengan payudara lain. Untuk mengetahui apakah bayi mendapat asupan ASI yang seimbang, Bunda bisa melihat warna fesesnya. Bayi yang mendapatkan ASI seimbang warna fesesnya cokelat keemasan. Jadi jika tidak berwarna seperti itu, Bunda patut waspada.

2. Jumlah ASI hindmilk dan foremilk pada payudara berbeda

Secara alami tubuh Bunda akan memproduksi hindmilk dan foremilk sesuai dengan kebutuhan bayi. Foremilk biasanya akan lebih sering diproduksi saat siang hari karena pada saat itu, bayi membutuhkan asupan protein dan laktosa untuk beraktivitas. Sedangkan produksi hindmilk cenderung lebih banyak saat malam hari karena lemak yang dibutuhkan bayi akan membuat tidurnya lebih kenyang dan puas.

Bayi yang lebih tahu pasti berapa banyak ASI yang ia butuhkan. Jadi, tidak ada yang tahu pasti setelah berapa menit menyusu foremilk berganti dengan Hindmilk, karena perubahan tersebut berlangsung secara bertahap. Yang penting, pastikan selalu bayi mendapatkan keduanya. Tak perlu memikirkan berapa banyak lemak yang di dapat setiap kali menyusui. Jika waktu menyusu cukup dan bayi menyusu secara efektif, lemak pasti akan diperoleh.

3. Produksi hindmilk dan foremilk berkualitas tergantung nutrisi ibu

Agar ASI yang diberikan pada bayi memiliki kandungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, Bunda harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan bermanfaat. Beberapa asupan gizi yang harus dipenuhi ibu menyusui adalah protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin.

Agar tubuh mendapatkan asupan gizi yang seimbang untuk produksi ASI yang berkualitas, aturlah pola makan Bunda selama menyusui. Untuk beberapa saat, hindari atau batasi makanan tinggi lemak dan junk food yang dapat memengaruhi kualitas ASI.

Itulah beberapa fakta menarik tentang hindmilk dan foremilk yang bisa dijadikan referensi untuk menghasilkan ASI yang berkualitas bagi bayi.

Semakin sering Bunda mengosongkan payudara akan semakin tinggi kadar lemak yang akan didapatkan dalam payudara baik kanan dan kiri, karena semakin lama jarak waktu antar menyusui, maka foremilk akan semakin banyak terkumpul didepan dan lemak akan semakin tertumpuk di saluran ASI, sehingga butuh waktu semakin lama untuk membuat lemak-lemak ASI keluar dari salurannya.

Maka dari itu penting untuk sering-sering mengosongkan payudara kalau ingin lemak ASI bisa cepat keluar. Hindmilk mulai terbentuk ketika kadar air susu dalam payudara berkurang. Semakin sedikit jumlah air susu, semakin tinggi kadar hindmilk-nya.

Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago