Tips Memompa ASI untuk Ibu yang Bekerja

Bekerja bukan menjadi penghalang bagi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati. Pompa ASI menjadi salah satu alternatif yang bisa dicoba. Simak tipsnya berikut ini.

Para ahli berpendapat bahwa pemberian ASI eksklusif untuk sang buah hati hingga usianya menginjak enam bulan merupakan hal yang penting dilakukan. Setelahnya, pemberian ASI bisa dipadukan dengan Makanan Pendamping ASI atau MPASI hingga usia Si Kecil menginjak dua tahun atau lebih. ASI memiliki kandungan gizi lengkap yang baik untuk tumbuh kembang bayi, terlebih dengan sistem pencernaannya yang belum terbentuk sempurna. Selain itu, ASI juga baik untuk meningkatkan imunitas anak.

Namun, masalah akan muncul pada ibu yang bekerja. Tiga bulan selepas melahirkan, Bunda harus kembali bekerja. Ini artinya, Bunda hanya memiliki waktu intens bersama sang buah hati selama tiga bulan. Lalu, bagaimana caranya supaya Bunda tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada Si Kecil sembari bekerja? Jangan khawatir, karena Bunda bisa menyimpan ASI Perah untuk diberikan kepada si kecil saat Bunda bekerja.

Baca juga: Tips Memilih Pompa ASI Berdasarkan Kebutuhan Ibu

Pada dasarnya, memerah ASI bisa dilakukan secara tradisional dengan menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu berupa pompa ASI, baik manual maupun elektrik. Memompa ASI dengan tangan memang cenderung lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pompa. Namun cara ini jelas tidak memerlukan alat bantu, sehingga Bunda bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja. Pun lebih praktis karena tidak perlu bolak-balik mencuci pompa. Meski kebersihan tangan dan wadah penampung ASI tetap harus dijaga.

Tips Memompa ASI untuk Ibu yang Bekerja

Tidak ada alasan tidak sempat memberikan ASI eksklusif pada sang buah hati ketika Bunda bekerja dengan bantuan pompa ASI. Berikut tips mudah melakukan pompa ASI agar Si Kecil tetap mendapat ASI eksklusif selama enam bulan pertama usianya:

1. Mintalah Bantuan

Supaya beban Bunda lebih ringan, mintalah bantuan Ayah atau asisten rumah tangga untuk membersihkan peralatan pompa ASI dan mengepaknya ke dalam tas. Esoknya, Bunda tak perlu repot lagi harus membersihkan sekaligus merapikannya ke dalam tas pompa.

2. Miliki Persediaan

Sebaiknya, Bunda memiliki satu set perlengkapan pompa ASI cadangan. Hal ini untuk mencegah Bunda harus selalu mencuci pompa setiap saat, terlebih ketika sedang berada di kantor. Bunda pun bisa menyimpan satu set perlengkapan pompa ASI di kantor untuk berjaga-jaga jika ternyata ada bagian perlengkapan pompa yang lupa dibawa.

3. Kenakan Pakaian yang Nyaman

Pakaian akan menentukan kenyamanan Bunda dalam memerah ASI untuk sang buah hati di kantor. Agar Bunda tidak kesulitan dalam memompa ASI, sebaiknya kenakan kemeja dengan kancing di bagian depannya. Ada pula jenis bra khusus yang akan memudahkan Bunda memompa ASI tanpa perlu membuka seluruhnya.

4. Cari Ruang Kosong yang Nyaman untuk Memompa ASI

Memompa ASI akan lebih nyaman jika kantor Bunda memiliki ruangan khusus untuk ibu menyusui. Namun, jika tidak, Bunda bisa menggunakan ruangan kosong untuk memompa ASI. Pastikan ruangan tersebut nyaman untuk Bunda melakukan aktivitas ini, ya!

5. Buat Diri Senyaman Mungkin

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui yang kerap mendengarkan musik relaksasi selama kurang lebih 20 menit cenderung memiliki produksi susu yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukannya. Bunda bisa mendapatkan musik-musik relaksasi melalui YouTube atau aplikasi musik lainnya. Kalau perlu, buat playlist khusus yang didengarkan untuk memerah ASI.

6. Pastikan Ada Tempat Penyimpanan

Apakah ada kulkas di kantor Bunda? Jika ada, Bunda bisa menggunakannya untuk tempat menyimpan ASI yang sudah dipompa. Bunda hanya perlu menyiapkan botol yang higienis untuk wadah menampung ASI. Jangan lupa berikan tanggal dan waktu kapan Bunda memompanya demi menghindari kedaluwarsa sebelum ASI sempat dikonsumsi. Namun, apabila Bunda malu untuk menitipkan ASI di kulkas, Bunda bisa membawa cooler bag yang memiliki daya tahan lebih lama dalam menjaga kesegaran ASI.

7. Pompa ASI Secara Teratur

Bunda, sebisa mungkin hindari melakukan skip pompa. Biasanya, kesibukan pekerjaan membuat Bunda lupa harus memompa ASI untuk sang buah hati. Sebaiknya, pasang alarm yang mengingatkan Bunda kapan waktunya harus melakukan pompa ASI. Idealnya, pompa ASI dilakukan setiap dua hingga tiga jam sekali.

Bunda perlu tahu bahwa produksi ASI dalam tubuh bergantung pada permintaan sang buah hati atau seberapa sering Si Kecil menyusu. Jadi, setiap kali Bunda melupakan jadwal pompa, maka secara otomatis tubuh akan merespons bahwa permintaan ASI telah berkurang. Nantinya, ini akan menyebabkan produksi ASI menjadi lebih sedikit, padahal Si Kecil masih membutuhkannya dalam jumlah banyak.

8. Perhatikan Waktu untuk Membekukan ASI

Membekukan ASI banyak dilakukan oleh Bunda yang terbilang sibuk oleh padatnya aktivitas. Namun, sebaiknya Bunda melakukan pembekuan ASI cukup satu kali saja dalam seminggu. Susu segar mengandung nutrisi yang membantu menunjang tumbuh kembang serta daya tahan tubuh anak lebih optimal.

Jika diletakkan dalam suhu 25 derajat Celcius, ASI akan memiliki daya tahan hingga enam jam. Semakin dingin suhu penyimpanannya, maka ASI akan lebih tahan lama. Namun, sebaiknya Bunda tidak menyimpan ASI terlalu lama, karena proses pembekuan kemungkinan menyebabkan hilangnya beberapa nutrisi penting di dalamnya. Semakin lama ASI disimpan, kandungan vitamin C di dalamnya perlahan akan semakin berkurang.

9. Mencairkan ASI Beku? Begini Caranya

Selain waktu pembekuan, Bunda juga perlu tahu bagaimana caranya mencairkan ASI beku. Proses pencairan ASI beku akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aroma, konsistensi atau kepadatan, dan warnanya. Tidak aneh jika Bunda mendapati adanya endapan di bagian dasar ketika menyimpan ASI di dalam kulkas. Cukup menggoyang-goyangnya lembut dengan gerakan memutar agar susu bisa tercampur kembali. Jangan mengocoknya dengan terlalu keras karena akan dapat merusak kualitas ASI.

Bunda bisa menggunakan penghangat ASI elektrik untuk mencairkan ASI beku. Jika tidak punya, siapkan air hangat dalam mangkuk atau panci dan letakkan botol kaca penyimpan ASI di dalamnya, lalu diamkan beberapa saat. Namun, apabila Si Kecil sangat membutuhkan ASI, Bunda bisa mencairkannya dengan siraman air mengalir pada suhu normal, lalu lanjutkan dengan menggunakan air hangat. Perlu diingat, hindari mencairkan ASI di microwave atau langsung diatas kompor, karena suhu yang terlalu panas justru dapat merusak kandungan nutrisi dalam ASI.

Jadi, meski tetap sibuk bekerja dan padat oleh aktivitas, Bunda tetap bisa menyiapkan ASI eksklusif untuk sang buah hati. Bunda ingin mendapatkan informasi terbaru seputar kehamilan, persalinan, dan parenting? Yuk unduh aplikasi Sehati yang sudah tersedia di Play Store atau App Store. Selain itu, jangan lupa juga untuk like Facebook dan follow Instagram Ibu Sehati, ya, Bunda. Semoga bermanfaat.

Bidan Salshabila, Konselor Laktasi

Bidan yang akrab disapa Salsha ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ia pernah berpraktik di RS Kemang Medical Care dan RSIA Duren Tiga sebelum akhirnya mendirikan @homecarebidan. Bersama @homecarebidan, Bidan Salsha memberikan pelayanan yang terkait dengan kebidanan dari rumah ke rumah. Tak hanya memberi dukungan bagi para ibu, Bidan Salsha sebagai seorang baby massage certified juga memberikan layanan pijat bagi bayi baru lahir. Bidan Salsha yang sudah menuntaskan pelatihan konselor laktasi juga siap memberikan konseling seputar permasalahan menyusui untuk pasien yang ia kunjungi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago