Plasenta previa merupakan gangguan kehamilan ketika letak plasenta terlalu rendah sehingga menutupi mulut rahim. Simak ulasan lengkapnya di sini.
Janin dalam kandungan memperoleh nutrisi dari ibu melalui plasenta. Pada beberapa kasus, posisi plasenta terlalu rendah sehingga menghambat jalan lahir janin dan disebut plasenta previa. Pasalnya, kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya komplikasi serius seperti perdarahan. Sebenarnya, apa itu plasenta previa dan apa penyebab, gejala, serta faktor risikonya? Lalu, bagaimana pula mengatasinya?
Plasenta previa merupakan gangguan yang terjadi pada kehamilan ketika sebagian atau keseluruhan plasenta Bunda menutupi jalan lahir. Sederhananya, gangguan ini terjadi akibat kelainan letak plasenta yang terlalu rendah, sehingga menutupi jalan lahir.
Plasenta sendiri merupakan suatu organ yang berfungsi untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen dari Bunda ke janin, sekaligus mengeluarkan zat sisa melalui tali pusar. Saat hamil, rahim akan mengalami pembesaran sehingga plasenta pun akan melebar menjauhi mulut rahim.
Akan tetapi pada beberapa kasus, didapatkan pada trimester ketiga atau menjelang persalinan plasenta masih menutupi mulut rahim. Kondisi ini disebut plasenta previa. Jika plasenta menutupi jalan lahir, maka tidak dapat dilakukan persalinan pervaginam. Operasi seksio sesarea dapat direncanakan di atas 38 minggu jika tidak ada perdarahan.
Belum ada studi yang menunjukkan penyebab pasti dari plasenta previa pada ibu hamil. Meski begitu, kondisi ini mungkin akibat posisi penempelan embrio di dinding rahim. Embrio yang bertumbuh dan menempel pada bagian bawah rahim akan menyebabkan tumbuhnya plasenta di dekat serviks. Inilah yang menyebabkan plasenta previa. Meski belum diketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya plasenta previa, gejala dari gangguan kehamilan ini mudah dikenali.
Gejala paling umum jika Bunda mengalami plasenta previa adalah terjadinya perdarahan berat secara tiba-tiba. Biasanya, perdarahan terjadi ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Perdarahan dapat berhenti jika diberikan obat penghilang kontraksi atau menjadi makin berat. Volume perdarahan pun beragam, bisa dikategorikan ringan hingga berat.
Umumnya, beberapa ibu hamil juga akan mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau punggung dan kontraksi. Segera periksakan diri ke dokter apabila Bunda mengalami perdarahan selama kehamilan, terutama saat kehamilan menginjak trimester ketiga. Pasalnya, penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan kehilangan darah yang banyak sehingga dapat mengancam nyawa ibu dan janin.
Setiap ibu hamil bisa mengalami plasenta previa. Namun, penyebab pasti terjadinya plasenta previa ini belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa hal yang mungkin bisa meningkatkan risiko Bunda mengalami plasenta previa, seperti:
Adapun komplikasi lain yang mungkin terjadi selain perdarahan antara lain:
Jangan panik jika Bunda plasenta masih menutupi jalan lahir di trimester pertama dan awal trimester kedua kehamilan, karena plasenta masih mungkin untuk bergerak menjauh dari mulut rahim akibat pembesaran dari rahim.
Dokter mungkin akan menganjurkan Bunda untuk mengurangi aktivitas yang memicu terjadinya kelelahan dan lebih banyak istirahat untuk mengurangi risiko kontraksi yang dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan. Bunda juga tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan intim hingga persalinan, bahkan melakukan olahraga.
Menuju proses persalinan, satu-satunya cara yang bisa Bunda pilih untuk melahirkan sang buah hati adalah dengan operasi caesar guna meminimalkan terjadinya perdarahan. Jangan berusaha untuk mengubah posisi plasenta dengan melakukan pemijatan pada daerah perut, karena ini dapat mengakibatkan pelepasan plasenta atau solusio plasenta yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Apabila perdarahan terjadi sebelum usia kehamilan cukup bulan, maka tidak jarang Bunda harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk diberikan obat-obatan untuk menghilangkan kontraksi dan menghentikan perdarahan. Tidak lupa diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Akan tetapi, terkadang perdarahan tetap berlangsung meski diberikan obat-obatan. Pada kondisi ini, maka tindakan caesar dilakukan untuk menyelamatkan ibu dari kehilangan darah yang lebih lanjut.
Sambil beristirahat, tak ada salahnya untuk menambah informasi seputar kehamilan dan persalinan. Bunda bisa mendapatkan dengan mengunduh aplikasi Sehati yang sudah tersedia di Play Store maupun App Store. Aplikasi ini menyediakan berbagai informasi menarik dan tips seputar kehamilan, persalinan, menyusui, hingga tips parenting. Jangan lupa juga untuk mengikuti akun Instagram dan like Facebook akun Sehati di Ibu Sehati. Semoga bermanfaat.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…