Penyakit seksual menular merupakan jenis penyakit yang ditularkan melalui proses hubungan seksual. Bagi wanita, penyakit seksual menular saat hamil berisiko menurunkan penyakit tersebut kepada bayi yang dilahirkan dan menimbulkan gejala penyakit lain yang mengkhawatirkan. Bunda, untuk meningkatkan kewaspadaan, yuk, kenali 3 jenis penyakit kelamin yang sering dialami berikut ini.
Klamidia merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Seringkali infeksi klamidia tidak bergejala pada awalnya. Namun setelah 2-3 minggu, maka infeksi klamidia dapat menyebabkan peradangan pada mulut rahim yang disebut dengan servisitis, dan bisa menimbulkan gejala berupa keluarnya keputihan yang gatal, berwarna kuning kehijauan, hingga munculnya flek-flek darah.
Pada wanita hamil, penyakit klamidia berpotensi menyebabkan komplikasi pada kehamilan serta bayi yang baru lahir. Di masa-masa kehamilan, wanita yang terinfeksi klamidia berisiko lebih besar terjadinya ketuban pecah dini dan terjadinya persalinan prematur.
Selain dari itu, wanita yang mengalami infeksi klamidia saat persalinan, maka ada kemungkinan sang bayi tertular penyakit yang sama dan menimbulkan penyakit lainnya seperti infeksi mata atau infeksi paru.
Selain klamidia, gonore menjadi penyakit menular seksual saat hamil lainnya yang wajib diwaspadai. Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang dapat menular melalui hubungan seks.
Sama seperti klamidia, orang yang terinfeksi gonore umumnya tidak mendapati gejala apa-apa pada awalnya. Inilah yang membuat penderita gonore tanpa disadari menularkan penyakitnya kepada pasangannya. Gonore selain dapat menyebabkan peradangan pada mulut rahim, juga dapat menyebabkan peradangan pada saluran kemih, yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Gejala yang dirasakan dapat berupa rasa panas dan nyeri ketika berkemih atau berkemih dirasa tidak lampias.
Pada wanita hamil, infeksi gonore meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur, infeksi pada lapisan dinding dalam rahim, serta risiko terjadinya ketuban pecah dini. Infeksi gonore pada mulut rahim juga dapat berpotensi menyebakan penularan pada bayi saat persalinan, yang berpotensi menyebabkan infeksi pada mata, maupun saluran pernapasan bayi.
Terakhir, ada trikomoniasis yang disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Wanita yang terinfeksi trikomoniasis akan mengalami gejala antara lain mengalami keputihan banyak, berwarna kehijauan, setiap hari, dan dapat menimbulkan iritasi pada vagina hingga menimbulkan bau tak sedap.
Seorang ibu hamil yang terkena trikomoniasis berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Lebih dari itu, bayi yang dikandung pun berpotensi mengalami kelahiran prematur, ketuban pecah sebelum waktu persalinan, dan bayi berat lahir rendah.
Itulah 3 penyakit menular seksual saat hamil yang harus Bunda waspadai. Untuk mendapatkan informasi lain seputar kehamilan, Bunda bisa membacanya di halaman Sehati atau unduh aplikasinya secara gratis di Apple Store dan Google Play.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…