Apakah usia kehamilan Bunda sudah memasuki trimester ketiga? Mulai sekarang, persiapkan diri untuk menyambut si kecil, ya. Salah satunya dengan merencanakan cuti melahirkan bagi Bunda yang bekerja di perusahaan.
Bagaimana langkah-langkah merencanakan cuti persalinan? Yuk, baca terus artikel ini.
Bunda, beberapa bulan sebelum memasuki trimester ketiga, sebaiknya segera cari pengganti posisi sementara di kantor. Tujuannya supaya pekerjaan yang menjadi jatah Bunda tetap berjalan lancar.
Jika Bunda kesulitan untuk mencari pengganti posisi, cobalah berdiskusi dengan bagian Human Resources Development (HRD). Biasanya, HRD akan membantu menemukan orang-orang yang tepat untuk mengerjakan tugas-tugas Bunda.
Setelah mendapatkan pengganti, pastikan sudah menjelaskan tentang job desc Bunda selama bekerja. Kalau perlu, bimbing karyawan pengganti beberapa minggu sebelum masa cuti ditetapkan perusahaan.
Hari perkiraan lahir (HPL) umumnya sudah diberitahukan dokter saat pemeriksaan kandungan jelang trimester ketiga. Mengacu pada HPL, Bunda bisa merencanakan tanggal cuti persalinan. Misalnya, cuti dilakukan selama tiga bulan atau sampai masa pemulihan persalinan selesai.
Namun, ingat, ya Bun, masing-masing perusahaan punya kebijakan cuti berbeda. Bahkan, kebijakan bisa jadi berganti tiap tahunnya. Jadi, pastikan Bunda berdiskusi dengan atasan sebelum memutuskan tanggal cuti.
Jangan lupa, tanyakan pada atasan, apakah Bunda masih diperkenankan kerja di perusahaan usai melahirkan. Jika iya, segera tentukan masa berakhir cuti sesuai peraturan perusahaan.
Bunda punya klien di luar kantor yang harus ditangani? Supaya para klien tidak kaget, komunikasikan tentang rencana cuti Bunda. Pastikan mereka mengetahui, dalam beberapa minggu tugas dialihkan kepada karyawan pengganti.
Setelah menjelaskan tentang masa cuti Bunda, kenalkan klien dengan karyawan pengganti. Paparkan tahapan kerja yang biasa dilakukan, berikan kontak seluruh klien, serta buat rincian tugas selama Bunda cuti.
Bunda, meskipun karyawan pengganti sudah ada, selesaikan tugas secara maksimal sebelum cuti. Selain terkait tanggung jawab, karyawan pengganti belum tentu mampu menyelesaikan pekerjaan sebaik Bunda. Sementara untuk follow up, biarkan karyawan pengganti yang melakukannya.
Menjelang persalinan, Bunda membutuhkan lebih banyak waktu istirahat dan bersantai. Jadi, upayakan membuat batasan komunikasi dengan perusahaan. Semisal, karyawan pengganti diperkenankan menelepon 3-5 kali saja dalam seminggu.
Peraturan tersebut bisa diperketat ketika sudah melahirkan. Pasalnya, usai persalinan, Bunda akan sibuk mengurus bayi. Supaya pikiran tenang, pastikan tidak ada urusan kantor yang dilimpahkan kepada Bunda.
Selain menentukan tanggal cuti melahirkan, Bunda juga perlu mengemas keperluan persalinan dan belanja kebutuhan si kecil. Untuk mendapatkan info seputar persiapan tersebut, silakan follow and like Facebook dan Instagram Ibu Sehati. Atau unduh Sehati Apps di Google Play Store dan Apple Store agar bisa menyimak artikel terbaru tentang persalinan.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…