Apakah Bunda Termasuk Orangtua Helikopter? Ini Cara Mengenalinya

Ada beragam gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua pada anak. Menurut riset, tiap gaya pengasuhan memberikan efek yang berbeda terhadap anak. Salah satunya, gaya over-parenting. Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan ini juga disebut juga dengan istilah “orang tua helikopter”.

Orang tua helikopter terobsesi dengan pendidikan, keselamatan, aktivitas ekstrakurikuler, dan segala aspek dalam kehidupan anak. Praktik ini mulai dilakukan pada 1990-an, diawali oleh berita-berita bombastis mengenai penculikan anak, kompetisi akademik, dan persaingan ekonomi global.

Ciri Orang Tua Helikopter

Salah satu isu penting yang disoroti dari gaya pengasuhan orang tua helikopter adalah gagalnya menanamkan kemandirian dan rasa “bisa melakukan sesuatu” pada anak. Pasalnya, orang tua terlibat penuh dalam kehidupan anak sejak kecil.

Menariknya, sebagian besar orang tua helikopter bersedia menomorduakan karier dan minat mereka demi kepentingan anak. Alasannya, hal itu dilakukan demi keselamatan dan pendidikan anak. Meskipun demikian, kesan yang umumnya terlihat adalah orang tua terlalu mengatur serta tidak memberikan waktu kepada anak untuk bebas dan mandiri.

Orang tua helikopter juga selalu ingin agar anak lebih unggul pada setiap kesempatan. Tak heran, mereka biasanya sangat bangga jika anak mencapai prestasi tertentu. Bukan hanya ketika anak duduk di bangku Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Atas, ada pula orang tua yang masih menerapkan gaya ini pada anak yang sudah mengenyam pendidikan di universitas.

Dampaknya, anak-anak biasanya merasa malu. Remaja atau anak-anak muda sering kali merasa putus asa untuk mendapatkan kebebasan dan memilih pergi dari rumah. Namun, ada pula orang tua yang masih mau memberikan lebih banyak kebebasan ketika anak sudah mulai bisa menunjukkan tanggung jawab pribadi.

Berbanding terbalik dengan orang tua helikopter, ada pula jenis orang tua free-range. Kelompok ini percaya bahwa anak akan belajar lebih baik jika diizinkan untuk berbuat kesalahan atau menghabiskan waktu sendiri. Anak-anak pun memiliki lebih banyak waktu untuk bermain dan melakukan eksplorasi tanpa pendampingan atau pengawasan orang dewasa.

Nah, demikian beberapa ciri orang tua helikopter yang perlu Bunda ketahui. Karena dampaknya terhadap tumbuh kembang anak, bijaklah mempertimbangkan jenis pola pengasuhan yang tepat. Namun, tidak perlu menghakimi orang tua lain yang menerapkan gaya pengasuhan yang berbeda. Karena, setiap orang tua biasanya lebih tahu gaya parenting apa yang cocok untuknya dan anak-anaknya.

Nadia Amelia Putri, S.Psi., M.Psi

Nadia Amelia Putri adalah psikolog yang berpraktik di Cahaya Psikologi Indonesia. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan strata satu psikologinya di Universitas Paramadina. Ia kemudian mengambil pendidikan profesi klinis dewasa dan memperoleh gelar psikolog dari Universitas Tarumanegara. Selain aktif berpraktik sebagai psikolog, Nadia Amelia juga aktif terlibat dalam sejumlah organisasi. Salah satu organisasi yang ia ikuti adalah Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia. Tak hanya itu, saat ini ia juga menjabat sebagai sekretaris di Himpunan Psikologi Banten.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago