Keguguran dapat berdampak pada kondisi ibu hamil, salah satunya dapat mengalami gangguan emosional karena baru saja kehilangan janinnya. Belum lagi hal ini menimbulkan kecemasan dari ibu hamil, seperti “keguguran, apakah harus dikuret?”
Jika Bunda sedang hamil dan memiliki risiko keguguran, atau ingin mempersiapkan diri, pastikan mengetahui tindakan yang harus dilakukan setelah peristiwa tersebut.
Kuret merupakan proses pembersihan rahim pasca keguguran, tetapi banyak wanita takut menjalani proses ini karena takut tidak bisa mengandung lagi. Dokter akan melakukan prosedur tersebut jika ada sisa jaringan pasca keguguran di dalam rahim Bunda. Tujuan dilakukannya kuretase adalah untuk membersihkan sisa jaringan di dalam rahim, sehingga mencegah terjadinya perdarahan, infeksi, dan akan mempercepat terjadinya pemulihan rahim kembali.
Tidak seperti mitos yang menyertainya, kuret tidak akan menyebabkan Bunda sulit untuk mengandung lagi. Akan tetapi, kuret juga tidak selalu diwajibkan untuk semua wanita yang baru keguguran. Prosedur ini hanya dilakukan jika memang ada sisa jaringan sehingga harus dibersihkan. Namun jika pada pemeriksaan rahim Bunda sudah bersih, maka tidak perlu dilakukan kuret. Jika proses penyembuhan lancar, pasca keguguran Bunda sudah bisa beraktivitas dalam seminggu, dan dalam dua minggu kesuburan sudah kembali.
Ketika berada dalam proses pemulihan pasca keguguran, Bunda harus melakukan beberapa hal agar cepat sembuh dan tidak mengalami efek samping, yaitu:
Keguguran, terutama yang disertai perdarahan, akan menyebabkan kondisi Bunda melemah. Istirahatlah yang cukup dan konsumsi makanan bernutrisi tinggi. Tambahkan suplemen zat besi jika Bunda mengalami anemia. Buat menu makanan bergizi bersama dokter gizi jika diperlukan.
Hindari kemungkinan infeksi dengan menjaga vagina dan area sekitarnya tetap bersih. Hindari menggunakan sabun yang dapat menyebabkan iritasi, celana ketat, atau celana dalam yang bahannya tidak menyerap keringat. Keringkan vagina setelah mandi atau buang air dengan menepuk-nepuk pelan menggunakan kain/tisu bersih. Gunakan pembalut tanpa pewangi.
Tidak disarankan untuk melakukan hubungan seksual pasca keguguran, apalagi pada kondisi yang masih terdapat perdarahan. Bunda harus menunggu hingga perdarahan berhenti dan tubuh benar-benar pulih sebelum melakukannya. Setiap wanita memiliki waktu pemulihan berbeda, jadi patuhi tanda-tanda dari tubuh sendiri.
Akhirnya, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika Bunda dan pasangan membutuhkannya. Jadikan pemulihan sebagai prioritas tindakan pasca keguguran, baik secara fisik maupun psikis.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…