Obesitas pada ibu hamil sering kali dianggap wajar, mengingat adanya janin yang sedang bertumbuh dan berkembang. Namun, tahukah Bunda, kegemukan bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi? Menurut riset The Centre for Disease Control (CDC), sekitar 25,6 persen wanita hamil yang mengalami obesitas memiliki risiko tinggi. Berikut ini dampaknya terhadap kehamilan.
Obesitas bisa meningkatkan tekanan darah pada ibu hamil. Akibatnya, muncul gejala preekslampsia yang ditandai dengan terdeteksinya kadar protein dalam urine. Peningkatan tekanan darah ini juga dapat diikuti dengan pembengkakan di bagian kaki.
Dampak negatif yang dapat terjadi antara lain aliran darah ke janin menjadi terhambat. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, preeklampsia dapat menyebabkan terjadinya kejang pada ibu hamil, bahkan bisa sampai terjadi koma. Preeklampsia sendiri merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia.
Sebuah riset membuktikan, bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian diabetes gestasional. Hal ini berhubungan dengan gangguan hormonal pada ibu dengan obesitas, yaitu terjadinya resistensi terhadap hormon insulin, yang menyebabkan gangguan metabolisme gula di tubuh, sehingga terjadi diabetes dalam kehamilan, yang disebut diabetes gestasional.
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional berpotensi melahirkan bayi makrosomia yaitu bayi dengan berat lahir lebih dari 4000 gram. Jika hal ini terjadi, Bunda dianjurkan melahirkan dengan jalan caesar, karena makrosomia berisiko tinggi terjadinya distosia bahu, yaitu kondisi di mana bahu bayi tersangkut di jalan lahir, yang berpotensi menyebabkan kecacatan hingga kematian bayi, jika dilahirkan normal pervaginam.
Ibu hamil memerlukan istirahat lebih banyak supaya kesehatan tubuh dan bayi tetap terjaga. Namun, ibu hamil yang mengalami obesitas akan lebih berisiko mengalami sleep apnea yaitu gangguan tidur serius yang mengakibatkan pernapasan dapat berhenti sesaat ketika sedang tidur.
Bahayanya, sleep apnea bisa menyebabkan otak kekurangan oksigen. Karena itulah, ibu hamil mudah kelelahan keesokan harinya.
Saat mengalami obesitas, lemak di tubuh wanita meningkat. Penumpukan lemak tersebut memicu peningkatan produksi hormon androgen. Nah, hormon inilah yang menghambat pematangan folikel.
Kondisi tersebut dinamakan anovulasi. Jika dibiarkan, anovulasi dapat menyebabkan terjadinya gangguan hormonal, yang berujung pada terjadinya gangguan haid. Pada ibu dengan gangguan hormonal, tentunya kehamilan akan menjadi lebih sulit terjadi.
Beberapa studi menyebabkan bahwa obesitas berhubungan dengan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Mekanisme pastinya memang belum diketahui, namun diperkirakan bahwa obesitas dapat menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim. Jika terjadi gangguan kontraksi otot rahim, maka ibu dengan obesitas sangat rentan mengalami perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri (otot rahim tidak dapat berkontraksi).
Mengingat tingginya risiko obesitas pada ibu hamil, Bunda harus menjaga berat badan mulai sekarang. Upayakan tetap seimbang dan proporsional sampai tahap melahirkan. Bagaimana caranya? Simak tips-tips kesehatan untuk ibu hamil dengan follow and like Facebook dan Instagram Ibu Sehati atau unduh Sehati Apps di Google Play Store dan Apple Store.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…