Categories: Kehamilan

Konsumsi Kacang Hijau Saat Hamil Membuat Rambut Anak Lebat?

Tak hanya baik untuk kesehatan, manfaat kacang hijau ternyata juga dapat dirasakan oleh ibu hamil, yaitu membuat rambut anak lebih lebat. Tapi apakah hal itu hanya mitos yang beredar secara turun-temurun? Yuk, cek faktanya di sini.

Manfaat Kacang Hijau Bagi Ibu Hamil, Mitoskah?

“Kalau ingin rambut anaknya lebat, makan kacang hijau aja, Bun.” Saran tersebut barangkali sering Bunda dengar. Ya, konon, konsumsi kacang hijau untuk ibu hamil bisa merangsang pertumbuhan rambut bayi serta membuatnya lebih lebat. Walaupun belum ada bukti bahwa kacang hijau bisa melebatkan rambut bayi, hal ini memang sudah menjadi kepercayaan di masyarakat sejak dahulu.

Tak dapat dipungkiri, banyak orangtua mengidamkan rambut bayinya tumbuh lebat. Rambut seperti ini memang membuat bayi terlihat lebih menggemaskan. Belum lagi, rambut lebat kerap diidentikkan dengan kondisi tubuh yang sehat.

Sebenarnya, faktor utama yang menentukan apakah rambut anak lebat atau tidak adalah genetik. Meski demikian, nutrisi yang ada dalam kacang hijau memang dapat membantu merangsang pertumbuhan janin.

Baca juga: Bunda, Ini Pentingnya Protein bagi Ibu Hamil

Nutrisi yang Terkandung dalam Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein yang baik, rendah lemak, memiliki banyak serat, serta kaya akan zat antioksidan. Kacang hijau juga memiliki banyak nutrisi mikro dan mineral seperti folat, thiamin atau yang biasa dikenal dengan vitamin B1, zat besi, kalium, dan fosfor. Untuk kehamilan Bunda, zat thiamin ini diperlukan guna membantu mengoptimalkan perkembangan otak, sistem saraf, dan jantung bayi.

Selain thiamin, asam folat yang terkandung dalam kacang hijau sangat dibutuhkan selama masa kehamilan, sehingga sering disebut-sebut sebagai zat pahlawan bagi ibu hamil. Sebuah penelitian dari MRC Vitamin Study menunjukkan bahwa mengonsumsi asam folat selama hamil dapat membantu mencegah cacat lahir.

Kacang hijau juga merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi ini diperlukan untuk membantu pertumbuhan plasenta dan perkembangan janin. Kekurangan zat besi atau anemia pada masa kehamilan bisa mengakibatkan bayi lahir prematur karena berat badan yang rendah. Pada masa kehamilan, Bunda disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi zat besi yaitu sekitar 25 mg per hari.

Apa yang Menyebabkan Rambut Si Kecil Menjadi Lebat?

Ada dua faktor yang memengaruhi kelebatan rambut si kecil. Faktor tersebut adalah 80% dari genetik dan 20% dari nutrisi. Jadi selain faktor genetik, sebenarnya Bunda juga bisa merangsang pertumbuhan rambut anak melalui nutrisi.

Nutrisi yang terkandung dalam kacang hijau dan dikonsumsi oleh ibu hamil bisa membantu pertumbuhan rambut si kecil saat masih di dalam kandungan.

Ketika sudah lahir, hal-hal yang bisa membantu pertumbuhan rambut bayi di usia kurang dari 6 bulan adalah hair oil yang dengan kandungan minyak kemiri alami yang diformulasikan untuk anak Bunda. Menggunakan ekstrak seledri juga bisa bantu merangsang pertumbuhan rambut bayi.

Selain itu, asupan MPASI juga berperan dalam membantu rambut bayi tumbuh lebat. Banyak juga Ibu yang memotong rambut si kecil agar ketika tumbuh kembali akan menjadi lebih lebat dari sebelumnya. Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya benar. Tekstur, warna, dan tebal tidaknya rambut ditentukan oleh faktor genetik.

Itu dia penjelasan mengenai kacang hijau yang dapat membuat rambut si kecil jadi lebat. Pada intinya, faktor genetiklah yang paling berperan besar, setelah itu didukung oleh nutrisi yang Bunda konsumsi selama masa kehamilan dan ketika menyusui. Ingin mendapat info mengenai mitos dan fakta lainnya selama masa kehamilan? Yuk, like Facebook dan follow Instagram Ibu Sehati. Jangan lupa download juga aplikasi Ibu Sehati di Google Play Store dan App Store untuk masa kehamilan yang lebih menyenangkan dan menenangkan.

dr. Cepi Teguh Pramayadi SpOG, MARS

Dokter Cepi merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang saat ini menjabat sebagai Laparoscopic Surgeon Head di Pusat Pelayanan Operasi RSUI. Saat ini, dokter yang juga berperan sebagai pengajar Universitas Indonesia ini sedang menempuh pendidikan doktoralnya di Universitas Indonesia. Sebelumnya, ia memperoleh gelar spesialisnya juga di Universitas Indonesia.Tak hanya memiliki gelar spesialis di bidang obstetri dan ginekologi, ia juga memiliki gelar magister di bidang administrasi rumah sakit dari pendidikannya di Universitas Respati Indonesia. Kesibukan Dokter Cepi sangat beragam. Ia di antaranya memiliki pengalaman sebagai pembicara di berbagai konferensi dan seminar, seperti “The 2nd Indonesian Gynecological Endoscopy Society National Meeting” dan “Malaysia, Indonesia and Brunei Darusssalam Medical Science Conference”. Tak hanya itu, Dokter Cepi juga kerapkali menjadi instruktur di berbagai pelatihan, seperti “Bali Course on Gynecology Laparoscopy” dan “Laparoscopy Tubal Occlusion” yang diselenggarakan oleh BKKBN.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

4 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

4 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago