Dukungan psikis dan emosional tidak hanya dibutuhkan ibu selama menjalani kehamilannya. Setelah melahirkan pun, para ibu tetap membutuhkan sokongan dari orang-orang terdekat. Bila ini tak terpenuhi, baby blues serta postpartum depression akan rentan menghampiri.
Bercermin dari pengalamannya, Ashtra Ashri Dymach menyadari betul kebutuhan tadi. Berawal dari keinginan berbagi cerita mengenai perjalanan kehamilan dan persalinan yang ia alami, Ashtra akhirnya mendirikan Komunitas Halo Ibu. Tak hanya itu, ia pun mantap menekuni profesi sebagai postpartum doula kini.
Inilah sekelumit perbincangan kami dengan Ashtra mengenai perjalanannya.
Bagi beberapa orang, kehamilan pertama bukan pengalaman mudah. Begitu pun dengan Ashtra. Namun, bagi Ashtra, rintangan kehamilan pertamanya bukanlah persoalan fisik, melainkan persoalan psikis.
Married by accident, bukan hal mudah bagi keluarga Ashtra dan suami untuk menerimanya. Alhasil, kehamilan pertama Ashtra nyaris tanpa dukungan, baik dari keluarganya sendiri maupun dari keluarga pasangannya.
“Saat hamil anak pertama, saya tidak mendapat dukungan dari ibu maupun ibu mertua. Saya juga tidak punya support group karena teman-teman sebaya saat itu, sekitar umur 23-24 tahun, kebanyakan belum menikah dan masih mengejar karier. Saya tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan,” ucap Ashtra.
Selama kehamilan pertamanya, Ashtra mengaku tidak mendapat kedamaian yang ia cari. Sampai akhirnya ia menemukan metode persalinan dengan cara gentle birth. Sayangnya, seperti yang ia kisahkan pula di situs Haloibu.id, tidak ada rumah sakit di Jakarta yang bisa memberikan cukup informasi tentang gentle birth.
Pencarian Ashtra perihal gentle birth akhirnya bermuara di Banjar Nyuh Kuning, Ubud, tempat Yayasan Bumi Sehat berdiri. “Saya bertemu dengan Ibu Robin Lim di sana. Saat bertemu beliau, saya langsung dipeluk dan dicium. Di situlah saya benar-benar menangis dan sangat merasa dihargai. This is it, inilah yang seharusnya dirasakan oleh semua ibu hamil,” kenang Ashtra.
Di Yayasan Bumi Sehat, Ashtra juga sempat menyaksikan proses persalinan dengan metode gentle birth. Dari situlah ia mulai mendapat gambaran tentang metode persalinan yang minim trauma. Sepulangnya ke Jakarta, Ashtra pun banyak mencari informasi tentang persalinan gentle birth hingga akhirnya memutuskan untuk melahirkan di rumah.
“Sesampainya kembali di Jakarta, saya mencari banyak informasi lagi tentang metode gentle birth. Saya pun bertemu dengan ibu Lanny Kuswandi yang menekuni hypnobirthing dan berprofesi sebagai doula hingga akhirnya saya memutuskan untuk melahirkan di rumah. Persalinan saya dibantu oleh Bidan Erie Marjoko dan doula. Kelahiran anak saya ditangkap sendiri oleh suami saya,” kisah Ashtra.
Setelah melahirkan, Ashtra sempat merasakan kesedihan yang kemudian ia kenali sebagai baby blues. Saat itu, Ashtra kesulitan mengenali apa yang ia rasakan. Selain memang karena baru pengalaman pertama melahirkan, minimnya akses ke psikolog menjadi penyebabnya.
Ashtra yang dulunya berprofesi sebagai jurnalis kemudian berinisiatif mewawancarai teman-teman terdekatnya, siapa tahu mereka memiliki pengalaman yang sama. Dari sinilah, Ashtra kemudian berhasil mengenali apa yang dia rasakan. “Dari mewawancarai teman itulah saya baru menyadari, oh mungkin ini yang saya rasakan. Baby blues,” ujar Ashtra.
Mendapat respons positif dari para pengikutnya di kanal YouTube, Ashtra pun semakin giat berbagi konten-konten positif seputar ibu. Hingga akhirnya, setelah si kecil berusia 3 tahun dan mendapat izin dari suami, Ashtra pun fokus menjalankan komunitas Halo Ibu.
Selain membagikan tulisan di blog, Ashtra bersama Halo Ibu juga kerap mengadakan kegiatan luring (offline). Salah satu aktivitas yang rutin mereka selenggarakan bernama Lingkaran Ibu. Lingkaran Ibu dapat disebut sebagai wadah support group bagi para ibu yang membutuhkan dukungan psikologis. Dalam sekali sesi, peserta Lingkaran Ibu berjumlah kisaran sepuluh orang.
“Tujuannya agar semua ibu dapat kesempatan untuk bercerita. Kami pun selalu bertepuk tangan saat setiap ibu selesai bercerita. Bila ada ibu yang perlu dipeluk, kami akan peluk. Kami berikan dukungan. Rasanya luar biasa ketika sesama perempuan saling mendukung,” kisah Ashtra.
Selain lewat komunitas Halo Ibu, dukungan yang diberikan Ashtra untuk para ibu lainnya adalah lewat profesinya sebagai seorang postpartum doula. “Dari apa yang saya alami selama kehamilan, saya merasa setiap perempuan pantas mendapat perlakuan spesial dan diistimewakan selama kehamilan. Itulah mengapa saya ingin menjadi doula. Jika ditarik dari bahasa aslinya, Yunani, doula adalah servant. Woman serving other woman. Melayani ini bisa dalam hal apa saja, termasuk menemani dan mendengarkannya bercerita setelah melahirkan,” tutur Ashtra.
Menurut Ashtra, selepas melahirkan, seorang ibu membutuhkan ruang untuk bercerita karena ada proses perubahan peran yang mereka alami. “Setelah melahirkan dan tidak lagi hamil, adalah hal yang wajar jika ibu bersedih. Sebab ada yang hilang dari dirinya (yang biasa ia bawa selama 9 bulan). Setelah melahirkan anak kedua, saya pun masih merasakan kesedihan itu. Tidak apa, ini adalah proses. Maka dari itu, selama fase ini, ibu membutuhkan dukungan,” jelasnya.
Ashtra mendapatkan sertifikasinya sebagai seorang doula dari DONA International (Doula Training & Doula Certification). Selain mendampingi ibu secara personal, ilmunya sebagai seorang doula kerap Ashtra bagikan saat sesi Lingkaran Ibu.
Itulah kisah Ashtra Dymach dalam perjalanannya mendirikan Halo Ibu dan menjadi seorang postpartum doula. Masih banyak informasi menarik lainnya yang bisa Bunda dapatkan dengan follow dan like Facebook dan Instagram Sehati.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…