Categories: Menyusui

Inilah Perbedaan antara ASI Transisi dan ASI Matur, Bunda Sudah Tahu?

Air susu ibu adalah nutrisi dasar bagi bayi selama beberapa bulan sebelum masa MPASI. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan dan nutrisi yang sangat ideal bagi bayi. Kandungan ASI sangat diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak bayi secara keseluruhan.

Setelah melahirkan, air susu ibu akan mengalami tiga fase, yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Pada awalnya, jenis ASI yang diproduksi oleh payudara bunda disebut kolostrum. Air susu berwarna kekuningan ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sang buah hati serta melindungi bayi kecil yang masih sangat rentan terhadap infeksi setelah keluar dari rahim Bunda.

Dalam artikel ini, Ibu Sehati akan membahas dua stage ASI yang dialami oleh Bunda, yaitu ASI matur dan ASI transisi, serta perbedaan dari kedua jenis ASI tersebut.

Mengenal ASI Transisi

Pada minggu pertama kelahiran, ASI bunda akan mengalami perubahan secara kuantitas. ASI transisi diproduksi setelah kolostrum. Pada hari kelima sampai sekitar dua minggu, ASI Bunda disebut ASI transisional (transitional milk). Hal itu karena terjadi perubahan dari kolostrum menjadi ASI matur (mature milk). ASI transisional ini lebih tampak putih dan juga mengandung lemak, kalori, dan laktosa, semua kandungan ini sangat diperlukan bayi untuk pertumbuhannya di dunia. Selain itu, ASI transisional juga mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi. Karena hal ini, bentuk payudara Bunda akan jauh lebih besar dan kencang dibanding masa produksi kolostrum.

Bunda dapat menyadari bahwa payudara terasa lebih penuh dan besar, hal itu karena produksi ASI semakin hari semakin meningkat. Setelah tiga hari, produksi ASI dapat meningkat sampai 300-400 ml sehari. Ketika ASI transisi memenuhi payudara, Bunda mungkin akan merasa kurang nyaman. Namun, dengan menyusui secara teratur, ASI dalam payudara akan berkurang. Rasa sakit pun akan berkurang. Untuk membantu si kecil menyusu, buat areola menjadi lebih lunak/rileks dengan pijatan kecil.

Apa itu ASI Matur?

Bagi sebagian wanita, ASI matur mulai muncul menjelang akhir minggu kedua setelah melahirkan. Kandungannya kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon, growth factors, enzim, yang semuanya sangatlah bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang optimal bayi. Komposisi ASI matur sudah konsisten seiring bertambahnya waktu, namun dapat berubah tergantung kondisi ibu dan bayi. Misalnya bila bayi sakit, maka tubuh Bunda akan memproduksi lebih banyak antibodi untuk membantu melindungi sang bayi melalui ASI.

Bunda dapat menyadari bahwa ASI Bunda tampak lebih kental setelah sekitar sepuluh menit menyusui bayi. Hal tersebut karena adanya perbedaan kandungan lemak dalam ASI. Pada awal menyusui, ASI tampak lebih encer dan dikenal sebagai hindmilk, lalu semakin lama menjadi semakin kental dan disebut foremilk yang lebih banyak mengandung lemak untuk kenaikan berat badan bayi. Pada masa produksi ASI matur, payudara Bunda akan terlihat lebih kecil dan lembut daripada masa ASI transisi. Perubahan pada payudara dan ASI ini normal karena dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan bayi..

Proses Bayi Menyusu

Awal-awal menyusu, si kecil mungkin akan kesulitan. Ketika ia sudah mulai menyusu dengan baik, Bunda mungkin akan merasa sakit pada bagian puting. Namun, tak perlu khawatir, Bun. Rasa sakit ini adalah tanda bahwa refleks pelepasan susu sudah terjadi. Susu telah terdorong keluar dari sel-sel penghasil susu ke dalam saluran susu hingga tersedia untuk dikonsumsi bayi.

Yang penting Bunda tetap memperhatikan posisi dan pelekatan bayi sudah sempurna ke payudara (mulut bayi melingkupi areola, mulut bayi terbuka keluar, posisi kepala dan badan bayi dalam garis lurus, perut bayi menghadap perut ibu)

Semakin sering bayi menyusu, Bunda akan mengalami apa yang disebut dengan refleks let-down. Saat refleks let-down terjadi, hormon prolaktin akan memproduksi lebih banyak ASI. Di sisi lain, hormon oksitosin akan mendorong payudara melepaskan ASI. Setelah ini terjadi, ASI Bunda akan mengalir lebih deras dan si kecil akan mendapatkan asupan yang cukup.

Pada minggu-minggu awal menyusui, Bunda mungkin akan mengalami rasa nyeri pada rahim saat si kecil menyusu, layaknya kontraksi. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh hormon oksitosin atau karena stres dan kelelahan. Ketika hal ini terjadi, ambillah waktu untuk beristirahat dan bersantai sejenak.

Ketika bayi sudah berusia enam bulan, Bunda dapat memberikan makanan  pendamping ASI misalnya bubur susu ke bayi. Semakin lama, MPASI semakin sering dan frekuensi menyusui akan berkurang. Sebagian ibu akan memilih tetap menyusui anaknya hingga usia balita.

Semakin bertambahnya usia anak mendekati usia dua tahun, maka kontribusi gizi dari ASI telah berkurang dan diganti oleh variasi minuman dan makanan padat lainnya yang dikonsumsi anak. Namun, manfaat emosional dan imunologis dari proses pemberian ASI tetap sama baiknya selama periode menyusui berlangsung.Nah, sekarang Bunda sudah tahu perbedaan ASI matur dan ASI transisi, bukan? Apabila Bunda ingin membaca tips-tips lain seputar menyusui seperti mitos dan fakta menyusui, follow dan like saja akun Ibu Sehati di Facebook dan Instagram. Semoga bermanfaat, ya!

dr. Karina Kaltha, Sp.A

Dokter Karina adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di BJ Medical Center. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 2010. Ia pun memperoleh gelar spesialisasinya di universitas yang sama 8 tahun berikutnya. Selain aktif menulis di Ibu Sehati, Dokter Karina juga aktif menulis artikel ilmiah. Salah satu penelitiannya yang telah disampaikan di hadapan publik berjudul “Radioactive Iodine Therapy in an Adolescence Girl with Graves Disease”. Hasil penelitian ini dipresentasikan di Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak pada tahun 2017.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago