Categories: KehamilanKesehatan

5 Fakta Penting tentang Pertumbuhan Janin Terhambat

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah masalah yang kerap dialami ibu hamil. Dalam kondisi pertumbuhan janin terhambat, ukuran janin tidak sesuai dengan usianya. Lebih detailnya, PJT terjadi ketika pertumbuhan janin berada di bawah persentil 10 pada usia kehamilan.

Menurut dr. Olivia Widyanti Budiman, Sp.OG, supaya ibu hamil terhindar dari bahaya PJT, hendaknya pemeriksaan kandungan menggunakan USG sudah dilakukan sejak trimester pertama atau sebelum memasuki usia kandungan 13 minggu. Pemeriksaan dengan USG kemudian diulangi pada trimester kedua dan ketiga. Dengan pemeriksaan rutin ini, PJT bisa dideteksi lebih dini dan ditangani lebih cepat.

Umumnya, penyebab PJT adalah asupan nutrisi yang tidak tepat, penyakit kronis pada ibu, hingga tersumbatnya plasenta. Nah, untuk memahami penyebab dan cara mengatasi PJT lebih jauh, yuk simak fakta penting seputar PJT berikut ini.

Karbohidrat Berlebih Tidak Baik

Bunda, jangan sampai salah kaprah tentang asupan makanan selama kehamilan. Makan banyak tidak serta-merta meningkatkan pertumbuhan janin, terutama jika Bunda lebih banyak mengonsumsi karbohidrat. Menurut dr. Olivia, karbohidrat yang terlalu banyak justru bisa meningkatkan risiko Bunda terkena diabetes gestasional, loh! “Tidak hanya itu, terlalu banyak karbohidrat juga bisa membuat bayi berukuran lebih kecil,” jelas dr. Oliv.

Untuk mendukung pertumbuhan janin, Bunda sebaiknya mengonsumsi banyak protein. Dalam sehari, kebutuhan protein untuk ibu hamil adalah 67 gram. “Untuk memenuhi protein, saya menyarankan untuk mengonsumsi putih telur. Kuning telurnya cukup satu butir saja. Nah, satu putih telur itu mengandung protein sebanyak 5 gram. Imbangi dengan konsumsi daging,” ujar dr. Olivia.

Berjemur Bisa Jadi Solusi Menghindari PJT

Selain membutuhkan protein, ibu hamil juga memerlukan vitamin D yang cukup agar janin tumbuh optimal. Salah satu solusi untuk mencukupi kebutuhan vitamin D adalah dengan berjemur di bawah matahari.

“Kebanyakan dari kita takut dengan matahari sehingga kekurangan vitamin D. Padahal, berjemur di bawah matahari sangat penting untuk memenuhi vitamin D. Bila mengonsumsi suplemen vitamin D, kita pun tetap harus berjemur di bawah matahari agar vitamin D-nya aktif. Sinar matahari yang bagus untuk tubuh adalah hingga jam 10 pagi,” ujar dr. Oliv.

Lantas, bagaimana jika mendung? Menurut dr. Oliv, vitamin D dari matahari tetap ada walau mendung. “Saat mendung tidak apa-apa berjemur karena kita butuh sinarnya, bukan panasnya,” katanya.

Radiasi dan PJT

Saat ini, aktivitas sehari-hari kita sangat lekat dengan ponsel dan laptop yang sarat dengan radiasi. Lantas, apakah paparan radiasi ini bisa berdampak pada PJT? “Radiasi tidak berdampak langsung pada PJT,” kata dr. Oliv, ”Namun, saat kita sibuk dengan ponsel, bisa jadi ibu hamil lupa makan sehingga asupan nutrisi tidak terkontrol dengan baik. Nah, inilah yang bisa menyebabkan PJT.”

PJT Bisa Berkorelasi dengan Autisme

Autisme kerap menjadi momok bagi ibu hamil. Lalu, apakah PJT bisa menyebabkan autisme? “Pasien PJT memang ada yang berakhir dengan autisme. Namun, tidak semua PJT akan berakhir dengan autisme,” jelas dr. Oliv.

Berdasarkan penjelasan dr. Oliv, PJT tidak selalu merupakan akibat dari kekurangan protein, tapi bisa pula adalah dampak dari kekurangan oksigen. “Kurangnya oksigen dalam jangka waktu lama bisa mengganggu fungsi otak janin. Hal ini kemudian bisa berdampak pada retardasi mental,” jelas dr. Oliv.

Konsumsi Buah Tidak Selalu Jadi Solusi

Buah sering dikaitkan dengan kesehatan. Tak heran bila konsumsi buah sering dianggap sebagai cara mewujudkan tubuh sehat. Namun, tahukah Bunda, terlalu banyak mengonsumsi buah ternyata bisa berdampak buruk. “Jangan mengonsumsi terlalu banyak buah. Jangan lupa buah juga mengandung banyak gula. Terlalu banyak gula akan berisiko pada diabetes dan ukuran janin yang terlalu besar atau kecil,” ujar dr. Oliv.

Itulah fakta penting seputar pertumbuhan janin terhambat. Jika Bunda ingin mengetahui informasi lain mengenai tips kehamilan, Bunda bisa like dan follow akun media sosial Ibu Sehati di Facebook dan Instagram. Jangan lupa unduh dan install aplikasi Ibu Sehati di Google Playstore atau Apple Store untuk pengalaman motherhood journey yang lebih menyenangkan dan menenangkan.

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago