Saat memiliki buah hati, perhatian Bunda akan sepenuhnya terpusat padanya. Dari hal besar hingga hal kecil, seperti bentuk dan warna feses bayi pun akan jadi perhatian Bunda. Apalagi, kebanyakan orang mengatakan bahwa bentuk pup si kecil merupakan gambaran dari kondisi kesehatannya. Walaupun begitu, kebanyakan orang tua baru belum mengetahui cara membedakan feses bayi dan maknanya. Oleh karena itu, kenali warna dan bentuk pup bayi yuk, Bun supaya lebih mudah memantau kesehatan buah hati.
Mekonium adalah feses pertama yang akan dikeluarkan sistem pencernaannya. Mekonium berwarna hitam, dan pada bayi normal seharusnya mekonium keluar dalam 24 jam setelah kelahirannya. Bila mekonium terlambat pengeluarannya, perut membesar, dan dapat disertai muntah, maka perlu dibawa ke dokter karena khawatir terdapat penyumbatan atau kelainan bawaan (misalnya penyakit Hirschsprung)
Kadang-kadang, mekonium dikeluarkan si kecil saat masih dalam kandungan. Namun, bila hal ini terjadi, maka kemungkinan terdapat suatu indikasi gawat janin. Tenaga medis akan memberi perhatian ekstra padanya setelah kelahiran untuk memastikan tidak ada mekonium terhirup ke paru-paru. Perlu Bunda ketahui, mekonium yang terhirup ke paru-paru dapat menyebabkan infeksi dan bayi menjadi sesak napas.
Setelah mekonium keluar sampai dengan sang bayi berusia dua bulan, maka dapat terjadi peningkatan frekuensi BAB. Hal tersebut terjadi karena bergeraknya usus besar bayi setelah minum susu. Frekuensi BAB sang buah hati dapat mencapai sepuluh kali sehari. Selain itu, usus bayi juga belum sempurna mencerna laktosa. Akibatnya, tinja bayi dapat berbentuk agak cair. Perlu diperhatikan apabila berat badan bayi masih dalam batas normal dan bayi tampak aktif sehat seperti biasa, maka hal tersebut normal. Namun, bila bayi tampak lemas sebaiknya segera bawa berobat ke dokter.
Pada usia sekitar dua bulan, dapat terjadi perubahan frekuensi BAB bayi. Apabila sebelumnya bayi memiliki frekuensi BAB yang sering, maka selanjutnya dapat berkurang atau makin jarang. Hal tersebut terjadi karena pergerakan usus besar bayi tidak sesering waktu awal lahir. Selain itu, enzim mulai berkembang baik untuk mencerna laktosa pada susu sehingga tinja menjadi agak padat.
Selama bentuk tinja masih lembek dan menyerupai pasta, maka hal tersebut dalam batas normal. Namun, bila tinja berbentuk bulat-bulat seperti tinja kambing, maka dikhawatirkan sang buah hati mengalami konstipasi dan Bunda dapat membawanya konsultasi ke tenaga medis.
Pada bayi sehat yang sedang dalam masa menyusui, fesesnya akan berwarna kuning. Feses jenis ini juga cukup berair dan mengandung benda kecil mirip biji wijen. Feses ini sering disebut baby poop mustard karena teksturnya sangat mirip dengan mustard. Fase ini umumnya dialami pada usia 3 hingga 4 hari. Si kecil pun harus mulai buang air besar setiap hari. Setidaknya ada tiga sampai empat popok kotor sehari pada minggu pertama setelah ia lahir.
Jika bayi Bunda perempuan, maka ia akan mengeluarkan lendir dari vagina setelah lahir. Teksturnya mungkin bergaris-garis atau mengandung sedikit darah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon dari sang ibu. Bunda tidak perlu khawatir dengan ini.
Bila sang buah hati mengalami diare, feses berlendir disertai darah, dikhawatirkan ia mengalami disentri. Bila feses bayi berwarna hitam, hal tersebut dapat membahayakan karena kemungkinan terjadi perdarahan saluran cerna. Bila si Kecil mengalami darah pada tinjanya padahal bayi tampak sehat, hati-hati terjadinya alergi susu sapi. Bila anak mengalami sembelit dan Bunda merasa sulit mengatasinya, maka diperlukan tata laksana untuk sembelit tersebut. Bila warna tinja bayi tampak dempul (pucat), dikhawatirkan terdapat penyumbatan di saluran empedu. Pada keadaan-keadaan yang disebutkan di atas, harap membawa sang buah hati ke dokter untuk diperiksa dan mendapatkan penanganan medis.
Pada usia sekitar tiga tahun, maka diharapkan anak sudah memiliki frekuensi BAB normal seperti orang umumnya yaitu sekali sehari. Diharapkan bentuk tinjanya seperti pasta dan tidak keras.
Itulah informasi mengenai bentuk dan warna pup bayi yang perlu Bunda ketahui. Cermati serta kenali warna dan bentuk pup bayi agar lebih mudah memantau kondisi kesehatannya. Apabila Bunda ingin membaca tips-tips lain seputar kehamilan, ikuti Ibu Sehati melalui Facebook atau Instagram. Semoga bermanfaat!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…