Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2734

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/operations.class.php on line 2738

Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/sehatico/ibu.sehati.co/wp-content/plugins/revslider/includes/output.class.php on line 3679
Beda Rupa Feses Si Kecil, Ini Panduannya - Sehati Kehamilanku
Categories: Parenting

Beda Rupa Feses Si Kecil, Ini Panduannya

Saat memiliki buah hati, perhatian Bunda akan sepenuhnya terpusat padanya. Dari hal besar hingga hal kecil, seperti bentuk dan warna feses bayi pun akan jadi perhatian Bunda. Apalagi, kebanyakan orang mengatakan bahwa bentuk pup si kecil merupakan gambaran dari kondisi kesehatannya. Walaupun begitu, kebanyakan orang tua baru belum mengetahui cara membedakan feses bayi dan maknanya. Oleh karena itu, kenali warna dan bentuk pup bayi yuk, Bun supaya lebih mudah memantau kesehatan buah hati.

Mekonium: Kotoran Pertama Si Kecil

Mekonium adalah feses pertama yang akan dikeluarkan sistem pencernaannya. Mekonium berwarna hitam, dan pada bayi normal seharusnya mekonium keluar dalam 24 jam setelah kelahirannya. Bila mekonium terlambat pengeluarannya, perut membesar, dan dapat disertai muntah, maka perlu dibawa ke dokter karena khawatir terdapat penyumbatan atau kelainan bawaan (misalnya penyakit Hirschsprung)

Kadang-kadang, mekonium dikeluarkan si kecil saat masih dalam kandungan. Namun, bila hal ini terjadi, maka kemungkinan terdapat suatu indikasi gawat janin. Tenaga medis akan memberi perhatian ekstra padanya setelah kelahiran untuk memastikan tidak ada mekonium terhirup ke paru-paru. Perlu Bunda ketahui, mekonium yang terhirup ke paru-paru dapat menyebabkan infeksi dan bayi menjadi sesak napas.

1.Bayi Baru Lahir sampai Usia Dua Bulan

Setelah mekonium keluar sampai dengan sang bayi berusia dua bulan, maka dapat terjadi peningkatan frekuensi BAB. Hal tersebut terjadi karena bergeraknya usus besar bayi setelah minum susu. Frekuensi BAB sang buah hati dapat mencapai sepuluh kali sehari. Selain itu, usus bayi juga belum sempurna mencerna laktosa. Akibatnya, tinja bayi dapat berbentuk agak cair. Perlu diperhatikan apabila berat badan bayi masih dalam batas normal dan bayi tampak aktif sehat seperti biasa, maka hal tersebut normal. Namun, bila bayi tampak lemas sebaiknya segera bawa berobat ke dokter.

2. Bayi Usia Sekitar Dua Bulan Ke Atas

Pada usia sekitar dua bulan, dapat terjadi perubahan frekuensi BAB bayi. Apabila sebelumnya bayi memiliki frekuensi BAB yang sering, maka selanjutnya dapat berkurang atau makin jarang. Hal tersebut terjadi karena pergerakan usus besar bayi tidak sesering waktu awal lahir. Selain itu, enzim mulai berkembang baik untuk mencerna laktosa pada susu sehingga tinja menjadi agak padat.

Selama bentuk tinja masih lembek dan menyerupai pasta, maka hal tersebut dalam batas normal. Namun, bila tinja berbentuk bulat-bulat seperti tinja kambing, maka dikhawatirkan sang buah hati mengalami konstipasi dan Bunda dapat membawanya konsultasi ke tenaga medis.

Feses Bayi Menyusui

Pada bayi sehat yang sedang dalam masa menyusui, fesesnya akan berwarna kuning. Feses jenis ini juga cukup berair dan mengandung benda kecil mirip biji wijen. Feses ini sering disebut baby poop mustard karena teksturnya sangat mirip dengan mustard. Fase ini umumnya dialami pada usia 3 hingga 4 hari.  Si kecil pun harus mulai buang air besar setiap hari. Setidaknya ada tiga sampai empat popok kotor sehari pada minggu pertama setelah ia lahir.

Feses Berlendir

Jika bayi Bunda perempuan, maka ia akan mengeluarkan lendir dari vagina setelah lahir. Teksturnya mungkin bergaris-garis atau mengandung sedikit darah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon dari sang ibu. Bunda tidak perlu khawatir dengan ini.  

Bila sang buah hati mengalami diare, feses berlendir disertai darah, dikhawatirkan ia mengalami disentri. Bila feses bayi berwarna hitam, hal tersebut dapat membahayakan karena kemungkinan terjadi perdarahan saluran cerna. Bila si Kecil mengalami darah pada tinjanya padahal bayi tampak sehat, hati-hati terjadinya alergi susu sapi. Bila anak mengalami sembelit dan Bunda merasa sulit mengatasinya, maka diperlukan tata laksana untuk sembelit tersebut. Bila warna tinja bayi tampak dempul (pucat), dikhawatirkan terdapat penyumbatan di saluran empedu. Pada keadaan-keadaan yang disebutkan di atas, harap membawa sang buah hati ke dokter untuk diperiksa dan mendapatkan penanganan medis.

3. Anak Usia Tiga Tahun

Pada usia sekitar tiga tahun, maka diharapkan anak sudah memiliki frekuensi BAB normal seperti orang umumnya yaitu sekali sehari. Diharapkan bentuk tinjanya seperti pasta dan tidak keras.

Itulah informasi mengenai bentuk dan warna pup bayi yang perlu Bunda ketahui. Cermati serta kenali warna dan bentuk pup bayi agar lebih mudah memantau kondisi kesehatannya. Apabila Bunda ingin membaca tips-tips lain seputar kehamilan, ikuti Ibu Sehati melalui Facebook atau Instagram. Semoga bermanfaat!

dr. Karina Kaltha, Sp.A

Dokter Karina adalah dokter spesialis anak yang saat ini berpraktik di BJ Medical Center. Perempuan asal Jakarta ini menuntaskan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 2010. Ia pun memperoleh gelar spesialisasinya di universitas yang sama 8 tahun berikutnya. Selain aktif menulis di Ibu Sehati, Dokter Karina juga aktif menulis artikel ilmiah. Salah satu penelitiannya yang telah disampaikan di hadapan publik berjudul “Radioactive Iodine Therapy in an Adolescence Girl with Graves Disease”. Hasil penelitian ini dipresentasikan di Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak pada tahun 2017.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

3 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

3 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

3 years ago