fbpx
Connect with us

Parenting

Bayi Bunda Rewel atau High Need Baby? Ini Cirinya

Cari tahu penyebab bayi rewel hingga tips menghadapi bayi rewel atau high need baby agar Bunda tidak salah mengambil tindakan.

mm

Published

on

Tips menghadapi bayi rewel
Cari tahu penyebab bayi rewel hingga tips menghadapi bayi rewel atau high need baby agar Bunda tidak salah mengambil tindakan.

Memiliki bayi merupakan sebuah anugerah terindah dalam hidup seseorang. Di masa awal hidupnya, bayi akan lebih banyak menangis. Hal ini wajar kok, Bun. Dari lingkungan yang tenang di dalam rahim Bunda, kini ia harus menghadapi lingkungan yang sama sekali berbeda.

Lalu apa yang Bunda lakukan jika berbagai cara yang sudah Bunda coba tidak kunjung membuat tangisnya reda? Benarkah itu artinya si kecil termasuk bayi rewel?

Bayi Rewel itu Normal, Benarkah?

Bunda, bayi yang rewel mungkin merupakan suatu hal yang sangat wajar. Ini dikarenakan satu-satunya komunikasi yang bisa bayi lakukan adalah dengan menangis. Baik pada bayi yang mengonsumsi susu ibu maupun susu formula, di awal masa hadirnya si kecil di dunia, bayi kerap menunjukkan perilaku rewel.

Menurut kellymom.com, periode rewel bayi pun biasanya berpola, yaitu terjadi pada sore sampai malam hari. Sebagian besar bayi mulai rewel di usia 2 sampai 3 minggu, dan mencapai puncaknya pada usia 6 minggu, kemudian baru akan hilang di usia 3 sampai 4 bulan. Dan biasanya, hal ini berlangsung selama 2-4 jam dalam sehari.

Meski wajar, kapankah Bunda dapat mengetahui bahwa kerewelan ini merupakan tanda bahwa ada pangkal masalah yang lebih besar? Masih menurut Kellymom, bila bayi selalu rewel pada waktu, intensitas, dan durasi yang kurang lebih sama dengan respon yang juga sama untuk hal-hal yang dilakukan untuk menenangkannya, apakah itu menggendong, menyusui, menepuk bokong, dll, maka biasanya masih disebut normal.

Jadi, Bunda tidak perlu merasa khawatir jika si kecil sering terbangun di malam hari dan menangis keras. Tidak salah juga jika Bunda langsung menggendong dan menenangkannya, karena hal tersebut justru direkomendasikan.

Penyebab Bayi Rewel

Pada bayi yang mengonsumsi ASI, kerewelan biasanya berakar dari ketidakseimbangan antara asupan foremilk dan hindmilk atau asupan susu yang terlalu banyak dan/atau deras. Beberapa penyebab lainnya adalah ruam popok, sariawan, sensitif terhadap makanan tertentu, bingung puting, kurangnya asupan susu, atau mungkin karena ada masalah fisiologis di rongga mulutnya, sehingga tidak maksimal ketika proses menyusui.

Secara umum, bayi akan rewel saat ia merasa terlalu lelah, terlalu banyak menerima stimuli/rangsangan, kesepian, tidak nyaman, dll. Bayi pun kerap rewel saat ia sedang mengalami growth spurt. Dan adalah wajar bagi Bunda untuk merasa tidak nyaman saat si kecil menangis.

Jika bayi tetap rewel meski tidak mengalami hal-hal di atas, atau bila Bunda merasakan kalau kerewelan si kecil di luar batas normal, tidak ada salahnya memeriksakan anak Bunda ke dokter untuk mengeliminasi kemungkinan adanya penyakit.

Ciri-ciri Bayi Rewel

Umumnya, semua bayi merupakan high need baby. Namun setiap bayi memiliki tuntutan yang berbeda. Dr. William Sears menyebut beberapa karakteristik bayi rewel, seperti berikut:

Intens

Perawat bayi yang sudah berpengalaman biasanya sudah mengetahui sejak awal jika bayi tertentu akan menjadi high need baby. Pasalnya, bayi ini memiliki ciri bahwa ia akan menangis histeris jika berada jauh dari ibunya. Tangisan bayi menandakan bahwa ia membutuhkan perhatian yang harus segera ditangani. Biasanya, mereka butuh di dekat ibunya untuk menyusu.

Mereka cenderung mengeluarkan energi berlebih jika keinginannya tidak terpenuhi seperti menangis keras-keras, menyusu dengan rakus, dan terlihat kesal.

Hiperaktif

Bayi hiperaktif membuat segala kegiatannya seolah tengah melakukan senam kesegaran jasmani. Biasanya bayi tidak mau dipeluk, tidak mau digendong, ketika diberi ASI selalu merasa ingin berganti-ganti payudara seakan ASI tidak cukup.

Orang lain akan berpandangan negatif ketika melihat anak yang hiperaktif, padahal sebenarnya kata ‘hiperaktif’ tidaklah berkonotasi negatif meski kata ini merupakan salah satu gangguan mental pada anak. Namun terkadang, kata tersebut hanya merupakan ungkapan yang diberikan orang lain terhadap anak karena bergerak lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak yang lain.

Membuat lelah

Merawat bayi bukanlah sebuah urusan yang mudah, apalagi bagi orang tua yang memiliki anak high need baby. Jika Bunda merupakan salah satunya, Bunda perlu memberikan waktu istirahat untuk diri sendiri. Merupakan hal yang wajar jika seorang ibu merasa kelelahan setelah menggendong dan menyusui. Menjadi seorang ibu seperti tidak ada istirahatnya, tetapi hal itu memberikan pelajaran yang berbeda setiap harinya.

Sering Terbangun

Bayi rewel seakan selalu ingin merasakan semua hal di dunia, kecuali tidur. Solusinya, Bunda harus pintar memanfaatkan waktu, termasuk ikut tidur ketika bayi tidur.

Jika bayi sering terbangun, perlu dipastikan apakah ada suara-suara yang mengganggu atau mengagetkan. Periksa juga area tempat tidurnya, apakah ada yang membuat tidak nyaman, nyamuk, dan lain-lain.

Tidak Bisa Ditaruh atau Ditinggal Sendiri

Bayi yang rewel sangat haus akan kontak dengan ibu, jadi Bunda harus siapkan tenaga untuk menggendongnya setiap saat, bahkan mungkin memangkunya sambil menggoyang-goyangkan kaki karena high need baby tidak ingin diam saja. Meninggalkannya di high chair atau stroller dalam waktu lama juga bukan pilihan karena ia ingin selalu bergerak bersama ibunya.

Tidak Mudah Dipuaskan

Ada kalanya bayi rewel tidak merespon segala usaha yang Bunda dan Ayah lakukan untuk menenangkannya. Dari mulai menggendong, menyusui, mengayun, mengajaknya berkeliling rumah, namun tak ada yang berhasil. Saat tidak dapat memenuhi kebutuhan si kecil, hal ini memang bisa membuat Bunda frustasi. Nyatanya, Bunda dan Ayah memang hanya dapat berusaha, sisanya tergantung pada kecil.

Tips Menghadapi Bayi Rewel

Jika si kecil sudah terlihat memiliki gejala-gejala bahwa ia high need baby, maka Bunda perlu mengetahui tips untuk menghadapinya. Berikut adalah tipsnya:

Menghilangkan ekspektasi bayi ideal

Memiliki bayi yang tenang merupakan dambaan bagi orang tua, tetapi tetap saja Bunda harus menerima jika memiliki anak yang rewel. Ada baiknya jika Bunda menghilangkan ekspektasi untuk memiliki bayi ideal yang mudah tenang dan berdamai dengan bayi rewel.

Segera ganti popoknya

Bayi yang rewel bisa saja karena popoknya ‘penuh’. Oleh karena itu, sebaiknya jika bayi rewel segera periksa apakah ia buang air atau tidak. Jika tidak, mungkin ada faktor lain yang membuatnya menjadi rewel.

Belajar bahasa isyarat bayi

Bunda perlu mempelajari isyarat yang si kecil berikan agar lebih mudah memahami apa yang ia mau. Bunda mungkin akan banyak menebak di awal periode kelahiran si kecil, tetapi tak ada usaha yang sia-sia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kesehatan

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

mm

Published

on

bayi dirawat di nicu
Bayi dirawat di NICU ketika lahir prematur.

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang baru lahir. Kapan seorang bayi yang baru lahir dirawat di NICU? Bayi yang baru lahir dirawat di NICU ketika ia lahir prematur (kurang dari usia 37 minggu) atau lahir dengan kesulitan bernapas. 

Kebanyakan bayi dirawat di NICU selama 24 jam saja. Namun, tidak menutup kemungkinan bayi bisa lebih lama dirawat di sana. Ada yang butuh perawatan di NICU selama beberapa hari, ada pula yang berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Tergantung kondisi si adik bayi.

Meski begitu, tak peduli berapa lama bayi berada di NICU, hal ini bisa menjadi masa yang berat bagi orang tua. Mengingat ibu biasanya masih dalam tahap pemulihan pasca melahirkan, Ayahlah yang akan lebih banyak berperan dalam perawatan bayi selama di NICU. Apa yang mesti dilakukan? Berikut panduannya.

Kenali Siapa Dokter yang Menangani

Saat bayi berada di NICU, apalagi di masa pandemi seperti ini, kesempatan Ayah untuk selalu berada di dekat si kecil berkurang. Efeknya, Ayah mungkin sedang tidak ada di tempat kala dokter melakukan visit. Untuk mengatasi hal ini, coba tanyakan kepada perawat siapa saja dokter yang bertanggung jawab atas kondisi si kecil. Karena, bisa saja ada beberapa dokter yang menanganinya. 

Tanyakan pada pukul berapa dokter akan visit atau apakah ada kemungkinan Ayah bisa menemui dokter di poli. Usahakan bertemu langsung dengan dokter setiap hari untuk mengetahui informasi perkembangan kondisi si kecil.

Bantu Antarkan ASI

Bayi yang dirawat di NICU bukan berarti tidak bisa mendapatkan ASI. Si kecil tetap bisa meminum ASI yang diperah yang kemudian diberikan melalui bantu oleh perawat. Demi mendukung si kecil mendapatkan ASI eksklusif, Ayah bisa membantu Bunda yang sedang dalam proses pemulihan pasca melahirkan untuk mengantarkan ASIP. Bawa ASIP dalam cooler bag agar terjaga nutrisinya.

Tetap Lakukan Bonding

Meski si kecil dirawat dalam inkubator, Ayah tetap bisa memulai menjalin bonding. Mintalah waktu sebentar untuk berada di sisinya. Ayah juga bisa menawarkan diri untuk mengganti popok si kecil. Saat berada di sisi inkubator, selalu ajak adik bayi bicara. Nyanyikan lagu pengantar tidur pun boleh.

Beri Penjelasan kepada Si Kakak

Pengalaman ini bukan hanya berat dan membingungkan bagi Ayah dan Bunda, tetapi juga bagi si kakak. Jika si kecil memiliki kakak, pastikan kakak mengerti mengapa adiknya belum bisa pulang ke rumah dan perlu dirawat di rumah sakit. Pun, jangan lupa untuk tetap meluangkan waktu untuknya dan memperhatikan kebutuhannya. 

Perawatan bayi baru lahir di NICU mungkin akan sangat menguras waktu dan tenaga Ayah dan Bunda, tetapi tetap jangan biarkan si kakak merasa ditinggalkan. Jika Ayah dan Bunda belum bisa meluangkan banyak waktu karena fokus mengurus perawatan bayi di NICU, katakanlah permohonan maaf secara langsung kepada si kakak dan jelaskan alasannya. Minta pula kepada anggota keluarga lain, entah itu kakek atau nenek, untuk sementara waktu memberi perhatian ekstra kepada si kakak.

Perhatikan Diri Sendiri

Di masa seperti ini, Ayah mungkin adalah orang yang diharapkan paling kuat dan tegar. Namun, Ayah juga manusia. Ayah pun pasti merasakan kesedihan dan kebingungan ketika bayi dirawat di NICU. Jika Ayah merasakan hal ini, jangan ragu untuk membaginya bersama Bunda. Ayah juga bisa mencari support group yang beranggotakan orang tua dengan pengalaman yang sama. Dari support group biasanya akan ada banyak hal untuk dipelajari. Oh ya, jangan pula lupakan kebutuhan mendasar Ayah, seperti makan dan tidur. 

Continue Reading

Kesehatan

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

mm

Published

on

ruang nicu
Ruang NICU untuk merawat bayi prematur.

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua tidak dapat menghindari hal ini. Di Amerika Serikat, 1 dari 10 bayi dilahirkan terlalu dini atau kurang dari 37 minggu. 

Sementara di Indonesia, dari RISKESDAS 2018 diketahui terdapat 675.700 kelahiran prematur di Indonesia setiap tahun. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kelahiran prematur ke-5 tertinggi di dunia. 

Bayi prematur ini akan dirawat di ruang NICU atau Neonatal Intensive Care Unit hingga organ-organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik untuk dapat hidup secara mandiri. Mengenai apa dan bagaimana ruang NICU, yuk simak beberapa hal ini. 

Ruang NICU adalah

Ruang NICU adalah ruang perawatan bayi baru lahir maupun bayi yang memerlukan perawatan medis khusus. Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan pendukung dan staf/perawat yang terlatih.

Alasan bayi dirawat di ruang NICU 

Selama di rahim, si kecil sangat tergantung dengan tubuh Bunda. Ia bernapas dan makan melalui plasenta Bunda. Akan tetapi setelah lahir, ia tidak bisa lagi bergantung kepada Bunda. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan menggunakan organ-organ tubuhnya sendiri untuk bertahan hidup. 

Sayangnya tidak semua bayi terlahir dalam kondisi sehat, sehingga proses adaptasi tersebut tidak serta-merta berjalan mulus. Bayi tersebut memerlukan pertolongan medis untuk bisa hidup. Beberapa alasan yang membuat bayi baru lahir harus dirawat di ruang NICU adalah bayi yang lahir prematur, bayi yang mengalami masalah kesehatan, bayi dengan berat badan rendah dan bayi dengan berat lebih dari 4000 gr (makrosomia).

Berbagai masalah kesehatan yang membuat bayi dirawat di NICU sangat beragam dan juga bergantung dari kondisi bayi pada saat itu. Di antara masalah kesehatan tersebut adalah anemia, gangguan pernapasan, pneumonia, masalah jantung, jaundice (bayi kuning), masalah pencernaan, intra uterine growth restriction (IUGR) atau bayi yang perkembangannya di dalam rahim terhambat

Berapa lama bayi dirawat di NICU?

Jangka waktu perawatan bayi di ruang NICU bisa berbeda-beda, dari hanya beberapa jam, beberapa hari, bahkan berbulan-bulan. Ada banyak faktor yang menentukannya, akan tetapi yang paling dasar adalah apakah bayi sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri; bisa menyusu, bernapas tanpa bantuan alat, dan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Siapa saja yang bertugas di ruang NICU? 

Bertugas menjaga perawatan bayi dengan kebutuhan medis khusus, tentu saja ruang NICU dijaga oleh banyak staf terlatih yang tidak sembarangan. Sebagai pemimpin tim, biasanya ditunjuk seorang neonatologist (dokter anak dengan sub spesialis perawatan bayi prematur), perawat bayi baru lahir, dan suster. Selain itu, fasilitas ini juga didukung oleh tenaga ahli lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan keluarga. Misalnya konselor laktasi, dokter gizi, dokter jantung bahkan psikolog. 

Apakah biaya perawatan NICU ditanggung BPJS?

BPJS Kesehatan yang Bunda miliki hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya pemeriksaan kehamilan, biaya melahirkan dan pemeriksaan bayi baru lahir. Jika ternyata si kecil memerlukan perawatan tambahan di rumah sakit, BPJS Bunda tidak dapat menanggungnya. 

Yang perlu Bunda lakukan adalah membuat BPJS untuk si kecil. Akan tetapi perlu dipastikan bahwa Bunda tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan dan aktif membayar iuran. Si kecil harus segera didaftarkan untuk mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan.

Berapa biaya perawatan di ruang NICU?

Mengingat perawatan intensif dengan alat-alat kesehatan dan tenaga kesehatan terlatih, biaya perawatan ruang NICU tentu saja lebih tinggi dari kamar perawatan biasa. Dilansir dari kitabisa.com biaya perawatan bayi di ruang ini bisa mencapai 2 juta rupiah per hari. Biaya ini juga tergantung dari kondisi medis bayi dan perawatan yang ia terima di ruang NICU.

Continue Reading

Parenting

Cara Membangun Kemampuan Sosial Anak di Tengah Pandemi

mm

Published

on

kemampuan sosial anak
Kemampuan sosial anak bisa dilatih di rumah.

Pandemi sudah berjalan kurang lebih selama setahun. Bersamanya, seruan untuk di rumah saja demi memutus mata rantai Covid-19 terus didengungkan. Diam di rumah saja tentu bagus demi kepentingan bersama. Namun, ada efek samping dari mengisolasi diri yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni hilangnya kesempatan anak untuk meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi.

Tahukah, Bun? Anak-anak usia sekolah sedang berada dalam tahap perkembangan penting perihal kemampuan bersosialisasi. Penting bagi mereka untuk belajar membangun pertemanan dan berkomunikasi dengan orang lain. Kondisi pandemi mau tidak mau mengurangi kesempatan anak akan hal ini.

Namun, Bunda tak perlu panik, ya. Ada sejumlah cara alternatif yang bisa Bunda coba di rumah untuk membantu anak membangun kemampuan sosialnya, meski ia tak rutin bertemu teman sebaya.

Ajak Anak Memahami Emosinya

Jangankan anak-anak, kita yang dewasa saja kadang sulit menyampaikan emosi yang kita rasa. Maka dari itu, kita perlu mengajak anak untuk mulai memahami emosinya sedari dini. Dilansir dari Parents.com, salah satu cara supaya anak mau dan mampu untuk menyampaikan emosinya dimulai dari keaktifan orang tua

Di pengujung hari, Bunda atau Ayah bisa menanyakan perasaan si kecil selama seharian. Misalnya dengan pertanyaan, “Apa sih yang kamu rasakan seharian ini?”. Supaya lebih mudah bagi si kecil untuk menyampaikannya, gunakanlah chart yang berisi berbagai emoji dengan ekspresi berbeda-beda. Minta si kecil menunjuk emoji yang paling sesuai dengan perasaannya di hari itu.

Biarkan Ia Mandiri

Sebagai orang tua, kita mungkin akan tergelitik untuk selalu membantu buah hati. Namun, Bun, cobalah sedikit menahan diri. Bila si kecil sedang mengerjakan pekerjaan rumah, menyapu atau memakai baju misalnya, jangan terburu-buru “terjun” untuk menyelesaikan pekerjaannya. Biarkan ia bereksplorasi dan menemukan caranya sendiri. Bunda mungkin gemas melihatnya, tapi bersabarlah. Dengan membiarkan ia mandiri, Bunda dan Ayah sedang membangun kepercayaan dirinya yang akan sangat berguna di kehidupan sosialnya nanti.

Buat Kontak Mata

Pernah dengar nasihat untuk duduk bersimpuh kala berbicara dengan si kecil? Nasihat ini benar loh, Bun. Kuncinya sebenarnya bukan pada duduknya, tapi pada kontak matanya. Ketika duduk bersimpuh di hadapan si kecil, level mata Bunda akan sejajar dengan matanya sehingga kontak mata terjadi.

Saat berbicara dengan anak, jagalah kontak mata ini. Niscaya, mereka akan lebih mendengarkan perkataan Bunda. Tak hanya itu, dengan kebiasaan ini, anak akan sadar bahwa kontak mata adalah kunci terpenting dalam komunikasi. Saat nanti bergaul dengan orang lain, ia akan meniru kebiasaan ini.

Lakukan Permainan yang Melibatkan Keluarga

Saat Bunda dan Ayah telah tuntas menyelesaikan pekerjaan serta si kecil sudah selesai menyelesaikan tugas sekolahnya, luangkanlah waktu untuk family game night. Bunda dan Ayah bisa mengajak si kecil untuk melakukan permainan sederhana, tapi bermakna, misalnya ular tangga, halma, atau ludo. Dengan bermain game, si kecil akan belajar mengikuti peraturan, menghargai orang lain, bahkan belajar bekerja sama.

Beberapa cara itulah yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu mengembangkan kemampuan sosial anak. Selamat mencoba ya, Bunda dan Ayah!

Continue Reading

Trending