Categories: KehamilanKesehatan

Ini Serba-Serbi Keguguran yang Perlu Bunda Tahu

Keguguran adalah kondisi ketika janin meninggal dalam rahim sebelum berusia 20 minggu. Dikutip dari Medical News Today, prevalensi keguguran secara umum cukup besar, yakni sekitar 10-15%. Mayoritas hal ini terjadi pada trimester pertama. Pada perempuan yang tidak mengetahui dirinya hamil, kemungkinan keguguran lebih besar lagi.

Di Indonesia sendiri, seperti dikutip dari artikel jurnal yang dipublikasikan di HIGEIA Journal of Public Health Research and Development, data dari Riskesdas pada tahun 2010 menunjukkan bahwa angka keguguran di Indonesia adalah 4% pada perempuan berusia 10-59 tahun. Namun, pada perempuan berusia subur saja, kejadian ini mencapai 10%-25%. Nah, apa saja faktor dan penyebabnya? Yuk, cari tahu di sini, Bun.

Faktor dan Penyebab Keguguran

Masalah Kromosom

Separuh keguguran disebabkan oleh embrio yang memiliki jumlah kromosom tidak tepat. Ketika jumlah kromosom tidak tepat, ovum bisa rusak. Efeknya, embrio yang ada dalam rahim tidak bisa berkembang menjadi janin. Selain menyebabkan ovum rusak, jumlah kromosom yang tidak tepat juga dapat menyebabkan janin berhenti bertumbuh hingga akhirnya mati. Dampak lainnya adalah kehamilan molar, yakni ketika jaringan dalam rahim berkembang menjadi tumor di awal kehamilan.

Masalah Rahim dan Serviks

Beberapa masalah terkait rahim dan serviks yang bisa menyebabkan keguguran adalah sebagai berikut.

  • Septate uterus, ini adalah kondisi ketika otot atau septum dalam rahim membagi uterus menjadi dua bagian. Jika Bunda mengalami hal ini, biasanya dokter akan menyarankan Bunda untuk melakukan operasi dan memperbaiki kondisi rahim terlebih dulu sebelum mencoba hamil kembali.
  • Sindrom Asherman, ini adalah kondisi ketika jaringan parut terbentuk dalam rahim hingga membahayakan endometrium atau garis rahim.
  • Pertumbuhan fibroid dalam rahim. Fibroid atau luka dalam rahim dapat membatasi pertumbuhan janin dalam rahim serta aliran darahnya. Jika Anda memiliki kondisi ini, sebaiknya enyahkan dulu fibroid sebelum mencoba hamil kembali.
  • Ketidakmampuan Serviks. Kondisi ini terjadi ketika serviks membuka terlalu dini, biasanya tanpa rasa sakit atau kontraksi. Hal ini biasanya menyebabkan keguguran, khususnya pada trimester kedua.

Infeksi

Beberapa infeksi juga dapat menyebabkan keguguran. Salah satunya adalah infeksi penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau sifilis. Jika Anda merasa memiliki infeksi ini, segera beri tahu dokter Anda. Penanganan dini bisa mencegah akibat fatal dari infeksi. Selain penyakit menular seksual, infeksi lainnya yang dapat memicu keguguran adalah listeriosis atau keracunan makanan. Beri tahu dokter bila Anda mengalami hal ini.

Apakah Bunda Memiliki Risiko Keguguran?

Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi daripada yang lain. Berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan Bunda mengalami keguguran adalah pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, berusia 35 tahun atau lebih saat hamil, serta mengonsumsi rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Tak hanya itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang membuat Bunda rentan mengalami keguguran.

  • Gangguan Autoimun. Lupus adalah salah satu gangguan autoimun yang dapat meningkatkan risiko keguguran. Jika Bunda mengalami lupus, organ-organ penting Bunda bisa mengalami bengkak dan sakit dan tentunya akan sulit menjalani kehamilan dengan prima.
  • Obesitas. Obesitas berarti Bunda memiliki lemak tubuh yang terlalu banyak dan skor indeks massa tubuh lebih dari 30. Jika mengalami obesitas, risiko keguguran akan meningkat.
  • Diabetes. Selama kehamilan, Bunda berpotensi mengalami diabetes gestasional. Namun, ada pula Bunda yang telah memiliki diabetes sebelum kehamilan, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Nah, diabetes inilah yang menjadi faktor risiko keguguran.

Tanda dan Gejala Keguguran

Beberapa tanda dan gejalanya adalah pendarahan dan flek dari vagina, kram perut seperti mengalami menstruasi, dan sakit perut yang sangat parah. Jika Bunda mengalami satu atau lebih tanda-tanda ini, segera hubungi dokter. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti tes darah, USG, atau uji panggul.

Mendeteksi Penyebab Keguguran

Jika sebelumnya Bunda pernah mengalami keguguran, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya hingga tidak terjadi  lagi.

Salah satu tes yang akan Bunda jalani disebut dengan karyotyping, yakni tes darah untuk mengecek jumlah kromosom dan perubahan kromosom yang mungkin terjadi. Tes darah untuk mengecek ada atau tidaknya gangguan autoimun juga mungkin dilakukan.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Pulih?

Perihal fisik, tubuh Bunda akan pulih 1-2 bulan setelah keguguran karena selama 2 bulan inilah hormon kehamilan masih berada dalam tubuh Bunda. Kebanyakan perempuan akan mengalami menstruasi lagi setelah 4-6 minggu. Namun, bila menyinggung kondisi emosional, waktu yang Bunda dan pasangan butuhkan untuk pulih mungkin akan lebih lama. Tak perlu terburu-buru untuk tidak bersedih lagi, nikmati saja prosesnya. Minta dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat dan temukan cara spesial untuk mengenang si kecil.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi?

Mengenai waktu yang tepat untuk hamil lagi, ini sepenuhnya bergantung kepada Anda dan pasangan. Namun, secara medis, perempuan yang pernah mengalami keguguran diperbolehkan hamil lagi setelah setidaknya menjalani satu periode menstruasi.

Itulah informasi seputar keguguran yang perlu Bunda tahu. Untuk memperoleh beragam informasi penting lainnya seputar kehamilan dan persalinan, jangan lupa unduh aplikasi Ibu Sehati di Play Store atau Apps Store ya Bunda. Semoga bermanfaat, ya.

Referensi: March of Dimes
Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago