Istilah “brexting” menjadi populer akhir-akhir ini. Tahukah Bunda apa itu “brexting”? Brexting merupakan akronim dari “texting while breastfeeding” atau jika dipadukan ke dalam bahasa Indonesia adalah ‘menyusui sambil main hp’. Bunda mungkin secara tidak sengaja pernah melakukan ini ketika menyusui si kecil, entah karena iseng atau menghindari kantuk. Kelihatannya sepele, tapi brexting ternyata memiliki dampak serius bagi si kecil loh, Bun.
Sebuah studi klasik di ranah psikologi perkembangan yang dilakukan oleh Edward Tronick dan koleganya pada 1978 menunjukkan pentingnya kehadiran ibu secara emosional bagi bayi berusia 2-20 minggu. Partisipan ibu yang terlibat dalam eksperimen ini diminta merespons interaksi bayinya dengan wajah datar selama 3 menit. Ketika ini dilakukan oleh ibu, rupanya si bayi menjadi cemas dan ekspresinya pun berubah jadi putus asa.
Penelitian lainnya yang mendukung temuan Tronick dilakukan oleh para peneliti dari University of Miami Medical School pada 1980-an. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi lebih merasa stres ketika ibunya tidak hadir secara emosional daripada tidak hadir secara fisik. Artinya, bayi akan lebih merasa stres bila Bunda hadir di dekatnya tapi tidak menampilkan kedekatan secara psikis daripada Bunda tidak hadir sama sekali.
Meski tidak secara langsung membahas fenomena brexting, penelitian-penelitian klasik ini menjadi pijakan penting untuk membahas brexting. Dari penelitian-penelitian ini, Bunda jadi paham bahwa ketidakhadiran emosional berdampak krusial bagi bayi.
Menyusui adalah waktu kritis untuk memperkuat ikatan antara ibu dan bayi. Jika Bunda fokus membalas pesan atau membuka media sosial saat menyusui, ikatan antara Bunda dan si kecil tidak akan terbentuk dengan baik. Meski bayi melihat wajah Bunda saat menyusui, hal ini tidak akan cukup jika tidak ada interaksi tatap muka. Si kecil butuh dilihat dan direspons, Bun.
Bila si kecil berusaha membuat kontak dengan Bunda saat menyusui dan Bunda tidak meresponsnya, lama-lama si kecil akan merasa bahwa ia tidak bisa mengandalkan Bunda. Attachment atau kelekatan yang terbentuk nantinya adalah pola kelekatan yang insecure atau penuh kecemasan. Si kecil akan melihat Bunda sebagai sosok pengasuh yang tidak bisa diandalkan dan tidak bisa dipercaya.
Pun, bila Bunda fokus pada ponsel saat menyusui dan bukan pada si kecil, Bunda tidak akan mampu mengenali tanda-tanda yang ia berikan. Bunda akan sulit mendeteksi apakah ia sudah kenyang atau masih lapar. Bunda bahkan tidak akan tahu jika si kecil memiliki kesulitan menyedot ASI.
Kalau begitu, apakah Bunda sama sekali tidak boleh terdistraksi saat menyusui? Tidak juga, Bun. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas menyusui bisa berjalan sangat lama. Bunda mungkin akan bosan dan lelah jika tidak ada aktivitas lain yang menyelinginya. Bunda boleh kok menonton televisi atau sesekali mengecek ponsel. Namun, pastikan rentang waktu Bunda terdistraksi tidak lebih panjang daripada rentang waktu Bunda memperhatikan si kecil. Jika Bunda merasa tidak dapat mengontrol diri, coba letakkan ponsel di ruangan lain saat menyusui si kecil. Dengan demikian, Bunda tidak akan tergoda untuk mengeceknya.
Itulah informasi mengenai brexting yang perlu Bunda tahu. Jika Bunda ingin mengetahui informasi lain mengenai tips kehamilan, Bunda bisa like dan follow akun media sosial Ibu Sehati di Facebook dan Instagram.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…