Categories: Persalinan

Mengenal Tokophobia, Perasaan Takut Hamil dan Melahirkan

Rasa takut terhadap kehamilan adalah hal wajar bagi ibu yang sedang mengandung anak pertama. Jika Bunda tengah merasakan hal ini, bisa jadi Bunda sedang mengalami tokophobia. Apa itu tokophobia? Kenali tokophobia dan cara mengatasinya yuk agar tidak terus menerus dirundung fobia ini.

Apa itu Tokophobia?

Tokophobia adalah rasa takut berlebih untuk hamil dan melahirkan. Ada 13% ibu hamil yang mengalami hal ini hingga memutuskan untuk menunda lebih lama atau bahkan menghindari kehamilan setelahnya. Ada dua tokophobia yang biasa dialami, yaitu primer dan sekunder.

Tokophobia Primer

Tokophobia primer terjadi pada wanita yang belum pernah hamil. Rasa takut ini biasanya muncul pada perempuan muda atau remaja. Inilah yang menyebabkan beberapa perempuan justru memilih untuk mengaborsi hingga mengadopsi.

Tokophobia Sekunder

Tokophobia sekunder adalah fobia yang muncul pada ibu yang pernah hamil dan pernah melahirkan. Biasanya rasa takut ini muncul karena kelahiran anak pertama yang cukup traumatis. Kelahiran normal, keguguran, atau bayi lahir mati juga bisa menjadi pemicu tokophobia jenis ini.

Apakah Tokophobia Berbahaya?

Ketika mengandung bayi, wanita penderita tokophobia justru tidak merasakan kebahagiaan. Tokophobia bisa menjadi hal yang membahayakan bagi jiwa Bunda jika sudah terlalu lama dirasakan dan solusinya tidak segera dicari. Bunda perlu mengetahui gejala dan cara mengatasi tokophobia agar hal ini tidak menjadi masalah berlebih.

Gejala Tokophobia

Kenali gejala tokophobia dengan segera. Bunda bisa mengetahui keberadaan tokophobia dengan mengenali gejalanya. Beberapa gejalanya adalah sering panik, insomnia, dan sering mengalami mimpi buruk.

Kemunculan gejala ini biasanya terpicu saat Bunda melihat orang hamil atau kebetulan membaca, melihat, mendengar, dan menonton hal-hal yang ada hubungannya dengan kehamilan. Bila kondisi ini dibiarkan, kesehatan mental dan fisik ibu maupun janin akan terpengaruh.

Kondisi ini juga bisa membuat Bunda mengalami persalinan yang menyulitkan. Saat merasa stres, hormon adrenalin yang dipercaya bisa memperlambat kontraksi rahim akan terlepas.

Faktor yang Menyebabkan Tokophobia

Inilah beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang wanita mengidap tokophobia.

  • Memiliki gangguan kecemasan
  • Mengalami depresi
  • Pernah mengalami pemerkosaan
  • Memiliki masalah reproduksi
  • Memiliki pengalaman traumatis di kehamilan dan persalinan sebelumnya
  • Pernah mendengar pengalaman melahirkan yang menakutkan
  • Pernah mengalami pelecehan seksual saat masih kecil

Cara Mengatasi Tokophobia

Hal pertama yang harus Bunda lakukan ketika mengalami gejala tokophobia adalah berkonsultasi dengan dokter kandungan. Nantinya, dokter akan membuat rujukan untuk penanganan lebih lanjut. Biasanya, wanita yang mengalami tokophobia akan diperdengarkan cerita perjalanan kehamilan dan diminta menuliskan harapannya tentang kelahiran yang diimpikan. Cara ini dilakukan untuk menoleransi kecemasan. Perlahan-lahan, mereka akan menyadari bahwa kenyataan tidak semenakutkan persepsinya.

Nah, inilah serba-serbi tentang tokophobia yang perlu Bunda ketahui. Untuk memperoleh beragam informasi penting lainnya seputar kehamilan dan persalinan, yuk follow dan like akun Facebook dan Instagram Sehati. Bunda juga bisa memasang aplikasi Sehati di gawai untuk kemudahan mengakses berita terbaru. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store secara gratis. Semoga bermanfaat, ya.

dr. Cepi Teguh Pramayadi SpOG, MARS

Dokter Cepi merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang saat ini menjabat sebagai Laparoscopic Surgeon Head di Pusat Pelayanan Operasi RSUI. Saat ini, dokter yang juga berperan sebagai pengajar Universitas Indonesia ini sedang menempuh pendidikan doktoralnya di Universitas Indonesia. Sebelumnya, ia memperoleh gelar spesialisnya juga di Universitas Indonesia.Tak hanya memiliki gelar spesialis di bidang obstetri dan ginekologi, ia juga memiliki gelar magister di bidang administrasi rumah sakit dari pendidikannya di Universitas Respati Indonesia. Kesibukan Dokter Cepi sangat beragam. Ia di antaranya memiliki pengalaman sebagai pembicara di berbagai konferensi dan seminar, seperti “The 2nd Indonesian Gynecological Endoscopy Society National Meeting” dan “Malaysia, Indonesia and Brunei Darusssalam Medical Science Conference”. Tak hanya itu, Dokter Cepi juga kerapkali menjadi instruktur di berbagai pelatihan, seperti “Bali Course on Gynecology Laparoscopy” dan “Laparoscopy Tubal Occlusion” yang diselenggarakan oleh BKKBN.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago