Categories: KehamilanNutrisi

7 Jenis Buah-Buahan yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil

Asupan nutrisi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan selama hamil. Bagaimana tidak? Janin dalam kandungan Bunda sangat memerlukan nutrisi dari makanan yang Bunda asup untuk tumbuh dan berkembang. Bukan hanya pertumbuhan organ dan fisiknya, pertumbuhan otak pun sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan.

Untuk alasan inilah, pola makan yang seimbang dari jenis makanan yang beragam, sangat diperlukan. Termasuk, beragam jenis sayur dan buah-buahan.

Manfaat makan buah untuk ibu hamil

Setiap nutrisi yang Bunda makan akan berguna untuk si kecil dalam kandungan. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari konsumsi makanan bernutrisi kosong. Alangkah sayangnya jika Bunda tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan asupan makanan yang bergizi tinggi.

Bahkan bukan tidak mungkin, kebiasaan makan junk food selama hamil ini akan berpengaruh pada pola makan anak ketika ia besar nanti, loh. Sebuah penelitian yang termuat di The Faseb Journal memperlihatkan bahwa bayi dari ibu yang mengonsumsi junk food saat hamil cenderung lebih menyukai makanan yang tinggi lemak dan tinggi gula.

Buah-buahan dan sayur-sayuran adalah makanan yang kaya nutrisi. Lengkapi pola makan Bunda dengan sayur dan buah yang beragam, maka kebutuhan si kecil akan vitamin, mineral dan serat akan dapat tercukupi.

Konsumsi sayur dan buah-buahan juga dapat membantu mencegah masalah sembelit, yang kerap dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester ketiga.

7 buah-buahan bernutrisi yang perlu dikonsumsi saat Bunda hamil

Apakah Bunda mengalami ngidam saat hamil? Saat ngidam ini biasanya Bunda memiliki dorongan untuk mengonsumsi makanan yang asam atau manis. Nah, daripada makan permen, cobalah untuk menggantinya dengan buah-buahan. Rasanya bisa meredam ngidam Bunda, tapi lebih bernutrisi daripada permen.

Berikut ini 7 buah-buahan yang baik untuk ibu hamil:

1. Jeruk

Rasanya yang segar membuat buah ini jadi favorit. Selain itu, jeruk juga mengandung banyak air yang bisa membantu asupan cairan. Jeruk juga tinggi kandungan asam folat. Folat dapat mencegah kelainan pada janin, terutama pada pertumbuhan otak dan sumsum tulang belakang. Kandungan vitamin C dalam jeruk juga tinggi. Vitamin ini dapat berfungsi sebagai antioksidan yang membantu mencegah kerusakan sel-sel tubuh dan membantu penyerapan zat besi.

2. Mangga

Mangga juga salah satu sumber vitamin C yang baik. Satu mangkuk mangga dapat memenuhi kebutuhan vitamin C Bunda dalam sehari. Buah tropis ini juga mengandung vitamin A. Perlu Bunda ketahui, defisiensi vitamin A pada bayi yang baru lahir kerap dikaitkan dengan kekebalan tubuh yang lebih rendah dan risiko komplikasi seperti infeksi saluran pernapasan  Selain itu mangga juga mengandung vit B6, asam folat, kalium dan zat besi.

Mangga memang baik dikonsumsi saat hamil, namun tetap konsumsi dalam batas wajar, dan imbangi dengan keragaman buah-buahan yang lain ya Bun.

3. Alpukat

Buah yang bertekstur creamy ini mengandung lebih banyak folat (dalam porsi yang sama) dibanding buah lain. Selain itu, buah yang lezat ini juga mengandung vitamin C, vitamin B, vitamin K, serat, kolin, magnesium, dan potasium.

Alpukat juga mengandung zat besi yang penting dikonsumsi oleh ibu hamil. Kekurangan zat besi saat hamil bisa menyebabkan anemia dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Kandungan kalium dan magnesium dalam alpukat dikatakan dapat mengurangi mual yang kerap dialami ibu hamil. Kalium juga dapat mengurangi gejala kram kaki akibat kalium yang rendah

Sementara itu, kolin dalam alpukat, dikenal memiliki peranan penting dalam perkembangan otak dan saraf bayi. Kekurangan kolin bisa mengganggu perkembangan sumsum tulang belakang yang vital fungsinya bagi kualitas hidup si kecil kelak.

4. Jeruk Lemon

Wangi dan rasa jeruk lemon yang menyegarkan bisa membantu ibu hamil mengurangi rasa mual. Selain mencium wanginya, Bunda juga dapat mengonsumsi infused water dengan irisan jeruk lemon untuk dapat merasakan manfaatnya.

Lemon kaya vitamin C, selain itu lemon juga banyak mengandung magnesium, niacin, calcium, folat, vitamin B6, dan riboflavin. Lemon juga dapat membantu mencegah konstipasi.

Akan tetapi, kandungan asam yang tinggi pada lemon bisa mengikis enamel gigi. Oleh sebab itu, segeralah minum air putih setelah mengonsumsinya.

5. Pisang

Buah pisang kaya akan mineral potassium, vitamin B-6, vitamin C, dan serat. Sekitar setengah ibu hamil mengalami sembelit. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan rahim pada usus, rasa cemas, stres, pola makan yang miskin serat, serta konsumsi suplemen yang mengandung zat besi. Pisang yang kaya serat bisa membantu masalah ini. Sementara vitamin B-6 di dalamnya dapat membantu mengurangi rasa mual dan muntah di trimester pertama.

6. Buah beri

Stroberi, blueberry, blackberry, cranberry, maupun raspberi mengandung karbohidrat, vitamin C, serat dan asam folat. Buah-buahan bercitarasa masam ini juga mengandung fitonutrisi seperti flavonoid dan antosianin.

Porsi asupan karbohidrat Bunda perlu dijaga antara 50-60 persen dari asupan kalori per hari. Karbohidrat merupakan sumber energi yang mudah dihantarkan ke janin dalam kandungan melalui plasenta. Buah beri menyediakan asupan karbohidrat kompleks yang lebih direkomendasikan daripada karbohidrat sederhana dalam makanan seperti donat, keik, dan kukis.

7. Apel

An apple a day, keeps the doctor away. Apel memang buah yang kaya manfaat. Tak hanya kaya serat, buah ini juga kaya akan vitamin A, vitamin C, magnesium, kalisum dan kalium. Mengonsumsi apel ketika Bunda hamil juga bisa bermanfaat untuk bayi dalam kandungan Bunda.

dr Jovita Amelia, SpGK

Dokter Jovita adalah seorang spesialis gizi klinik yang saat ini berpraktik di RS Pelni dan Ciputra Hospital CitraGarden City. Perempuan yang aktif berorganisasi sejak masih berstatus sebagai mahasiswa ini menempuh pendidikan kedokterannya di Universitas Trisakti. Dokter Jovita kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister di Wageningen University dan memperoleh gelar master of nutrition and health. Gelar Spesialis Gizi Klinik ia peroleh dari Universitas Indonesia. Selain aktif berpraktik sebagai dokter, Dokter Jovita juga kerap menjadi pembicara di berbagai seminar dan talkshow. Seri seminar dan talkshow pola hidup sehat untuk masyarakat awam adalah beberapa kegiatan yang Dokter Jovita isi. Kini, Dokter Jovita aktif menulis untuk Ibu Sehati.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago