Intoleransi laktosa terjadi pada orang yang memiliki sedikit enzim laktosa atau lactose. Karena sedikitnya kandungan enzim ini, tubuh jadi sulit mencerna laktosa yang biasanya ditemui dalam produk susu. Efeknya, Bunda yang mengalami intoleransi laktosa akan merasakan kembung pada perut bahkan mengalami diare setelah mengonsumsi susu. Supaya ini tak terjadi, mau tak mau orang yang mengalami intoleransi laktosa harus menghindari konsumsi produk susu.
Lantas, bagaimana bila ibu yang sedang hamil ternyata memiliki intoleransi laktosa dan harus menghindari produk susu? Padahal, si kecil dalam kandungan membutuhkan banyak kalsium yang terkandung dalam susu untuk pertumbuhan tulang dan giginya. Akankah hal ini membahayakan bagi janin?
Janin dalam kandungan membutuhkan cukup kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang optimal. Itulah mengapa Bunda disarankan untuk mengonsumsi susu tinggi kalsium selama kehamilan. Dokter biasanya menganjurkan konsumsi kalsium sebanyak 1.000 miligram per hari atau setara dengan sekitar 4 gelas susu. Untuk ibu hamil yang masih berusia di bawah 20 tahun, kebutuhan kalsium per harinya lebih banyak, yakni 1.300 miligram per hari.
Bila Bunda tidak cukup mengonsumsi kalsium selama kehamilan, janin akan mengambil kandungan kalsium dari tulang dan gigi Bunda. Ini memang akan berdampak baik bagi janin. Namun, ini bisa berbahaya bagi kesehatan Bunda karena dalam jangka panjang Bunda bisa mengalami osteoporosis.
Intoleransi laktosa tidak bisa dicegah, tetapi Bunda bisa mengenali gejalanya. Bila setelah mengonsumsi produk susu Bunda merasa kembung dan mual, maka kemungkinan besar Bunda memiliki intoleransi laktosa.
Jika Bunda positif mengalami intoleransi laktosa, Bunda sudah pasti tidak dapat mengonsumsi susu. Namun, tenang saja, untuk memenuhi kebutuhan kalsium si kecil dalam kandungan, Bunda masih bisa mengonsumsi makanan lain.
Untuk mengganti susu sapi, Bunda bisa coba mengonsumsi susu almond atau susu kedelai yang difortifikasi dengan kalsium. Beberapa ibu hamil yang mengidap intoleransi laktosa juga masih bisa mengonsumsi yogurt. Jadi, mungkin Bunda ingin pula coba mengonsumsi yogurt. Untuk makanannya, Bunda bisa melengkapi kebutuhan kalsium dengan mengonsumsi kale, brokoli, dan salmon.
Meski konsumsi susu sudah diganti dengan konsumsi makanan lain, agak sulit memenuhi kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari tanpa konsumsi susu. Oleh karenanya, Bunda perlu mengonsumsi suplemen untuk memastikan kebutuhan kalsium terpenuhi. Bunda bisa mengonsumsi calcium citrate atau calcium carbonate. Namun, tanyakan dulu pada tenaga medis yang menangani Bunda, ya. Selain mengonsumsi suplemen kalsium, Bunda juga bisa mengonsumsi vitamin D. Vitamin D akan membantu tubuh Bunda menyerap kalsium dari makanan.
Itulah fenomena intoleransi laktosa yang dialami ibu hamil. Jika Bunda mengalaminya, pastikan asupan kalsium yang Bunda butuhkan tetap terpenuhi, ya.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…