Categories: KehamilanKesehatan

Yuk Kenali FAM, Cara Mencegah Kehamilan Tanpa Alat Kontrasepsi!

Fertility awareness method (FAM) atau natural family planning adalah cara mencegah kehamilan tanpa alat KB yang biasa kita kenal (misal pil, suntik, atau IUD).

Menggunakan metode FAM untuk merencanakan kehamilan berarti Bunda menggunakan cara alami untuk tahu kapan masa tersubur Bunda. Metode FAM tidak sebatas mengecek siklus menstruasi saja. Namun, metode ini mengombinasikan beberapa metode, mulai dari metode kalender (rhytm method), metode temperatur basal tubuh, dan metode lendir serviks, untuk menentukan kapan waktu tersubur Bunda. Metode mencegah kehamilan tanpa alat KB ini juga dapat digunakan untuk program kehamilan maupun menunda kehamilan loh, Bun!

Beginilah Cara Kerja Metode FAM

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode FAM mengombinasikan metode kalender, temperatur basal tubuh, dan metode pengecekan lendir serviks. Kombinasi ketiga metode ini dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang dapat diandalkan. Pasalnya, bila Bunda hanya bergantung pada metode kalender saja, khawatirnya hasil akan kurang akurat. Berikut cara kerja masing-masing metode.

Metode Kalender

Dalam metode kalender, Bunda bisa mengetahui kapan masa ovulasi melalui siklus menstruasi. Masa ovulasi terjadi ketika sel telur dilepaskan oleh ovarium. Biasanya, masa ovulasi terjadi pada hari ke-12 sampai hari ke-16 siklus menstruasi bagi Bunda yang memiliki siklus menstruasi normal yaitu 28 hari.

Saat dilepaskan oleh ovarium, sel telur biasanya akan bertahan di tuba falopi selama 24 hingga 48 jam. Ketika tidak dibuahi dalam rentang waktu ini, sel telur akan meluruh hingga terjadilah menstruasi.

Namun, karena sperma dapat bertahan beberapa hari dalam tubuh, maka Bunda tetap berpotensi hamil jika melakukan hubungan seksual beberapa hari sebelum masa ovulasi. 

Metode Temperatur Basal Tubuh

Temperatur basal tubuh adalah suhu tubuh Bunda sebelum bangun dari tempat tidur dan beraktivitas. Oleh karena itu, pengukuran temperatur basal tubuh dilakukan sesaat setelah bangun tidur. Untuk mengukurnya, Bunda harus menggunakan termometer basal dan tempatkan di mulut.

Temperatur basal akan meningkat 0,5-1 derajat Celcius dari suhu normal 35,5-36 derajat Celcius setelah ovulasi berlangsung. Karena peningkatan temperatur basal terjadi setelah ovulasi, metode ini paling tepat dipraktikkan selama beberapa bulan untuk melihat pola ovulasi Bunda.

Pengecekan Lendir Serviks

Bila Bunda sudah mendekati masa ovulasi, maka vagina akan mengeluarkan lendir yang lebih tipis, licin, dan melar. 

Metode FAM bisa diandalkan jika Bunda mempraktikkan ketiga metode di atas. Pantaulah selama 6 hingga 12 bulan pola menstruasi, temperatur basal, dan lendir serviks selama periode yang Bunda duga adalah masa ovulasi. Jika Bunda sudah mengetahui polanya, maka Bunda dapat sepenuhnya mengandalkan metode FAM untuk menunda kehamilan.

Apakah Metode FAM Efektif?

Ketika Bunda mempraktikkan metode FAM dengan benar, yakni dengan mengombinasikan ketiga metode tadi untuk membaca pola ovulasi, kesuksesan FAM dalam menunda kehamilan dapat mencapai 90% loh.

Namun, bila FAM dipraktikkan tidak secara konsisten, Planned Parenthood melaporkan kegagalan sebesar 24%. Artinya, di antara 100 perempuan yang mempraktikkan metode FAM secara inkonsisten, 24 orang di antaranya memperoleh kehamilan.

Plus Minus Metode FAM

Sama seperti metode kontrasepsi lainnya, FAM pun memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Kelebihan Metode FAM

  • Biayanya murah
  • Aman
  • Tidak menggunakan obat-obatan
  • Mudah dihentikan bila Bunda ingin hamil

Kekurangan Metode FAM

  • Bunda mesti memantau pola ovulasi selama 6 bulan sebelum bisa bergantung pada metode ini
  • Selama masa ovulasi, Bunda tidak dapat melakukan hubungan seksual sama sekali.
  • Pasangan benar-benar harus terlibat dalam prosesnya
  • Dibanding alat kontrasepsi lain, FAM memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi. Namun, jika Bunda menggunakannya dengan benar, metode ini bisa seefektif metode kontrasepsi lainnya.

Itulah berbagai hal tentang metode FAM yang perlu Bunda tahu. Selamat mencoba, Bun. Semoga programnya sukses, ya.

Dinda Derdameisya

Dokter Dinda Derdameisya adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang kini berpraktik di tiga rumah sakit di Jakarta. Ketiga rumah sakit itu adalah RS Kanker Dharmais, Brawijaya Women and Children’s Hospital, dan RSIA Asih. Tak hanya berpraktik di rumah sakit, saat ini Dokter Dinda juga menjalani kesibukan di H Clinic untuk memberi pelayanan aesthetic gynecologic yang berfungsi untuk menjaga dan merawat area intim. Perempuan yang telah berpengalaman selama 12 tahun di ranah kedokteran ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 2007 dan memperoleh gelar spesialisnya pada tahun 2014.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago