Fertility awareness method (FAM) atau natural family planning adalah cara mencegah kehamilan tanpa alat KB yang biasa kita kenal (misal pil, suntik, atau IUD).
Menggunakan metode FAM untuk merencanakan kehamilan berarti Bunda menggunakan cara alami untuk tahu kapan masa tersubur Bunda. Metode FAM tidak sebatas mengecek siklus menstruasi saja. Namun, metode ini mengombinasikan beberapa metode, mulai dari metode kalender (rhytm method), metode temperatur basal tubuh, dan metode lendir serviks, untuk menentukan kapan waktu tersubur Bunda. Metode mencegah kehamilan tanpa alat KB ini juga dapat digunakan untuk program kehamilan maupun menunda kehamilan loh, Bun!
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, metode FAM mengombinasikan metode kalender, temperatur basal tubuh, dan metode pengecekan lendir serviks. Kombinasi ketiga metode ini dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang dapat diandalkan. Pasalnya, bila Bunda hanya bergantung pada metode kalender saja, khawatirnya hasil akan kurang akurat. Berikut cara kerja masing-masing metode.
Dalam metode kalender, Bunda bisa mengetahui kapan masa ovulasi melalui siklus menstruasi. Masa ovulasi terjadi ketika sel telur dilepaskan oleh ovarium. Biasanya, masa ovulasi terjadi pada hari ke-12 sampai hari ke-16 siklus menstruasi bagi Bunda yang memiliki siklus menstruasi normal yaitu 28 hari.
Saat dilepaskan oleh ovarium, sel telur biasanya akan bertahan di tuba falopi selama 24 hingga 48 jam. Ketika tidak dibuahi dalam rentang waktu ini, sel telur akan meluruh hingga terjadilah menstruasi.
Namun, karena sperma dapat bertahan beberapa hari dalam tubuh, maka Bunda tetap berpotensi hamil jika melakukan hubungan seksual beberapa hari sebelum masa ovulasi.
Temperatur basal tubuh adalah suhu tubuh Bunda sebelum bangun dari tempat tidur dan beraktivitas. Oleh karena itu, pengukuran temperatur basal tubuh dilakukan sesaat setelah bangun tidur. Untuk mengukurnya, Bunda harus menggunakan termometer basal dan tempatkan di mulut.
Temperatur basal akan meningkat 0,5-1 derajat Celcius dari suhu normal 35,5-36 derajat Celcius setelah ovulasi berlangsung. Karena peningkatan temperatur basal terjadi setelah ovulasi, metode ini paling tepat dipraktikkan selama beberapa bulan untuk melihat pola ovulasi Bunda.
Bila Bunda sudah mendekati masa ovulasi, maka vagina akan mengeluarkan lendir yang lebih tipis, licin, dan melar.
Metode FAM bisa diandalkan jika Bunda mempraktikkan ketiga metode di atas. Pantaulah selama 6 hingga 12 bulan pola menstruasi, temperatur basal, dan lendir serviks selama periode yang Bunda duga adalah masa ovulasi. Jika Bunda sudah mengetahui polanya, maka Bunda dapat sepenuhnya mengandalkan metode FAM untuk menunda kehamilan.
Ketika Bunda mempraktikkan metode FAM dengan benar, yakni dengan mengombinasikan ketiga metode tadi untuk membaca pola ovulasi, kesuksesan FAM dalam menunda kehamilan dapat mencapai 90% loh.
Namun, bila FAM dipraktikkan tidak secara konsisten, Planned Parenthood melaporkan kegagalan sebesar 24%. Artinya, di antara 100 perempuan yang mempraktikkan metode FAM secara inkonsisten, 24 orang di antaranya memperoleh kehamilan.
Sama seperti metode kontrasepsi lainnya, FAM pun memiliki kelebihan dan kekurangan.
Itulah berbagai hal tentang metode FAM yang perlu Bunda tahu. Selamat mencoba, Bun. Semoga programnya sukses, ya.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…