Categories: MenyusuiNutrisi

Benarkah Daun Katuk dapat Memperlancar Produksi ASI?

Bunda yang sedang menyusui kerap disarankan mengonsumsi daun katuk untuk memperlancar ASI oleh kerabat terdekat. Seperti apa manfaat daun katuk bagi Bunda menyusui? Cari tahu dengan membaca penjelasannya berikut ini, yuk, Bun.

Kandungan nutrisi daun katuk

Katuk merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daratan Asia. Tanaman yang memiliki nama Latin Sauropus androgynus ini umumnya diolah menjadi masakan. Selain dibuat masakan, ada juga yang mengonsumsi daun katuk sebagai lalapan atau meminum air rebusannya. Di antara berbagai manfaat daun katuk bagi kesehatan, yang paling terkenal adalah dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI.

Menurut Profesor Bambang Pujiasmanto dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta seperti dikutip Kompas.com, daun katuk mengandung efedrin, vitamin A, B, C, K, dan pro vitamin A. Selain itu, daun katuk juga mengandung mangaan, kalsium, fosfor, zat besi, dan serat.

Kandungan lainnya dalam daun katuk adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Vitamin C dalam daun katuk menambah fungsinya sebagai antioksidan.

Daun katuk dan produksi ASI

Penelitian terhadap daun katuk untuk ASI telah dilakukan dalam sejumlah kajian, di antaranya studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2004. Dalam penelitian tersebut, kelompok ibu menyusui yang mengonsumsi ekstrak daun katuk sebanyak 3 x 300 mg/ hari selama 15 hari, produksi ASI-nya meningkat 50,7% dibandingkan kelompok ibu menyusui yang tidak mengonsumsi ekstrak daun katuk.

Dalam penelitian lain yang dilakukan Soka S. dan kawan-kawan dari Fakultas Bioteknologi Universitas Atma Jaya Jakarta tahun 2010, konsumsi daun katuk menunjukkan peningkatan ekspresi gen prolaktin dan oksitosin pada tikus yang menyusui. Hormon prolaktin dan oksitosin adalah dua hormon yang membantu produksi serta pengeluaran ASI.

Di luar kandungan nutrisinya, persepsi bahwa daun katuk dapat memperlancar ASI diduga ikut memengaruhi peningkatan produksi ASI. Hal-hal yang dipercaya dapat melancarkan ASI dalam ilmu laktasi disebut dengan galaktagog, laktagog, atau laktagoga. 

Selain daun katuk, masyarakat Indonesia juga mempercayai pare, susu kedelai, hingga kacang hijau dapat membantu melancarkan ASI. Di luar negeri, ada fenugreek, teh camomile, oat, hingga sup ayam yang dipercaya sebagai ASI booster.

Produksi ASI sendiri dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin mendorong produksi ASI dan hormon oksitosin mengatur pengeluaran ASI. Bila ibu menyusui merasa rileks dan percaya diri, otak akan melepaskan hormon oksitosin.

Bunda yang mengonsumsi daun katuk dan percaya dengan manfaatnya melancarkan ASI, mungkin saja merasa rileks serta lebih percaya diri karena merasa “dibantu” oleh daun katuk. Akibatnya, terjadi kondisi yang dipercayai Bunda tersebut yaitu ASI keluar dengan lebih lancar.

Jaga frekuensi menyusui dan memerah ASI

Oleh karena itu, Bunda boleh-boleh saja mengonsumsi daun katuk untuk ASI bila mempercayai manfaatnya meningkatkan produksi ASI. Sebagai penunjang nutrisi, Bunda pun bisa menyantap camilan sehat untuk ibu menyusui. Namun jika Bunda ingin mengonsumsi daun katuk dalam bentuk suplemen menyusui sebaiknya konsultasikan dengan dokter laktasi terlebih dahulu, ya, Bun.

Meski demikian, para ahli laktasi menyarankan ibu menyusui tidak tergantung pada ASI booster tertentu termasuk daun katuk. Artinya, jangan sampai karena lupa mengonsumsi daun katuk atau susah mendapatkan daun katuk membuat Bunda tidak percaya diri sehingga produksi ASI justru menjadi minim. Produksi ASI menjadi tidak lancar bukan karena Bunda tidak mengonsumsi daun katuk, melainkan karena perasaaan cemas dan tidak percaya diri.

Mengonsumsi daun katuk atau ASI booster lainnya tetap perlu dibarengi dengan sering menyusui bayi secara langsung dan memerah ASI. Sebab, menjaga frekuensi menyusui dan memerah ASI akan merangsang hormon prolaktin yang mendorong produksi ASI. Tanpa melakukan hal ini, mengonsumsi daun katuk atau ASI booster lainnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI Bunda.

Selamat mengASIhi, Bun!

Referensi:

Ibu Sehati

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago