Rasa cemas bisa menerjang siapa saja. Dan percayalah, tak akan ada yang mengerti bagaimana rasanya jika ia sendiri belum mengalami hal itu. Jadi, jika Bunda sedang merasa cemas lalu ada yang menasihati Bunda dengan, “You just need to calm down!”, maka hampir dipastikan ia tak pernah mengalami serangan kecemasan. Karena, siapapun yang pernah terserang rasa cemas akan tahu bahwa mencoba tenang saja tak cukup untuk mengatasinya.
Di masa kehamilan, tak dapat disangkal bahwa rasa cemas akan sering menghantui. Selain mencemaskan persalinan, biasanya para calon ibu kerap mencemaskan kesehatan bayinya. Pun, tak jarang pula calon ibu yang mencemaskan kapabilitasnya dalam merawat anak nanti.
Namun, tak selamanya penyebab kecemasan dalam kehamilan dapat Bunda ketahui. Mungkin seringkali Bunda merasakan cemas tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya. Jika ini terjadi pada Bunda, bisa jadi hormonlah yang sedang mengambil alih. Perubahan hormon selama kehamilan memicu perubahan kondisi kimia pada otak pula. Dan inilah yang terkadang membuat emosi Bunda tak dapat dikontrol.
Selain itu, tak dapat disangkal bahwa Bunda mengalami sejumlah perubahan selama kehamilan, mulai dari perubahan fisik hingga perubahan gaya hidup. Rasa cemas bisa jadi timbul karena Bunda merasa kewalahan dengan sejumlah perubahan yang datang berbarengan ini.
Rasa cemas mungkin wajar di level tertentu, apalagi saat ini Bunda sedang memasuki fase kehidupan baru. Namun, jika kecemasan Bunda mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, maka sudah saatnya Bunda bertindak untuk mengatasinya. Pasalnya, dilansir dari situs healthline.com, kecemasan tinggi selama kehamilan berkorelasi positif dengan persalinan prematur, preeklampsia, dan berat badan lahir rendah. Lantas, apa gejala atau tanda kecemasan yang destruktif selama kehamilan?
Kecemasan selama kehamilan di level yang ringan seringnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, tentu merupakan langkah yang baik jika Bunda memutuskan untuk bertemu terapis atau dokter. Di sisi lain, jika kecemasan Bunda masuk dalam kategori berat, misalnya muncul hampir di setiap waktu dan sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya Bunda segera menghubungi tenaga ahli. Bagi Bunda yang merasa masih mampu menghadapi kecemasannya selama kehamilan, inilah beberapa langkah yang bisa Bunda coba.
Saat kecemasan datang menyerang, hal pertama yang bisa Bunda lakukan adalah membicarakannya, entah itu kepada pasangan, anggota keluarga, atau sahabat. Jika kecemasan Bunda sangatlah ringan, berbagi cerita saja seharusnya sudah bisa mengurangi rasa cemas.
Setelah bicara dengan orang terdekat, jangan lupa untuk tetap melakukan aktivitas-aktivitas yang positif, Bun. Aktivitas fisik dapat memicu produksi endorfin yang berfungsi sebagai painkiller alami. Endorfin membuat Bunda lebih mudah tidur yang kemudian berdampak pada menurunnya level stres.
Bila Bunda tak ingin terlalu berkeringat tapi tetap bisa rileks, cobalah kelas hypnobirthing atau meditasi. Kini sudah banyak kelas-kelas bermanfaat yang ditawarkan untuk ibu hamil. Bunda dapat mencarinya melalui berbagai platform, Instagram atau WhatsApp Group misalnya. Di kelas hypnobirthing, Bunda akan diajarkan teknik relaksasi agar tetap tenang menghadapi persalinan.
Jika Bunda sudah paham teknik relaksasi yang diajarkan dalam kelas ini, Bunda bisa mempraktikkannya kala rasa cemas datang. Sementara itu, hampir sama seperti kelas hypnobirthing, Bunda akan banyak diajarkan teknik relaksasi dalam kelas meditasi. Dengan demikian, ketika cemas datang, Bunda bisa segera mempraktikkannya.
Sudah coba melakukan aktivitas fisik yang positif? Jangan lupa beristirahat. Meski Bunda sulit tidur saat hamil, tetaplah prioritaskan hal ini. Tidur yang cukup akan membantu menurunkan kecemasan. Jika kurang tidur di malam hari, cobalah mencukupi jatah tidur harian dengan tidur siang.
Menulis membantu Bunda mencurahkan isi hati. Jika Bunda sedang tidak mood untuk berbagai cerita dengan orang terdekat, cobalah utarakan isi hati Bunda ke dalam tulisan. Dan alih-alih mengetik, cobalah membuatnya secara harfiah dengan tulisan tangan. Dengan menyampaikannya melalui tulisan tangan, Bunda akan lebih menikmati aktivitas ini dan lebih memikirkan kata demi katanya dengan mendalam. Jika Bunda bingung ingin menuliskan apa, cobalah tulis surat kepada calon buah hati Bunda. Sampaikan apa yang Bunda rasakan kepadanya saat ini. Jurnal tentang perasaan Bunda juga akan membantu terapis dalam mengecek riwayat kecemasan Bunda.
Bila rasa cemas Bunda semakin mengganggu aktivitas harian dan serangan panik kian sering datang, Bunda harus mempertimbangkan untuk mengikuti terapi. Ajak pula Ayah dalam sesi terapi ini. Dengan demikian, Bunda dan Ayah dapat saling dukung menghadapi masa-masa menjelang persalinan. Selain konseling, bukan tidak mungkin tenaga ahli akan memberikan obat untuk mengatasi kecemasan Bunda.
Itulah beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi rasa cemas selama persalinan. Tak perlu malu jika Bunda merasa cemas selama kehamilan karena ini adalah hal yang umum dirasakan. Cari bantuan secepat mungkin jika Bunda merasakannya. Semakin cepat Bunda mencari bantuan, semakin cepat Bunda mendapatkan kedamaian.
Semoga berhasil, Bun!
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…