Kontraksi terjadi beberapa saat sebelum proses persalinan tiba. Kontraksi membuat serviks melebar dengan sangat efisien guna memberi jalan lahir bagi bayi.
Hanya saja, serviks bisa tidak melebar dalam waktu lama. Tidak ada kontraksi meskipun usia kehamilan sudah lewat. Jika kondisi ini terjadi, ada kemungkinan dokter akan memberi pilihan induksi untuk melahirkan.
Sebenarnya bukan hanya usia kehamilan yang sudah lewat saja yang direkomendasikan untuk dilakukan induksi. Beberapa keadaan juga dapat direkomendasikan induksi persalinan.
Induksi persalinan, seperti dikutip Mayoclinic.com, adalah rangsangan yang diberikan kepada ibu hamil agar rahim dapat berkontraksi dan persalinan pervaginam dapat terjadi dengan sendirinya.
Dokter akan memberikan stimulasi atau rangsangan tersebut dalam bentuk obat-obatan. Bisa juga dengan menggunakan metode lain seperti memecahkan ketuban agar kontraksi dapat terjadi dan persalinan dimulai.
Kontraksi, menurut Marchofdimes.org, terjadi ketika otot dari rahim mengencang kemudian mengendur sebagai persiapan untuk mendorong bayi keluar dari rahim.
Dengan indikasi tertentu, dokter bisa melakukan satu atau lebih metode induksi. Metode induksi yang dilakukan di antaranya:
Dokter akan memisahkan kantung ketuban dari rahim. Setelah tindakan dilakukan, Bunda akan merasakan kram atau timbul bercak.
Obat prostaglandin diberikan untuk membantu melunakkan dan menipiskan serviks sehingga dapat terbuka selama persalinan berlangsung. Obat ini bisa diminum atau dimasukkan melalui vagina.
Selain prostaglandin, dokter dapat menggunakan obat yang disebut laminaria yang dimasukkan melalui vagina. Alat seperti tabung tipis dengan balon di bagian ujungnya juga bisa digunakan oleh dokter. Alat tersebut dimasukkan ke vagina untuk membantu melebarkan leher rahim.
Obat-obatan oksitosin diberikan guna menginduksi persalinan. Obat jenis ini dipakai untuk membantu memicu kontraksi.
Tidak seperti obat prostaglandin, oksitosin diberikan melalui infus. Kontraksi yang terjadi biasanya cukup kuat sehingga Bunda bisa meminta obat antinyeri untuk persalinan.
Alat seperti jarum kecil akan dipakai untuk memecahkan kantung ketuban. Metode ini tidak menyakitkan. Namun bisa terasa seperti ada cairan yang merembes dari vagina.
Perlu tidaknya induksi, akan bergantung pada banyak hal. Dokter akan merekomendasikan induksi dengan alasan ini.
Bunda mungkin sering mendengar gurauan yang mengatakan kalau usia kehamilan sudah lewat itu karena bayi masih betah di dalam kandungan. Tetapi faktanya, Bunda harus waspada bila tak ada tanda-tanda kontraksi meski usia kehamilan sudah 41 minggu atau lebih.
Mengapa perlu waspada? Ini karena setelah usia kehamilan 41 minggu, plasenta mulai tidak bisa bekerja dengan baik seperti di awal-awal kehamilan. Selain itu, jumlah air ketuban mulai berkurang, risiko bayi besar (makrosomia) akan meningkat, janin bisa menelan kotoran, atau bayi lahir meninggal.
Plasenta adalah penghubung suplai makanan dan oksigen dari ibu ke janin. Bila plasenta terpisah secara tiba-tiba, maka suplai tersebut bisa berhenti. Bayi bisa kekurangan oksigen maupun makanan.
Bunda dengan diabetes, hipertensi (tekanan darah tinggi), preeklamsia, atau gangguan kesehatan lain seperti jantung, paru-paru, maupun ginjal, biasanya akan disarankan untuk induksi.
Alasannya tak lain karena gangguan kesehatan tersebut bisa menimbulkan masalah lain yang mempengaruhi plasenta atau air ketuban, dan menambah risiko bila kehamilan dilanjutkan.
Bila ketuban sudah pecah namun kontraksi tak kunjung tiba dengan sendirinya dalam waktu 24 jam, dokter akan melakukan induksi. Agar persalinan bisa segera terjadi dan meminimalkan risiko infeksi pada janin dan ibu.
Induksi persalinan bisa direkomendasikan dokter bila hasil pemeriksaan menunjukkan kalau janin tidak berkembang dengan baik. Kehamilan dengan oligohidramnion, yang memiliki sedikit air ketuban, berkemungkinan untuk dilakukan induksi.
Oligohidramnion yang terjadi di trimester akhir ini bisa menyebabkan janin lambat untuk berkembang, mengalami masalah persalinan, atau memiliki kemungkinan besar menjalani persalinan secara caesar.
Meskipun induksi direkomendasikan, ada kemungkinan risiko yang bisa terjadi. Meski ada risiko, dokter biasanya akan menginformasikan hal ini dan tentu saja berupaya untuk meminimalkan risikonya.
Obat-obatan yang mematangkan serviks atau obat oksitosin, bisa membuat kontraksi persalinan terjadi sangat berdekatan. Kondisi ini bisa membuat denyut jantung bayi menjadi lemah.
Untuk itu, dokter akan memonitor denyut jantung bayi saat melakukan induksi persalinan.
Ketuban menjadi perlindungan janin dan rahim dari infeksi. Bila persalinan membutuhkan waktu lama setelah ketuban dipecahkan, risiko infeksi bisa muncul.
Sekitar 75 persen ibu hamil yang mendapatkan induksi akan menjalani persalinan pervaginam. Sisanya, membutuhkan operasi caesar.
Induksi persalinan meningkatkan risiko otot rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. Kemungkinan perdarahan pascapersalinan bisa saja terjadi.
Kantung ketuban yang pecah bisa membuat tali pusat merosot ke vagina sebelum bayi lahir. Kondisi ini cenderung terjadi pada bayi dengan posisi sungsang.
Tali pusat yang merosot ini bisa saja terhimpit selama persalinan berlangsung. Jika ini yang terjadi, bayi bisa tidak cukup mendapat oksigen.
Rekomendasi induksi akan diberikan oleh dokter dengan sejumlah pertimbangan. Diskusikan dengan dokter tentang metode induksi ini termasuk segala kemungkinan yang terjadi, agar persalinan dapat terjadi dengan lancar.
sumber :
Inducing Labor
https://www.marchofdimes.org/pregnancy/inducing-labor.aspx
Medical Reasons for Inducing Labor
https://www.marchofdimes.org/pregnancy/medical-reasons-for-inducing-labor.aspx
Inducing Labor: When to Wait, When to Induce
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/inducing-labor/art-20047557
inducing labor: What Happens When You’re Induced
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…