Categories: PersalinanPersiapan

Kondisi Ini Bisa Menentukan Apakah Bunda Perlu Induksi atau Tidak

Kontraksi terjadi beberapa saat sebelum proses persalinan tiba. Kontraksi membuat serviks melebar dengan sangat efisien guna memberi jalan lahir bagi bayi. 

Hanya saja, serviks bisa tidak melebar dalam waktu lama. Tidak ada kontraksi meskipun usia kehamilan sudah lewat. Jika kondisi ini terjadi, ada kemungkinan dokter akan memberi pilihan induksi untuk melahirkan. 

Sebenarnya bukan hanya usia kehamilan yang sudah lewat saja yang direkomendasikan untuk dilakukan induksi. Beberapa keadaan juga dapat direkomendasikan induksi persalinan

Apa itu induksi persalinan? 

Induksi persalinan, seperti dikutip Mayoclinic.com, adalah rangsangan yang diberikan kepada ibu hamil agar rahim dapat berkontraksi dan persalinan pervaginam dapat terjadi dengan sendirinya. 

Dokter akan memberikan stimulasi atau rangsangan tersebut dalam bentuk obat-obatan. Bisa juga dengan menggunakan metode lain seperti memecahkan ketuban agar kontraksi dapat terjadi dan persalinan dimulai. 

Kontraksi, menurut Marchofdimes.org, terjadi ketika otot dari rahim mengencang kemudian mengendur sebagai persiapan untuk mendorong bayi keluar dari rahim. 

Metode Induksi 

Dengan indikasi tertentu, dokter bisa melakukan satu atau lebih metode induksi. Metode induksi yang dilakukan di antaranya: 

1. Memisahkan kantung ketuban 

Dokter akan memisahkan kantung ketuban dari rahim. Setelah tindakan dilakukan, Bunda akan merasakan kram atau timbul bercak. 

2. Mematangkan serviks 

Obat prostaglandin diberikan untuk membantu melunakkan dan menipiskan serviks sehingga dapat terbuka selama persalinan berlangsung. Obat ini bisa diminum atau dimasukkan melalui vagina. 

Selain prostaglandin, dokter dapat menggunakan obat yang disebut laminaria yang dimasukkan melalui vagina. Alat seperti tabung tipis dengan balon di bagian ujungnya juga bisa digunakan oleh dokter. Alat tersebut dimasukkan ke vagina untuk membantu melebarkan leher rahim. 

3. Obat kontraksi 

Obat-obatan oksitosin diberikan guna menginduksi persalinan. Obat jenis ini dipakai untuk membantu memicu kontraksi. 

Tidak seperti obat prostaglandin, oksitosin diberikan melalui infus. Kontraksi yang terjadi biasanya cukup kuat sehingga Bunda bisa meminta obat antinyeri untuk persalinan. 

4. Memecahkan ketuban 

Alat seperti jarum kecil akan dipakai untuk memecahkan kantung ketuban. Metode ini tidak menyakitkan. Namun bisa terasa seperti ada cairan yang merembes dari vagina. 

Kapan perlu diinduksi? 

Perlu tidaknya induksi, akan bergantung pada banyak hal. Dokter akan merekomendasikan induksi dengan alasan ini. 

Usia kehamilan lebih dari 41 minggu

Bunda mungkin sering mendengar gurauan yang mengatakan kalau usia kehamilan sudah lewat itu karena bayi masih betah di dalam kandungan. Tetapi faktanya, Bunda harus waspada bila tak ada tanda-tanda kontraksi meski usia kehamilan sudah 41 minggu atau lebih. 

Mengapa perlu waspada? Ini karena setelah usia kehamilan 41 minggu, plasenta mulai tidak bisa bekerja dengan baik seperti di awal-awal kehamilan. Selain itu, jumlah air ketuban mulai berkurang, risiko bayi besar (makrosomia) akan meningkat, janin bisa menelan kotoran, atau bayi lahir meninggal. 

Plasenta terpisah secara mendadak

Plasenta adalah penghubung suplai makanan dan oksigen dari ibu ke janin. Bila plasenta terpisah secara tiba-tiba, maka suplai tersebut bisa berhenti. Bayi bisa kekurangan oksigen maupun makanan. 

Mengidap diabetes melitus, hipertensi, dan preeklamsia

Bunda dengan diabetes, hipertensi (tekanan darah tinggi), preeklamsia, atau gangguan kesehatan lain seperti jantung, paru-paru, maupun ginjal, biasanya akan disarankan untuk induksi. 

Alasannya tak lain karena gangguan kesehatan tersebut bisa menimbulkan masalah lain yang mempengaruhi plasenta atau air ketuban, dan menambah risiko bila kehamilan dilanjutkan. 

Ketuban pecah sebelum persalinan 

Bila ketuban sudah pecah namun kontraksi tak kunjung tiba dengan sendirinya dalam waktu 24 jam, dokter akan melakukan induksi. Agar persalinan bisa segera terjadi dan meminimalkan risiko infeksi pada janin dan ibu. 

Janin tidak berkembang 

Induksi persalinan bisa direkomendasikan dokter bila hasil pemeriksaan menunjukkan kalau janin tidak berkembang dengan baik. Kehamilan dengan oligohidramnion, yang memiliki sedikit air ketuban, berkemungkinan untuk dilakukan induksi. 

Oligohidramnion yang terjadi di trimester akhir ini bisa menyebabkan janin lambat untuk berkembang, mengalami masalah persalinan, atau memiliki kemungkinan besar menjalani persalinan secara caesar.

Ada risikonya

Meskipun induksi direkomendasikan, ada kemungkinan risiko yang bisa terjadi. Meski ada risiko, dokter biasanya akan menginformasikan hal ini dan tentu saja berupaya untuk meminimalkan risikonya. 

Waktu kontraksi berdekatan

Obat-obatan yang mematangkan serviks atau obat oksitosin, bisa membuat kontraksi persalinan terjadi sangat berdekatan. Kondisi ini bisa membuat denyut jantung bayi menjadi lemah. 

Untuk itu, dokter akan memonitor denyut jantung bayi saat melakukan induksi persalinan. 

Risiko infeksi 

Ketuban menjadi perlindungan janin dan rahim dari infeksi. Bila persalinan membutuhkan waktu lama setelah ketuban dipecahkan, risiko infeksi bisa muncul. 

Perlu operasi caesar 

Sekitar 75 persen ibu hamil yang mendapatkan induksi akan menjalani persalinan pervaginam. Sisanya, membutuhkan operasi caesar. 

Perdarahan 

Induksi persalinan meningkatkan risiko otot rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan. Kemungkinan perdarahan pascapersalinan bisa saja terjadi. 

Masalah dengan tali pusat

Kantung ketuban yang pecah bisa membuat tali pusat merosot ke vagina sebelum bayi lahir. Kondisi ini cenderung terjadi pada bayi dengan posisi sungsang. 

Tali pusat yang merosot ini bisa saja terhimpit selama persalinan berlangsung. Jika ini yang terjadi, bayi bisa tidak cukup mendapat oksigen. 

Rekomendasi induksi akan diberikan oleh dokter dengan sejumlah pertimbangan. Diskusikan dengan dokter tentang metode induksi ini termasuk segala kemungkinan yang terjadi, agar persalinan dapat terjadi dengan lancar. 

sumber : 

Inducing Labor

https://www.marchofdimes.org/pregnancy/inducing-labor.aspx

Medical Reasons for Inducing Labor

https://www.marchofdimes.org/pregnancy/medical-reasons-for-inducing-labor.aspx

Inducing Labor: When to Wait, When to Induce

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/inducing-labor/art-20047557

 inducing labor: What Happens When You’re Induced

https://www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-induction/

Dinda Derdameisya

Dokter Dinda Derdameisya adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang kini berpraktik di tiga rumah sakit di Jakarta. Ketiga rumah sakit itu adalah RS Kanker Dharmais, Brawijaya Women and Children’s Hospital, dan RSIA Asih. Tak hanya berpraktik di rumah sakit, saat ini Dokter Dinda juga menjalani kesibukan di H Clinic untuk memberi pelayanan aesthetic gynecologic yang berfungsi untuk menjaga dan merawat area intim. Perempuan yang telah berpengalaman selama 12 tahun di ranah kedokteran ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 2007 dan memperoleh gelar spesialisnya pada tahun 2014.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

3 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago