Di film atau drama, ada kalanya Anda melihat aktris yang tengah hamil besar tiba-tiba merasakan ada cairan yang mengalir. Oo, air ketuban pecah!
Wajahnya pun terlihat panik karena kontraksi mulai terasa. Kemudian dengan bergegas, ia akan segera pergi ke rumah sakit. Tak berapa lama ketika tiba di rumah sakit, bayi pun lahir.
Ya, kejadian pecah ketuban seperti itu bisa saja terjadi di kehidupan nyata. Hanya saja, kemungkinannya relatif kecil.
“Hanya sekitar 10-15 persen dari ibu hamil yang mengalami pecah ketuban sebelum melahirkan. Dan hanya sedikit saja yang air ketubannya keluar dengan banyak,” jelas Ward Murdock, dokter kebidanan dan kandungan dari Fredericton, Kanada, seperti dikutip Todaysparent.com. Kebanyakan ibu hamil justru mulai merasakan kontraksi sebelum ketubannya pecah.
Agar tidak panik dan bingung, mari simak segala hal tentang air ketuban ini, yuk!
Ketika hamil, janin akan dikelilingi oleh kantung membran yang berisi cairan. Inilah yang disebut sebagai kantung ketuban.
Menjelang atau saat persalinan, kantung ketuban ini akan sobek. Kondisi ini dikenal sebagai pecah air ketuban.
Pecah ketuban yang terjadi sebelum persalinan dimulai, disebutkan Mayoclinic.com, sebagai sobeknya ketuban pra persalinan (PROM). Air ketuban yang keluar ini biasanya tidak akan sampai mengalir deras yang bisa menimbulkan genangan di bawah tubuh. Malah sebaliknya, air ketuban yang keluar cenderung sedikit.
Air ketuban ini pun bisa dibedakan dengan urine atau cairan vagina. Cairan ketuban relatif berbau manis dan tidak berwarna. Sementara urine memiliki bau yang khas dan cairan vagina seperti lendir berwarna bening atau keputihan.
Terkait cairan vagina, beberapa minggu menjelang persalinan, kebanyakan ibu hamil akan mengeluarkan lendir akibat melunaknya serviks. Lendir ini akan sedikit meningkat jumlahnya sehingga ada kalanya Anda perlu menggunakan pembalut yang tipis atau tebal.
Pada banyak perempuan yang mengalami pecah ketuban sebelum persalinan, baru mulai merasakan kontraksi pertama dalam waktu 12 jam. Sementara yang lainnya baru merasakan dalam waktu 24 jam.
Dokter biasanya akan memberikan sejumlah panduan yang harus dilakukan oleh ibu hamil yang mengalami pecah ketuban untuk 12 jam ke depan. Sangat dianjurkan untuk tidak banyak berjalan dan persalinan harus dilakukan dalam waktu dekat.
Pada kondisi ini, tidak disarankan untuk mandi berendam. Lebih baik mandi menggunakan pancuran atau shower. Usai berkemih, pastikan untuk mengelap dari bagian depan ke belakang.
Bila dalam kurun waktu 24 jam tidak ada tanda-tanda untuk melahirkan, dokter akan melakukan induksi persalinan. Selama tidak ada tanda-tanda infeksi dan kemajuan pembukaan baik maka persalinan tetap direncanakan secara normal. Namun jika sampai pada kondisi infeksi yang membahayakan ibu dan bayi makan tindakan operasi merupakan pilihan. Observasi sangat ketat dilakukan bagi semua ibu hamil yang mengalami ketuban pecah.
Kebanyakan ibu hamil tidak mengalami pecah ketuban sebelum persalinan. Ada kalanya dokter perlu melakukan amniotomi.
Amniotomi adalah teknik pembuatan bukaan kecil pada kantung ketuban agar pecah dengan menggunakan kait plastik yang tipis. Tindakan ini dilakukan saat persalinan aktif ketika serviks sudah terlihat melebar dan menipis sementara kepala bayi sudah masuk ke dalam rongga panggul.
Amniotomi dilakukan agar kontraksi persalinan bisa dimulai atau bahkan membuat kontraksi menjadi lebih kuat.
Bunda perlu waspada bila ketuban pecah saat usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Apalagi bila memiliki riwayat seperti itu (preterm PROM) di kehamilan sebelumnya.
Selain itu, berikut sejumlah faktor risiko preterm PROM.
Bila Bunda mengalami preterm PROM atau merasa ada yang tidak biasa dari pecahnya ketuban, seperti cairan ketuban yang terlihat berwarna hijau atau cokelat bisa berarti bahwa janin mengeluarkan feses di dalam rahim. Jika ini yang terjadi, segera hubungi dokter atau langsung ke rumah sakit untuk segera mendapat penanganan.
Buat Bunda yang sedang menghitung hari hingga tiba waktu persalinan, jangan panik dahulu bila mengalami pecah ketuban. Tenangkan diri untuk kemudian menghubungi dokter dan rumah sakit. Semoga persalinannya lancar ya, Bun!
Sumber:
Water Breaking: Understand This Sign of Labor
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142
What to Do if Your Water Breaks During Pregnancy
https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/water-breaking-during-pregnancy.aspx
Did your Water Breaks? 9 Things You Need to Know
https://www.healthline.com/health/baby/water-break#10
What to Expect When Your Water Breaks
https://www.todaysparent.com/pregnancy/when-your-water-breaks-pregnancy/
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…