Virus corona yang mewabah sejak Januari kemarin memang mengkhawatirkan. Angka pengidapnya terus bertambah dari hari ke hari. Per 10 Februari, ada 40.554 kasus virus corona yang sudah terkonfirmasi di berbagai belahan dunia. Dari kasus tersebut, 910 pengidap meninggal dunia, dengan satu pasien yang meninggal di luar wilayah China.
Meski hingga saat ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia belum menyatakan adanya kasus positif virus corona di Indonesia, keberadaan waban ini tetap patut diwaspadai. Apalagi kini sudah terkonfirmasi bahwa virus ini dapat menular dari manusia-ke manusia.
Virus corona adalah salah satu dari tujuh tipe virus corona yang diketahui dapat menginfeksi manusia. Tidak semua tipe virus corona ini mematikan, beberapa hanya menyebabkan flu ringan. Dua tipe virus corona yang juga dapat menyebabkan penyakit serius adalah MERS-CoV dan SARS-CoV. Nama corona yang berarti matahari diambil dari bentuk virus yang berbentuk seperti pijaran matahari.
Wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, diketahui disebabkan oleh jenis virus corona baru. Virus 2019-NCoV itu diketahui sangat menular dan menyebabkan penyakit serius. World Health Organization (WHO) pun resmi mendeklarasikan wabah virus ini sebagai emergensi kesehatan dunia.
Tergolong baru, saat ini belum banyak informasi ataupun studi mengenai bagaimana virus ini berdampak pada kesehatan seseorang. Begitupun apakah tipe virus corona yang mewabah saat ini, dapat berdampak pada janin yang dikandung ibu hamil.
Akan tetapi, dengan kemiripan yang dimiliki antara virus corona Wuhan dengan MERS dan SARS, ada baiknya ibu hamil tetap mewaspadainya. SARS-CoV menyebabkan sindrom pernapasan atas yang akut, sementara MERS-CoV juga diketahui dapat menimbulkan komplikasi kehamilan yang cukup parah.
The Lancet menyebutkan bahwa dari 12 ibu hamil terinfeksi SARS yang ditinjau, ada 7 ibu yang hamil di trimester pertama, dan empat (57%) dari ibu hamil itu mengalami keguguran. Sementara dari 5 ibu yang hamil di trimester kedua, dua diantaranya mengalami pertumbuhan janin yang terhambat. Dan empat dari lima ibu mengalami kelahiran prematur (satu spontan dan 3 diinduksi karena kondisi ibu).
Artikel yang sama juga menjelaskan dampak virus MERS pada ibu hamil dan janin. Dari 11 ibu hamil pengidap MERS yang ditinjau, sepuluh atau 91% menunjukkan gejala yang buruk, enam (55%) bayi baru lahir perlu segera dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dan tiga di antaranya meninggal. Dua bayi dilahirkan secara prematur karena kondisi pernapasan ibu yang parah.
Meski bisa berdampak serius, hingga kini tidak diketahui adanya virus pernapasan yang dapat menular dari ibu hamil ke janin yang dikandung. “Tidak ada virus pernapasan yang dapat transfer ke janin,” ujar dr Rajeev Fernando, pakar penyakit infeksi di Southampton, New York, seperti dikutip dari situs What to Expect.
Dengan pertimbangan bahwa virus Corona Wuhan memiliki potensi patogenik yang sama dengan SARS dan MERS dan kurangnya data tentang dampak infeksi 2019 nCoV selama kehamilan, ada baiknya ibu hamil melakukan tindakan pencegahan dari infeksi. Pasalnya jika sudah terserang, akan sulit disembuhkan, apalagi ibu hamil tidak dapat sembarangan mengonsumsi obat.
Untuk mencegah virus corona, sebaiknya ibu hamil menjaga kebersihan diri. Beberapa hal ini dapat diterapkan:
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…