Categories: KehamilanPsikologi

Kapan Jenis Kelamin Bayi dapat Diketahui?

Salah satu pertanyaan yang muncul dalam benak Bunda kala kehamilan semakin besar adalah, “Apakah saya mengandung anak laki-laki atau perempuan?”

Beberapa orangtua sengaja bekerja sama dengan dokter untuk tidak mengungkapkan informasi tersebut saat pemeriksaan kehamilan. Akan tetapi, kebanyakan orang tua tidak sabar untuk tahu informasi tersebut. “Kan, kami harus menyiapkan baju dan keperluan lainnya.” Begitu barangkali alasannya. 

Lalu, kapan sebenarnya kelamin bayi terbentuk?

Jenis kelamin janin ditentukan pada masa konsepsi oleh kromosom seks yang dimilikinya. Embrio dengan kromosom XY akan menjadi lelaki, dan embrio dengan kromosom XX akan menjadi perempuan. Ada 70 gen berbeda yang bersemayam pada kromosom kelamin janin yang menentukan jenis kelaminnya. Selama kehamilan, paparan dengan hormon yang ditentukan oleh kromosom seks dan gen bayi akan memengaruhi anatomi, fisik, dan bahkan perilakunya. 

Sampai kehamilan berusia sekitar 7 – 8 minggu, kedua jenis kelamin memiliki apa yang disebut dengan “genital ridge”, genitalia yang mirip dan akan berubah sesuai dengan ciri-ciri organ lelaki atau perempuan. Itu artinya, organ kelamin kita bermula dari fondasi yang sama: testis pada lelaki setara dengan labia dan rahim pada perempuan, dan penis sama dengan klitoris. 

Semua bayi akan bertumbuh dengan organ seks perempuan jika tidak ada hormon testosteron. Di minggu ke-7, kromosom Y memberi sinyal kepada otak untuk merangsang produksi testosteron, dan kelamin pria mulai terbentuk. Puncak konsentrasi testosteron pada janin lelaki akan berbanding lurus dengan lelaki dewasa saat usianya mencapai 16 minggu. Di antara 16 sampai 20 minggu, kadar testosteron akan turun sampai usianya 24 minggu. 

Antara minggu ke-7 dan 12 kehamilan, organ kelamin janin pun mulai terbentuk. Di usia sekitar 9 minggu, kelamin janin lelaki akan mulai mengidentifikasikan dirinya sebagai lelaki. Sementara pada perempuan, pembentukan organ seks eksternal tidak banyak berubah. Rahim terbentuk di minggu ke-11 sampai 12 kehamilan. Uniknya, pada usia kehamilan 20 minggu, janin perempuan akan memiliki sekitar 7 juta telur primitif yang akan berkurang menjadi 2 juta ketika dia lahir. 

Kapan jenis kelamin janin terlihat? 

Di sekitar usia kehamilan 18 sampai 22 minggu, pemeriksaan ultrasound (USG) bisa memperlihatkan prediksi jenis kelamin janin yang Bunda kandung, lelaki atau perempuan. Hal ini biasanya terlihat dari apakah janin tersebut memiliki penis atau tidak. Meski demikian, bukan tidak mungkin penis si kecil belum terlihat jelas atau tertutup bagian tubuh lainnya. Jika demikian, pemeriksaan USG akan sulit mengetahui jenis kelamin janin. 

Di usia sekitar 10 minggu kehamilan, pemeriksaan non invasive prenatal testing (NIPT)—suatu pemeriksaan yang menganalisa sel DNA janin–bisa mengungkapkan jenis kelamin janin secara lebih akurat. Dikatakan non-invasif karena tes ini dilakukan tanpa tindakan bedah, melainkan hanya menguji sampel darah Bunda. 

Selain dapat mengetahui jenis kelamin janin, NIPT juga dapat mengetahui informasi penting tentang kesehatan janin. Pemeriksaan ini dapat memprediksi adanya kromosom yang hilang dan sering dikaitkan dengan cacat mental atau fisik dengan tingkat keparahan yang beragam. Beberapa kondisi yang bisa diprediksi lewat pemeriksaan ini adalah Down syndrome, Edward syndrome, dan Patau syndrome

Meskipun kromosom janin yang akan menentukan jenis kelamin mereka, pengobatan yang mengandung hormon juga dapat memengaruhi pembentukan jenis kelamin janin. Salah satu pengobatan dengan hormon adalah spironolactone yang bisa diberikan untuk mengobati tekanan darah tinggi yang menekan produksi testosterone. 

Jadi pastikan Bunda mengkomunikasikan semua obat-obatan yang dikonsumsi kepada dokter kandungan. Idealnya hal ini dikomunikasikan sebelum Bunda hamil. Akan tetapi, jangan takut terlambat. Tetap komunikasikan secepatnya ya, Bunda. Ayah Bunda juga harus sabar menantikan jenis kelamin janin, karena biar bagaimana pun jenis kelamin yang pasti adalah setelah bayinya lahir.

dr. Ferry Darmawan, SpOG

Dokter Ferry Darmawan, SpOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Ia menempuh pendidikan kedokteran dan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Dokter Ferry melakukan pelayanan di Jakarta, yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Satya Negara, dan Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (RS Awal Bros Tangerang). Dokter Ferry juga aktif sebagai staf pengajar dan pelatih bedah mininal invasif ginekologi di RSPAD Gatot Soebroto. Berbagai pelatihan dan seminar internasional pernah diikutinya antara lain International Society for Gynecologic Endoscopy Intensive Week di Jakarta pada 2019, Transvaginal NOTES Endoscopic Training Course di Thailand pada 2017, serta Pelatihan Bedah Minimal Invasif di Jerman pada 2016. Dokter Ferry juga pernah menjadi pembicara dalam ESGE Annual Congress di Turki pada tahun 2017 dan beberapa pertemuan ilmiah lain di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, saat ini Dokter Ferry juga aktif dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Kerja Endoskopi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago