Categories: KehamilanKesehatan

Ini Alasan Mengapa Bunda Perlu Pemeriksaan CTG Jelang Persalinan

Saat memeriksakan kehamilan, Bunda mungkin lebih familiar dengan pemeriksaan USG ketimbang CTG. Namun, tahukah, Bun? Pemeriksaan CTG tak kalah penting dengan USG, loh. Melalui pemeriksaan CTG atau cardiotocography, Bunda dapat mengetahui kondisi kesejahteraan janin, seperti detak jantung dan dinamika gerakannya.

Nah, ini alasan mengapa pemeriksaan CTG diperlukan oleh ibu hamil.

Hal yang Dapat Ditunjukkan oleh Pemeriksaan CTG

Saat pemeriksaan cardiotocography, salah satu hal yang bisa Bunda ketahui adalah detak jantung janin. Jangan kaget ya jika detak jantung janin menyentuh angka 160 per menit. Pasalnya, detak jantung janin memang bervariasi dari rentang 110-160 per menit, lebih tinggi dari detak jantung kita yang hanya 60-100 detak per menit.

Detak jantung janin yang tidak bervariasi atau terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa mengindikasikan masalah. Perubahan pola detak jantung juga bisa menjadi pertanda adanya masalah pada janin.

Pentingnya Pemeriksaan CTG Jelang Persalinan

Ada tiga hal yang diukur melalui pemeriksaan cardiotocography, yakni detak jantung janin, gerakan janin, serta kontraksi rahim. Saat Bunda hendak melahirkan, rahim akan terus berkontraksi agar bisa mengantarkan janin ke jalan lahir. Nah, kontraksi yang terlalu kuat mungkin saja dapat mengganggu suplai darah dan oksigen ke janin. Karena itulah, pemeriksaan cardiotocography yang mampu mendeteksi detak jantung serta gerak janin sangat esensial selama periode menjelang persalinan ini.

Saat pemeriksaan cardiotocography, harapannya detak jantung serta gerakan janin tidak melemah setelah kehadiran kontraksi. Detak jantung janin yang melemah seiring hadirnya kontraksi adalah pertanda masalah pada plasenta sehingga suplai oksigen janin terganggu. Dengan kata lain janin mengalami stres. 

Bila ini terjadi, tentu akan berbahaya bagi janin. Pemeriksaan cardiotocography jelang persalinan dapat menangkap kondisi ini hingga dokter pun lebih sigap; tepat dan cepat dalam mengambil tindakan. Bahaya bagi janin pun dapat dihindari.

Apakah Pemeriksaan CTG Jelang Persalinan Diperlukan oleh Seluruh Bumil?

Pada kehamilan normal atau persalinan dengan risiko rendah, pemeriksaan cardiotocography biasanya tidak dilakukan. Bidan atau dokter kandungan hanya akan mendengarkan detak jantung janin dari waktu ke waktu untuk memastikan segalanya normal. Namun, pada beberapa kondisi, pemeriksaan cardiotocography secara berkelanjutan penting untuk dilakukan. Kondisi-kondisi tersebut adalah:

  • Persalinan prematur atau berat bayi lebih rendah dari yang seharusnya 
  • Tekanan darah Bunda tinggi
  • Bunda sedang mengalami demam
  • Bunda mengalami infeksi
  • Kehamilan kembar
  • Cairan ketuban mengandung mekonium
  • Ketuban telah pecah lebih dari 24 jam
  • Posisi bayi sungsang
  • Bunda diberikan epidural

Jika Bunda mengalami kondisi-kondisi di atas atau mungkin berencana menggunakan epidural, tak ada salahnya meminta dokter melakukan pemeriksaan cardiotocography

Oh ya, jika bersalin di bidan atau puskesmas, Bunda juga bisa loh mendapatkan pemeriksaan CTG. Soalnya, kini sudah ada alat CTG mini, yakni TeleCTG, yang tersedia di BPM, klinik, atau puskesmas. Meski dilakukan oleh bidan, hasil pemeriksaan TeleCTG akan tetap diinterpretasi oleh dokter karena grafik pemeriksaan TeleCTG dikirimkan secara online ke Pusat Konsultasi. Jadi, hasilnya tetap akurat dan bisa dipertanggungjawabkan secara medis.

dr. Ferry Darmawan, SpOG

Dokter Ferry Darmawan, SpOG adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Ia menempuh pendidikan kedokteran dan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Dokter Ferry melakukan pelayanan di Jakarta, yakni RSPAD Gatot Soebroto, RS Satya Negara, dan Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (RS Awal Bros Tangerang). Dokter Ferry juga aktif sebagai staf pengajar dan pelatih bedah mininal invasif ginekologi di RSPAD Gatot Soebroto. Berbagai pelatihan dan seminar internasional pernah diikutinya antara lain International Society for Gynecologic Endoscopy Intensive Week di Jakarta pada 2019, Transvaginal NOTES Endoscopic Training Course di Thailand pada 2017, serta Pelatihan Bedah Minimal Invasif di Jerman pada 2016. Dokter Ferry juga pernah menjadi pembicara dalam ESGE Annual Congress di Turki pada tahun 2017 dan beberapa pertemuan ilmiah lain di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, saat ini Dokter Ferry juga aktif dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan menjabat sebagai Sekretaris Kelompok Kerja Endoskopi.

Recent Posts

Memahami Perubahan pada Tubuh setelah Keguguran

Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…

3 years ago

Simak! Ini Dampak Pandemi bagi Ibu Hamil dan Bayi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…

3 years ago

Panduan untuk Ayah, saat Si Kecil Dirawat di NICU

Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…

4 years ago

Mengenal Ruang NICU, Fungsi dan Perkiraan Tarif

Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…

4 years ago

Pertanyaan seputar Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…

4 years ago

Depresi Pasca Persalinan, Lebih Rentan saat Pandemi Covid-19?

Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…

4 years ago