Virus corona berhasil meluluhlantakkan kehidupan manusia. Keganasan virus strain baru, SARS Cov-2 dari jenis corona ini membuat roda kehidupan seakan berhenti sejenak. Pasalnya, selain obat dan vaksin untuk virus ini belum berhasil ditemukan, masih banyak hal yang belum diketahui dari virus ini. Ketidaktahuan inilah yang akhirnya memungkinkan beredarnya informasi yang salah tentang penyakit Covid-19 dan virus corona itu sendiri.
Agar tidak sesat, berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang Covid-19 dan virus corona.
Fakta:
Hingga saat ini belum ada obat yang dilisensikan untuk mengatasi Covid-19. Meski demikian, beberapa percobaan obat sedang dilakukan oleh beberapa produsen farmasi. Sempat beredar kabar bahwa hydroxychloroquine ampuh mengatasi Covid-19. Namun sesungguhnya hingga saat ini belum ada riset yang membuktikan hal ini. Bahkan penyalahgunaan obat hydroxychloroquine dapat menimbulkan efek samping dan penyakit yang lebih serius, bahkan menyebabkan kematian.
Salah satu obat lain yang sempat diuji, yaitu remdesivir, kini telah disetujui oleh FDA untuk digunakan sebagai salah satu obat untuk mengatasi Covid-19. Meski telah disetujui, remdesivir yang tadinya digunakan sebagai obat untuk Ebola ini pun tidak nyata-nyata berhasil mengatasi Covid-19. Hasil riset yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa remdesivir sanggup mengurangi masa perawatan pasien Covid-19 hingga 30 persen.
Fakta:
Cabai memang bisa melezatkan makanan yang kita santap, tapi tidak bisa mencegah apalagi mengobati Covid-19. Cara terbaik untuk melindungi diri kita dari Covid-19 adalah dengan menjaga jarak aman dari orang lain, mencuci tangan dengan sabun secara berkala, dan mengenakan masker. Selain itu, kita juga dapat menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat, yaitu asupan makanan bergizi seimbang, konsumsi cairan yang cukup, olahraga teratur dan tidur cukup.
Fakta:
Menyemprot tubuh dengan cairan desinfektan tidak dapat melindungi diri dari paparan Covid-19 dan bahkan bisa meracuni tubuh. Cairan desinfektan terbuat dari bahan-bahan kimia yang kuat dan beracun jika sampai terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia ini juga bisa mengiritasi kulit dan merusak mata. Cairan desinfektan perlu digunakan secara hati-hati dan hanya dipakai untuk membersihkan permukaan benda saja. Karena berbahaya, simpan bahan desinfektan di tempat yang sulit dijangkau oleh anak kecil ya, Bun.
Fakta:
Hingga hari ini, tidak ada bukti ataupun informasi yang menyimpulkan bahwa virus corona dapat berpindah dari lalat. Virus yang menyebabkan Covid-19 ini utamanya bertransmisi melalui droplet yang keluar dari pengidap saat bersin, batuk atau berbicara, yang kemudian terbang di udara atau menempel di permukaan.
Kita dapat terinfeksi virus jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh mata, mulut, dan hidung, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Untuk melindungi diri Bunda dari paparan virus ini, jaga jarak setidaknya 1-2 meter dari orang lain dan secara teratur membersihkan permukaan benda yang sering dipegang. Selain itu bersihkan tangan dengan sabun dan hindari menyentuh area mata, hidung dan mulut.
Fakta:
Radiasi sinar UV memang dikatakan dapat membunuh bakteri dan virus. Hanya saja, sebaiknya metode penyinaran sinar UV ini hanya digunakan untuk mendesinfeksi benda-benda atau ruangan. Radiasi sinar UV dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak mata. Lebih baik, bersihkan tangan dan kulit menggunakan sabun. Untuk tangan, Bunda juga bisa menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
Fakta:
Vaksin yang mencegah pneumonia, seperti vaksin Hib dan influenza tidak memberikan perlindungan dari infeksi virus corona. Virus ini merupakan strain baru yang juga memerlukan vaksin tersendiri. Para peneliti kini tengah mengembangkan vaksin khusus untuk virus corona ini. Meski tidak memberikan perlindungan terhadap virus corona, vaksin tersebut tetap direkomendasikan untuk melindungi kesehatan tubuh.
Fakta:
Tidak ada bukti bahwa kumur-kumur dengan air garam secara rutin bisa mencegah infeksi virus corona. Meski ada beberapa bukti terbatas yang menunjukkan bahwa membilaskan air garam melalui hidung bisa membantu proses pemulihan dari penyakit flu biasa. Meski demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa cara ini bisa mencegah infeksi saluran napas.
Bunda mungkin ingat beberapa waktu lalu Chrissy Teigen, istri dari penulis lagu dan penyanyi John…
Pandemi Covid-19 berdampak pada kita semua. Namun, tahukah, Bunda, bahwa pandemi ini memiliki konsekuensi tersendiri…
Neonatal intensive care unit atau biasa disingkat NICU adalah ruang perawatan intensif bagi bayi yang…
Tidak ada seorang ibu atau ayah yang ingin melahirkan bayi prematur. Akan tetapi, beberapa orangtua…
Vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Di tengah program…
Masa nifas atau postpartum kerap menjadi masa yang sulit bagi ibu baru. Adaptasi, rasa sakit…